GENERASI GOLDEN MEMORIS

 

Gambar hanyalah ilustrasi

ketakketikmustopa.com, Tulisan ini rencananya akan dijadikan "Kata Pengantar" pada buku Oto Biografi saya yang  berjudul "Anak Gembala Kerbau" yang hampir rampung. Berisi kisah pribadi dimulai dari kelahiran saya tepatnya tanggal 06 April 1972 dengan judul "Cerita Bayi dan Suara Macan", cerita saat asyik bermain masa kecil main selodoran, petak umpet, loncat tinggi

Cerita asyik berikutnya saat usia SD Kelas 3 bisa meraih Juara 3 lomba membuat patung dari tanah liat Tingkat Kecamatan Waled, berangkat sekolah nyeker berkilo-kilo meter, nonton TV hitam putih di rumah orang paling kaya di desa channelnya Cuma 1 TVRI. Saat itu belum ada listrik pakainya accu yang distrum kalau habis accunya gambarnya terlihat hanya garis-garis.

Saat di MTs berangkat ke sekolah yang ada di kecamatan jaraknya 7 KM hanya naik sepeda jengki dan uang jajan hanya Rp. 50,- itupun ditabungkan tidak untuk jajan, kalau pun ingin jajan cukup menimba air sumur yang ada di belakang sekolah. Air mentah saat itu tidak menjadikannya sakit perut karena sejak usia kecil saat mengembala kerbau suka minum air.

Masa sih Mustopa bisa mengembala kerbau?. Orang tua yang bernama H. Kurdi memiliki banyak kerbau kurang lebih 50 ekor. 30 ekor di gembalakan di hutan Cipanundan dan 20 ekor lagi sirkulasi keluar masuk kerbau yang diperjualbelikan. Saat itu yang menggembalakan kerbau punya 3 orang, sesekali Mustopa mengembalakan kerbau yang baru lahir di sawah yang tidak jauh dari rumah sambil mendengarkan lagu-lagu Sunda dari radio merk Nasional yang dikalungkan di leher.

Cerita pilu masa kecil tidak dijadikan sebagai cerita yang pilu dan menyedihkan tetap dijadikan kenangan indah yang sulit dilupakan, karena itu menjadi kenangan indah atau "Golden Memoris" . Kenangan indah yang sulit dilupakan saat mondok di Babakan Ciwaringin tahun 1988 hingga 1991 hampir-hampir tidak merasakan segarnya air yang keluar dari keran. Kebutuhan air untuk mandi, BAB, dan bahkan kalau mau masak nasi "Ngeliwet" harus pakai air dari kali Ciwaringin.

Kenangan berbuah manis, selepas lulus dari MAN Bacicir (Babakan Ciwaringin) tahun 1991 bisa diterima di Jurusan Bahasa Dan Sastera Arab sebuah jurusan yang sulit untuk diterima karena bahan kuliah yang harus disiapkan semuanya Arab Gundul, tidak mengapa malah menjadi semangat 45 karena nama "Mustopa" terpampang jelas ada di halaman depan Koran Kedaulatan Rakyat sebuah harian bergengsi di kota pelajar.

Itu sekelumit kenangan indah yang akan penulis kupas dalam buku "Anak Gembala Kerbau" disamping belajar di sekolah dan mengaji di mushola juga sering mengembala kerbau.

Lalu apa yang dimaksud dengan "Generasi Golden Memoris?"  Generasi Golden Memori adalah generasi yang pemberani namun takut dan hormat terhadap bapak dan ibu  dan juga orang tua, Generasi Golden memoris yaitu anda yang lahir  antara tahun 1940 – 1970an yangsekarang mungkin anda  berada di usia 50 tahun sampai dengan 80 tahun.

Sekedar anda tahu kita yang lahir tahun di tahun 1940 sampai 1970an adalah generasi yang layak disebut dengan generasi paling beruntung. Karena kitalah generasi yang mengalami loncatan teknologi yang begitu mengejutkan, ini menunjukan bahwa di abad 21 ini dengan usia yang prima sebagian dari kita pernah menikmati lampu petromak dan lampu minyak, sekaligus menikmati lampu bohlam, lampu TL hingga lampu leed.

Kitalah generasi terakhir yang pernah menikmati riuhnya suara mesin ketik sekaligus saat ini jari kita masih lincah menikmati keyboard dari leptop kita, dan bahkan layar sentuh dari ponsel android kita. Kitalah generasi terakhir yang merekam lagu dari radio dengan tape recorder kita yang kadang-kadang pitanya bulat alias kusut  sekaligus kita juga menikmati mudahnya mendownload lagu dari gadget kita sekarang.

Kitalah generasi yang masa kecilnya bertubuh lebih sehat dari anak masa kini karena lompat tali, loncat tinggi, petak umpet, selodoran, main kelereng, main karet, sumpit-sumpitan, gelasan dan layang-layang adalah permainan yang tiap hari akrab dengan kita, sekaligus saat ini mata dan jari kita tetap lincah memainkan berbagai game yang ada di gadget kita.

Di masa remaja kitalah generasi terakhir yang pernah mempunyai kelompok atau geng tanpa janji, tanpa telepon,sms  atau wa.. Tetapi selalu bisa berkumpu bersama menikmati malam minggu sampai pagi bersama-sama karena kita adalah generasi yang berjanji cukup dengan hati.

Kalau dulu kita harus bertemu untuk tertawa terbahak-bahak bersama-sama, kinipun kita tetap bisa berwkwkwkwk di grup facebook, grup wa atau barang kali saat reunian . Kita adalah generasi terakhir yang pernah menikmati lancarnya jalan raya tanpa acet di mana-mana juga bersepede jengki atau ontel atau naik motor sambil menikmati segarnya udara atau angin di jalan raya tanpa wajib pakai helm di kepala

Kita adalah generasi terakhir yang pernah menikmati jalan kaki berkilometer tanpa perlu berfikit  ada yang menculik, merampok atau apapun yang membayangi kita.

Kita adalah generasi terakhir yang pernah merasakan nikmatnya nonton tv bersama di rumah tetangga, ada juga yang Cuma menonton tv hitam putih dengan senang hati tanpa diganggu remote kontrol pindah-pindah chanel ke sana ke mari karena pilihannya Cuma satu yaitu tvri.

Kita adalah generasi yang selalu berdebar-debar menunggu hasil cuci cetak  foto  seperti apa hasil jepretan  kita yang selalu menghargai dan berhati-hati dalam mengambil foto dan tidak pernah menghambur-hamburkan jepretan dan mendeletenya jika ada hasil yang mukanyajelek atau gayanya jelek.Saat itu hasil dengan muka jelek atau gaya yang jelek kita terima dengan rasa yang ikhlas. Ikhlas dan tetap ikhlas apapun tampang kita di dalam foto itu tanpa ada edita kamera, photoshop atau beauty face.

Kita betul-betul generasi yang menerima apa adanya, kita adalah generasi terakhir yang pernah begitu mengharapkan datangnya pak posmenyampaikan surat dari sahabat atau kekasih hati,

Generasi kita juga merasakan dan mengalami pergantian pemerintahan oleh 7 presiden  dengan segala macam peraturan dan kebijakannya

Kita mungkin bukan generasi terbaik tetapi kita adalah generasi yang limited editition, kita adalah generasi yang patuh dan takut kepada orang tua meskipun sembunyi-sembunyi nakal. dan melawan, tetapi kita generasi yang mau mendengarkan  dan komunikatif terhadap anak cucu kita sekarang.

 

Wallohu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar