Skripsi vs Calon Mertua

 

Gambar ilustrasi mahasiswa sedang panik karena file skripsinya hilang 

Cerpen

letakketikmustopa.com, Husein merasa hidupnya di ambang kehancuran. Skripsi yang hampir selesai tiba-tiba lenyap begitu saja dari laptopnya. Ia sudah mencoba segala cara: recovery file, mencari di recycle bin, bahkan membaca doa-doa pengusir jin takut-takut ada makhluk halus yang ikut campur. Tapi hasilnya nihil.

Seakan tak cukup, ponselnya bergetar dengan pesan dari dosennya, Pak Dr. Ahmad Zamaksari:

"Husein, revisi bab 4 sudah selesai?"

Husein menatap layar dengan pasrah. Kalau dia bilang belum, pasti akan dimarahi. Kalau dia bilang sudah, nanti ketahuan bohong.

Sambil menimbang jawaban, tiba-tiba listrik kosnya padam!

"Astaghfirullah… ujian apa lagi ini?" keluhnya sambil meraba-raba dalam gelap.

Tak mau buang waktu, Husein lari ke warnet kampus. Begitu komputer menyala, ia langsung membuka dokumen baru dan mulai mengetik ulang skripsinya dari ingatan. Jari-jarinya bergerak cepat di keyboard, berkeringat seperti peserta ujian nasional.

Namun, di tengah kesibukan itu, muncul notifikasi WhatsApp dari calon mertuanya:

"Husein, kapan datang ke rumah? Bapak ingin ngobrol soal lamaran."

Wajah Husein mendadak lebih pucat dari layar komputer.

Skripsi belum kelar, revisi belum dikerjakan, dan sekarang ada urusan lamaran? Ini konspirasi macam apa?

Sambil berpikir keras, ia mengetik balasan:

"Pak, saya lagi ujian berat. Doakan saya lulus dulu, ya."

Tak lama kemudian, calon mertuanya membalas:

"Ujian apa? Sidang skripsi?"

Husein menatap layar dengan mata kosong. Perlahan, ia mengetik:

"Ujian hidup, Pak."

Jawaban yang didapat hanya satu: emoji tertawa.

Malam itu, Husein akhirnya menyerah. Skripsi belum selesai, lamaran masih tanda tanya, dan sekarang dosennya mulai spam pesan. Satu-satunya yang bisa ia lakukan hanyalah menarik napas panjang dan berkata,

"Ya Allah, kalau ini ujian, tolong kasih kisi-kisinya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar