SANG VISIONER, Gagasan dan Inspirasi Kang Pandi

 



SANG VISIONER, Gagasan dan Inspirasi  Kang Pandi 
ISBN 978-623-6360-67-7
Penerbit Ilham Qur'ani Agustus 2021


Buku ini sengaja diterbitkan khusus mengenang jasa-jasa Kang Pandi panggilan KH. Affandi Mochtar yang telah berkontribusi dalam ranah pendidikan pesantren di Nusantara, khususnya pendidikan di Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon bisa kita lihat dari beberapa karya beliau yang intens dalam gerakan dan pemikiran pendidikan. Bisa kita lihat dalam buku-bukunya diantaranya Kitab Kuning dan Tradisi Pesantren, The Methode of  Muslim Learning, Membedah Diskursus Pendidikan Islam, dan lain-lain.


Posisi dan fungsi kitab kuning di pesantren dalam kenyataannya turut mempengaruhi pandangan, pemikiran, dan sikap hidup masyarakat pesantren. Di sinilah pentingnya dinamisasi tradisi akademik pesantren. Dimensi yang dimaksud adalah lebih pada penerimaan karya intelektual kontemporer, metodologi keilmuan dan pengajaran.


Dalam buku The Methode of  Muslim Learning. Buku ini menyelenggarakan diskursus tentang etika dan metodologi pembelajaran muslim dengan metode dari kitab Ta’limul Muta’allimin karya Syekh Zarnuji. SyekhZarnuji dianggap sebagai intelektual muslim teoritis-metodologis dan praktis dalam menjelaskan aspek-aspek etika dan strategi pembelajaran.


Dari banyak mutiara tulisan Kang Pandi dan dari pokok-pokok pikiran yang beliau gagas bisa kita lihat dari lembaga pendidikan yang dia miliki: 1.Yayasan Bhakti Miftahul Ilmi (YBMI) memiliki 3 (tiga) lembaga pendidikan: Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Tunas Cendekia, Madrasah Tsanawiyah Terpadu Tunas Cendekia,Madrasah Aliyah Terpadu Tunas Cendekia, Yayasan Amal Al-Biruni dan Yayasan (YAB) memiliki 2 (dua) lembaga pendidikan: SMK Al-Biruni, STID Al-Biruni Cirebon dan Yayasan Kesejahteraan Pendidikan Pesantren (YKPP) memiliki 2 (dua) lembaga pendidikan: SMP Pesantren Ciwaringin dan SMK Pesantren Ciwaringin.


Kang Pandi disamping mengelola sekolah dan madrasah juga mengelola banyak pesantren yang diwariskan oleh orang tuanya: Pondok Pesantren Ikhwanul Muslimin, Pondok Pesantren Baitul Yatama dan Pondok Pesantren AFMI (Asrama Fatimiyah Miftahul Ilmi).


Kelebihan yang dimiliki Kang Pandi lainnya beliau sangat dekat dengan anak-anak muda yang memiliki potensi dan bakat di masing-masing bidang. Bisa kita lihat betapa banyak posisi-posisi penting di berbagai instansi pemerintah di jabat oleh anak-anak muda berbakat asuhan dan binaan Kang Pandi.


Buku ini memuat banyak tulisan dari teman-teman, kolega, dan adik-adik angkatan yang pernah dekat dekat dengan Kang Pandi yang berisi obituari kesan dan pesan dari beliau yang banyak inspirasi penuh misi. Kang Pandi memang Sang Visioner


Di buku ini, aku menulis pengalaman dengan Almarhum  Kang Pandi dengan tema

SUSU JAHE HANGAT DARI KANG PANDI

-Mustopa-

(sekretaris kang Pandi)

 

Sejak tahun 2008 saya ikut mendirikan  STID Al-Biruni yang berada di tengah-tengah Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon sekaligus menjadi dosen sampai sekarang. Namun demikian saya tidak kenal dan  tidak ada kedekatan dengan Dr. KH. Affandi Mochtar, MA pada saat itu, padahal beliau adalah penggagas sekaligus pemilik perguruan tinggi itu. Dan  waktu itu tahun 2008 Kang Pandi sebutan Dr. KH. Affandi Mochtar, MA masih menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama.

 

Entah ada angin dari mana, pada tahun 2017 saya dipanggil secara khusus oleh kang Pandi dan diberi amanah sebagai Sekretaris Yayasan Bhakti Miftahul Ilmi yang ia pimpin sebagai ketua. Yayasan Bhakti Miftahul Ilmi memiliki Pondok Pesantren TC-IBS (Tunas Cendekia Islamic Boarding School), Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Tunas Cendekia, Madrasah Tsanawiyah Terpadu Tunas Cendekia, dan Madrasah Aliyah Terpadu Tunas Cendekia.

 

Selama mendampingi beliau mengalami peristiwa penuh liku-liku, cerita asyik, dan pengalaman  menggemaskan tentunya banyak cerita yang sangat berharga karena saya harus berjuang keras mati-matian. Dan setelah saya menjadi sekretaris Kang Pandi ternyata orangnya santai, asyik dan banyak gagasan-gagasan pendidikan yang melangit. Kita bisa lihat bagaimana Madrasah Terpadu Tunas Cendekia saat ini dengan tampilan fisik sekolah swasta yang sangat mewah di tengah-tengah Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin.

 

Kabar Duka

 

Hari Jum’at, 2 Juli 2021 pukul 04.30 subuh saya dapat telepon dari dr. Farah (anak pertama Kang Pandi) memberi khabar bahwa Kang Pandi masuk RS Permata Cirebon sekaligus minta doanya kepada semua teman dan kolega supaya Bapak tidak terjadi apa-apa dan dilekaskan sembuh kembali. Paginya kolega dan teman-teman kang Pandi kirim WA ke saya minta klarifikasi soal Kang Pandi di RS. Saya menjawab dan mengabarkan kepada teman-teman bahwa Kang Pandi benar adanya sedang di RS dan memohon doa dari semuanya.


Seminggu berikutnya hari Jum’at, 9 Juli 2021 tepat setelah sholat Jum’at di Pesantren Al-Babkani Heuleut Leuwimunding Majalengka saya sedang bersama sahabat saya Abu Bakar bagai disambar petir membuka WA isi duka kepergian Kang Pandi untuk selamanya. Saya merasa bukan siapa-siapa dan merasa bukan apa-apanya sambil berjalan sempoyongan dan hati hampa menangis tersungkur. Sebagai pembantu sekaligus menganggap dia orang tua jelas merasa kehilangan tokoh inspiratif, berpemikiran jauh ke depan dan bercita-cita sundul langit.

 

Titik Temu 2 Poros,  Mertapada – Babakan

 

Flashback ke belakang awal mengenal Kang Pandi kurang lebih tahun 2008 agak terlambat dibanding dengan kawan-kawan di fahmina, kawan-kawan di Pesantren Khatulistiwa dan kawan-kawan lainnya yang sudah lebih dulu mengenal Kang Pandi. Saya mengenal beliau dari jejaring Kang Lukman (sebutan KH. Lukman Hakim Babakan Ciwaringin). Ketika itu tahun 2007 Kang Lukman berkunjung ke kantorku di Yayasan Daarul-Hikam Kota Cirebon bersama Habib Miqdad Baharun yang merupakan Pembina Yayasanku.

 

Selepas dari Daarul Hikam, Kang Lukman mengajak bergabung di Yayasan Amal Al-Biruni ikut membangun awal STID Al-Biruni. Di Al-Biruni inilah  awal pertama kenal Kang Pandi pemilik  STID Al-Biruni. Berkali-kali dapat tugas dengan teman-teman Al-Biruni ke kantor Ditjen Pendis dimana Kang Pandi sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam ketemu dengan Kang Pandi hanya dalam sekejap hitungan menit tetap saja tidak ada kedekatan hubungan secara personal. Kesan yang aku dapat Kang Pandi Sosok Yang Pendiam dan cuek. Pertanyaannya adalah mungkinkah sosok Kang Pandi akan mengenaliku?.

 

Tahun 2009 saat aku ditugasi sebagai Kepala SMP Bina Cendekia Mertapada oleh Prof. Dr. H. Mohamad Ali, MA yang kebetulan posisi jabatannya sebagai Direktur Jendral Direktorat Jenderal Pendidikan Islam atasan Kang Pandi saat itu. Sewaktu Kang Pandi berkunjungi ke Mertapada Yayasan Bina Cendekia Utama dimana aku bekerja, tidak dinyana Kang Pandi menatapku terus berkata ke Prof. Dr. Mohammad Ali, “Pak Ali, ini pa Mustopa orang saya juga, dia mengajar di Al-Biruni” obrolan 2 kutub Mertapada Buntet – Babakan Ciwaringin terdengar sayup-sayup membuat saya malu tersipu-sipu. Saat itu kerja dan khidmatku  di Mertapada sebagai Kepala SMP Bina Cendekia dan di Babakan sebagai Pengajar di STID Al-Biruni. Antara Timur dan Barat.

 

Di SMP Bina Cendekia   Mertapada ini curahan hati dan olah pikir melayani dan menerjemahkan pemikiran Prof. Ali sebutan Prof. Dr. Mohamad Ali ke dalam mendirikan sekolah MI, SMP, MTs, MA, dan SMK Bina Cendekia dari titik nol Alhamdulillah  berjalan sukses. Di Mertapada ini saya mendapat beasiswa dari Kemenag shrot course 40 Kepala Madrasah Unggulan dari seluruh perwakilan Indonesia belajar ke Guangxi University dan Guangzi University For Nationalities China. Ada kesan dengan perwakilan peserta dari Kepala MAN 2 Malang namanya Dr. H. Imam Sujarwo, M. Pd. Beliau adalah Kepala MAN 2 Malang.

 

Dari pertemuan dengan Bapak Imam Sujarwo di China, dia lebih banyak cerita tentang Kang Pandi di Setjen Pendis. Kang Pandi banyak mendorong kemajuan pendidikan di Madrasah dan Perguruan Tinggi terasa banget sampai Malang termasuk perubahan status STAIN Malang menjadi UIN Malang yang maha megah secara fisik bangunan pada saat itu kebetulan Rektornya kakak dari Imam Sujarwo, Prof Dr. H. Imam Suprayogo. Duo kaka beradik Imam Suprayogo dan Imam Sujarwo orang-orang hebat yang saya tahu waktu itu ternyata kedua-duanya dekat dengan Kang Pandi.

 

Masih ingat kira-kira tahun 2010 sekalipun saya tidak jadi pengurus STID Al-Biruni lagi saya ikut rombongan STID Al-Biruni Study Banding ke UIN Malang dengan 50 mahasiswa rombongan naik kereta api dari Stasiun Kejaksan Cirebon ke Stasiun Malang. Sampai di UIN Malang kami dan rombongan disambut laksana tamu agung dijamu dan dihormati bagai tamu perwakilan negara sahabat. Dalam rangkaian  kunjungan kami diperkenalkan lukisan besar pohon ilmu buah pemikiran Imam Suprayogo. Pohon ilmu yang digagas oleh Imam Suprayogo Pohon Ilmu Pengetahuan. Gambarannya adalah pohon yang kokoh dan rindang karena pohon tersebut  akarnya menghunjam ke bumi, dan berakar kuat itu akan melahirkan batang yang kokoh. Batang yang kokoh melahirkan cabang dan ranting yang kuat serta buah yang segar. Yang tidak habis pikir sampai sekarang adalah kata-kata Prof. Imam bahwa kebesaran kampus ini tidaklepas dari spirit Kang Pandi. Begitu juga halnya kata-kata yang diucapkan adiknya Kepala MAN 2 Malang Imam Sujarwo bahwa andil Kang Pandi dalam kemajuan Madrasah kami sangat besar.

 

Ada cerita yang mengesankan kira-kira tahun 2011 saat Kang Pandi mengajak ziaroh bersama dosen, mahasiswa dan santri Al-Biruni menggunakan bis ¾ milik Kang Pandi, ziaroh Gunung Jati naik ke atas Makbarok Syekh Syarif Hidayatullah, masih ingat yang jadi supirnya mahasiswa namanya Muhyidin (sekarang sudah jadi dosen Al-Biruni). Saat sudah selesai ziaroh jamaah disuruh jajan semuannya. Saya orang yang ga begitu dekat dengan Kang Pandi dipanggil dengan menyebut nama langsung, “Pak Mustofa sini nich susu jahe panas buat kamu” terperanjat kaget saya diberi gelas susu jahe panas. “Wedang susu jahe bisa menghangatkan dan menjernihkan suasana” Kang Pandi menjelaskan dengan singkat.

 

Gagasan Sundul Langit

 

Tahun 2017 tepatnya setelah saya baru bangun rumah kecil-kecilan. Kang Pandi menelpon saya sampai 2 kali supaya saya main ke rumahnya, saya hanya jawab “ya Pak” dengan tidak mengindahkan karena saya merasa Kang Pandi terlalu besar bagi saya baik itu gagasan maupun pemikiran. Pada telepon yang ke 3 kalinya baru saya memenuhi panggilan undangan.  Saat saya penuhi undangan Kang Pandi begitu terkejutnya saya hadir di tengah-tengah keluarga besar Madrasah terpadu tunas Cendekia, seluruh civitas akademik hadir dan dihadiri  pula Pembina dan Pengawas Yayasan Bhakti Miftahul Ilmi Drs. KH. Abdul Halim Mukhtar, Drs. KH. Ahmad Dahlan Affandi Mukhtar, M. Pd dan Dr. KH. Affandi Mochtar.


Di acara itu ternyata pertemuan Pengurus Yayasan Bhakti Miftahul Ilmi dan Civitas Akadmik Madrasah Terpadu Tunas Cendekia sekaligus memperkenalkan Susunan Pengurus Yayasan yang baru. Dr. KH. Affandi Mochtar, MA sebagai Ketua Yayasan dan Mustopa, M. Ag sebagai Sekretaris. Posisi menjadi sekretaris yayasan tidak pernah terimpikan dan tidak pernah terbayangkan akan mendampingi perjalanan hidup Kang Pandi apa lagi harus cerdas, cekatan, sigap dan pandai menterjemahkan maksud, keinginan dan cita-cita luhur sundul langit.

 

Selama seminggu kerja menemani Kang Pandi sungguh berada dalam titik nol. Ada perasaan haru dan malu karena diri ini tidak  merasa cakap apa-apa, apa lagi menjadi  sebagai sekretaris yayasan. Masih teringat di benak saat-saat galau dan kosong terbayang tangan Kang Pandi menyodorkan segelas besar Susu Jahe Hangat waktu ziaroh Gunung Jati, “Nih minum pak Mustopa Susu Jahe Hangat supaya badan bisa hangat dan pikiran bisa jernih” Kang Pandi dengan kelembutan hatinya dan dua simetris bibir tersenyum memberikan susu jahe hangat. “Terima kasih Kang Pandik” jawabku dengan senang hati.  Saya berpikir segelas susu jahe hangat bukan sembarang susu jahe.

 

Saya mulai berselancar menelusuri karya-karya pemikiran Kang Pandi. Buku yang aku dapati pertama adalah Membedah Diskursus Pendidikan Islam, buku ini secara garis besar membicarakan soal posisi dan peta kurikulum beserta desain institusional pendidikan Islam di Indonesia dibanding dengan dengan disiplin besar asal Barat yang bernama Islamic studies. Buku ini menganalisis sejarah yang mengungkap bagaimana desain suatu ilmu beserta institusi keislaman tidak pernah netral.

 

Buku yang kedua yang saya dapati buku Kitab Kuning dan Tradisi Pesantren. Buku ini mengapresiasi kitab kuning baik sebagai literatur maupun instrumen penting dalam tradisi akademik pesantren. Posisi dan fungsi kitab kuning di pesantren dalam kenyataannya turut mempengaruhi pandangan, pemikiran, dan sikap hidup masyarakat pesantren. Di sinilah pentingnya dinamisasi tradisi akademik pesantren. Dimensi yang dimaksud adalah lebih pada penerimaan karya intelektual kontemporer, metodologi keilmuan dan pengajaran.

 

Buku ketiga yang aku baca adalah buku The Methode of  Muslim Learning. Buku ini menyelenggarakan diskursus tentang etika dan metodologi pembelajaran muslim dengan metode dari kitab Ta’limul Muta’allimin karya Syekh Zarnuji. SyekhZarnuji dianggap sebagai intelektual muslim teoritis-metodologis dan praktis dalam menjelaskan aspek-aspek etika dan strategi pembelajaran.

 

Dari banyak mutiara tulisan Kang Pandi dan dari pokok-pokok pikiran yang beliau gagas saya membantu  Kang Pandi mengelola dan mengaplikasikannya dalam Yayasan Bhakti Miftahul Ilmi yang beliau ketuai mengelola Madrasah Terpadu Tunas Cendekia. Dan lembaga di dalamnya Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Memadukan sistem pendidikan pesantren yang tradisional dengan pendidikan modern.

 

Di awal  tahun pelajaran 2021 / 2022 progres Kang Pandi selangkah lebih maju dengan merubah Manajemen Pendidikan Tunas Cendekia dengan sistem TC-IBS. TC-IBS kepanjangan dari Tunas Cendekia Islamic Boarding School. Sistem ini memiliki standar khusus mengenai pembinaan bagi para santeri dalam ilmu agama Islam baik itu berupa mata pelajaran di madrasah maupun di luar kegiatan madrasah. Kurikulum yang dipakai kurikulum terkini dan tetap menerapkan kurikulum tradisi pesantren yang salaf.  Bisa dilihat dari moto Madrasah Terpadu Tunas Cendekia, “Ati Bagus Wekel Ngaji Wekel Jamaah” istilah ini baru saja digagas KangPandi.

 

Baru saja pesawat Tunas Cendekia Islamic Boarding ini akan akan take of sang Pilot Kang Pandi keburu dipanggil Allah SWT untuk selama-lamanya. Langit Babakan pun mendung berduka kehilangan sang visioner. Ada kesan yang yang sulit untuk dihapus dari ingatan, Terima kasih “Susu Jahe Hangat”nya Kang Pandi.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar