Lilin Yang Terbakar

Gambar hanyalah pemanis tampilan 

Cerpen Dakwah 

ketakketikmustopa.com, Di sebuah pesantren yang tenang, seorang santri bernama Fadhlullah mendatangi gurunya, Kyai Ahmad, dengan wajah penuh kebingungan.

Malam itu Fadhlullah bertanya pada Kyai:

"Kyai, mengapa orang baik justru sering menghadapi banyak kesulitan? Bukankah seharusnya Allah memudahkan jalan mereka?"

Kyai Ahmad tersenyum, lalu mengambil sebuah lilin dan menyalakannya.

"Lihatlah lilin ini, Nak. Apa yang terjadi padanya?" Kata Sang Kyai.

Fadhlullaj menjawab:

"Lilin itu terbakar, Kyai. Perlahan-lahan ia meleleh."

Kyai Ahmad menjawab: 

"Benar. Lilin harus terbakar agar bisa menerangi sekelilingnya. Begitu pula orang baik. Mereka diuji agar cahaya kebaikannya bisa menyinari orang lain."

Fadhlullah terdiam, mencoba mencerna kata-kata gurunya.

Fadhlullah bertanya lagi: 

"Jadi, ujian dan kesulitan adalah cara agar kebaikan seseorang dapat bermanfaat bagi yang lain?"

Kyai Ahmad mengangguk. 

"Orang baik diuji bukan karena Allah tidak menyayangi mereka, tetapi justru karena Allah ingin menaikkan derajat mereka. Setiap ujian adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan menjadi lebih kuat." Jawab Kyai Ahmad.

Fadhlullah menatap lilin itu dengan penuh pemahaman. 

"Terima kasih, Kyai. Kini aku mengerti bahwa kesulitan bukanlah hukuman, melainkan anugerah agar kita bisa menjadi cahaya bagi orang lain."

Kyai Ahmad tersenyum, 

"Betul, Nak. Maka bersabarlah, dan tetaplah menjadi lilin yang menerangi dalam gelapnya dunia." Jawab Kyai Ahmad.

Cerita ini adalah kisah fiksi yang diangkat dari nilai-nilai Islam tentang kesabaran dan makna ujian hidup. Pesannya adalah bahwa setiap kesulitan yang dihadapi orang baik bukanlah bentuk hukuman, tetapi jalan menuju kebaikan yang lebih besar.

Cerpen ini mengajarkan tentang makna ujian dalam kehidupan dan bagaimana orang baik justru harus menghadapi kesulitan agar dapat menerangi orang lain.

-Tamat- 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar