Kyai Asmawi Sang Penulis Dari Pesantren Babakan Ciwaringin

 


Ketakketikmustopa.com. Pada tahun 1988 pengalaman mondok di Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon di Pesantren Raudlotuth Tholibin Kamar H Nomor 2 Bawah, generasi 80-an saat mondok sudah khatam ‘Awamil, Jurumiyah, ‘Imrithi sekalipun belum mengerti arti dan muradnya. Di Pondok Roudlatuth Tholibin inilah saat itu pengasuhnya KH. Fuad Amin, kalau mengaji Al-Qur’an maupun kitab kuning bebas ke pondok mana saja yang tersebar di Babakan.

Ada yang menarik saat mengaji di Roudlotut Tholibin Kamar A Atas saat mengaji Kitab Jurumiyah dengan kitab bahan ajarnya adalah Kitab Tahriran, sebuah kitab yang  ditulis dengan tulisan Arab yang sudah dimaknai huruf pegon dengan penjelasan yang rinci dan jelas. Kalau tidak salah kitab itu berukuran kertas HVS Folio F4 karya Kang As (KH. Asmawi Pesantren Azziyadah).

Decak kagum saat itu karena ada seorang kyai ‘alim kreatif bisa menulis kitab Tahrir. Dengan kitab itu banyak keterangan yang menjelaskan secara rinci apa itu lafald, apa itu huruf, apa itu kalimat, apa itu isim, apa itu f’il dan lain sebagainya akhirnya kuputuskan untuk mengoleksi kitab Tahrir tersebut yang dicetak sangat sederhana  karena pada saat itu belum ada penerbit maupun percetakan yang canggih.

Kyai Asmawi yang lahir pada tanggal 13 April 1957 di Desa Sukra Kabupaten Indramayu memang dari dulu pembawaannya sangat sederhana, beliau mengajarkan santerinya untuk mandiri, para santeri diajarkannya bertani dan bercocok tanam.

Saat sebelum masa Covid-19 sering soan dengan Kang As (KH. Asmawi) ketika itu sering dapat tugas dari alm. KH. Affandi Mochtar untuk menyampaikan sesuatu untuk Kang As. Alm. KH. Affandi Mochtar saat itu sedang dekat-dekatnya dengan Kang As, kalau bulan  Ramadhan tiba Kang Pandi biasanya ngaji pasaran di Pesantren Lirboyo selama sebulan penuh dan saya mengantar beliau soan daulu ke Kang As setelah itu ziaroh-ziaroh ke Makbarok Kyai Amin Sepuh, Makbarok Kyai Mukhtar, Makbarok Kyai Hanan dan terakhir ke Makbarok Kyai Masduki.

Karena seringnya di ajak Kang Pandi ke Kyai As, setelah Kang Pandi wafat pun sering ditanya soal lembaga pendidikan dan pesantren maupun Kampus STIDAl-Biruni.

Dari sosok Kyai yang sangat sederhana seperti Kyai Asmawi banyak menginspirasi menghasilkan karya seperti Kitab Tahrir dulu kitab ini masih ada, Kitab beliau yang masih ada lagi yaitu Kitab Hujjah Tahlil. Masya Allah, Kyai Asmawi  memang sangat produktif dalam menulis tidak hanya membimbing para santeri dan mengajarkan bertani. Kurang lebih karyanya ada 10 kitab.

Memang benar kata Imam Ghozali ”Kalau kau bukan anak seorang raja, bukan pula anak seorang ulama maka menulislah.” Perkataan ini bukanlah omong kosong, tapi beliau sendirilah Imam Ghozali yang menjadi buktinya hanya seorang pemintal benang jadi ulama dunia hingga sekarang karyanya masih dikenang.

Adapun kitab karya-karya  KH Asmawi antara lain:

1. Tarjamah 'Awamil Al Jurzani

2. Tarjamah al Jurumiyyah

4. Tarjamah al 'Imrithi

5. Tarjamah al Fiyah ibnu Malik

6. Tarjamah Sulamul Munawroq fil Manthiqi

7 Tarjamah Sulamul Munawaroqoh fil Manthiqi

8. Tarjamah Jauhar al Maknun

9. Tarjamah Lathoiful Isyarot

10. Hujjah Tahlil

11. Tahriran (kumpulan Jurmiyah, imriti, alfiyah)

 

Kini sang Kyai telah tiada meninggalkan kita semua. Selamat jalan Kyai, Alfatihah..

 

Wafat Hari Sabtu Tanggal 7 Desember 2024 dan dimakamkan di Makbarok Pesantren Roudlotut Tholibin hari Ahad Tanggal 8 Desember 2024.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar