Sepotong Roti Untuk Tetangga

 

Gambar hanyalah pemanis tampilan 

Cerpen Dakwah 

ketakketikmustopa.com, Diceritakam sebuah desa kecil, hiduplah seorang ibu tua bernama Mak Siti. Ia tinggal sendiri di rumah sederhana peninggalan suaminya. Meski hidup dalam keterbatasan, Mak Siti tak pernah membiarkan tetangganya kelaparan. Setiap pagi, ia memanggang roti sederhana dari tepung yang tersisa dan membagikan sepotong kepada anak-anak tetangganya yang kurang mampu.

Salah satu anak yang sering menerima roti itu adalah Hasan, seorang anak yatim yang hidup bersama ibunya yang sakit-sakitan. Mak Siti selalu berkata, 

“Hasan, makanlah ini dengan bismillah. Semoga Allah memberi berkah dalam hidupmu.”

Hasan pun selalu menerimanya dengan senyum tulus dan rasa syukur.

Tahun demi tahun berlalu, Hasan tumbuh dewasa dan setelah lulus STID Al-Biruni Cirebon ia pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Sementara itu, Mak Siti semakin tua renta. Suatu hari, tubuhnya melemah, dan ia kehabisan bahan makanan. Namun, ia tetap berdoa, 

“Ya Allah, Engkau Maha Pemberi Rezeki. Aku yakin Engkau tak akan membiarkanku kelaparan.”

Suatu sore, seseorang mengetuk pintu rumah Mak Siti. Seorang pemuda gagah berdiri di depan pintunya sambil membawa sekeranjang makanan.

“Assalamu’alaikum, Mak Siti,” 

Sapa pemuda itu dengan senyum hangat.

“Wa’alaikumussalam. Maaf, Nak, apakah aku mengenalmu?” 

Tanya Mak Siti dengan mata berkabut karena usia.

Pemuda itu tersenyum, lalu berlutut di hadapan Mak Siti. 

“Mak Siti, saya Hasan. Dulu Mak sering memberi saya sepotong roti setiap pagi. Sekarang, Allah telah mengabulkan doa Mak. Saya sudah sukses dan ingin membalas semua kebaikan Mak.”

Mata Mak Siti berkaca-kaca. 

“Hasan… subhanallah, kau sudah besar dan sukses, Nak.”

Hasan mengangguk sambil menahan haru. 

“Mak, saya datang bukan hanya untuk memberi sekeranjang makanan, tapi juga ingin merawat Mak di rumah saya. Saya ingin membalas budi Mak.”

Mak Siti menangis terharu. 

“Alhamdulillah… Kebaikan yang kita tanam memang akan kembali kepada kita dengan cara yang tak terduga.”

Sejak saat itu, Mak Siti tinggal bersama Hasan dan keluarganya. Ia tak lagi kelaparan, dan hatinya selalu penuh syukur karena melihat seorang anak yang dulu ia bantu kini menjadi sosok yang sukses dan penuh kasih sayang.

-Tamat-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar