DOSA
-Mustopa-
Di zaman sekarang ini perbuatan dosa sepertinya sudah
dianggap biasa bahkan kian merajalela menjadi gaya hidup dan tren anak muda,
terkadang tidak memiliki rasa malu saat
melakukannya seperti mabuk-mabukan minuman keras, pil, ganja, penyalahgunaan
obat-obatan, judi, main perempuan dan
lain-lain. Tapi tidak sedikit juga di kalangan masyarakat kita masih banyak
orang-orang yang mampu menghindari dari perbuatan maksiat dan dosa.
Berawal dari coba-coba jadi ketagihan terus kecanduan dan
akhirnya dilakukan berulang-ulang. Biasanya orang yang sudah terjerumus ke
dalam lembah dosa ini didukung oleh lingkungan, selama orang itu tidak bisa
hijrah dari lingkungan itu, selama itu pula orang itu akan berada dalam
kubangan dosa.
Cerita anak muda sebut saja Bayu (bukan nama sebenarnya), hidup orang tuanya yang
berkecukupan tapi dalam hidupnya disibukkan dengan urusan dunia hingga akhirnya
kurang perhatian pada anaknya, Bayu hidup dalam ruang hampa tidak mengenal
kasih sayang yang dikerjakannya adalah maksiat dan dosa.
"Sejak
masih di bangku aku sudah mengenal minuman keras, ganja, pil, obat-obat
terlarang, judi dan main perempuan. Orang tuaku kaya, kalau ada masalah
denganku cukup diselesaikan dengan uang" ujar Bayu.
"Sekolahku hancur, tidak bisa lanjut kuliah seperti teman-temanku yang rajin. Hidupku sebagai seorang pendosa tiap hari mabuk, judi dan main perempuan. Hidup dan bergaulku bersama orang-orang preman, kadang membuat warga resah" ujar Bayu lagi semakin resah bagaimana caranya keluar dari belenggu dosa.
"Ku menangis bukan karena putus cinta, ku bersedih bukan karena ditinggal kekasih. Kini aku menangis karena aku bersedih, ku teringat dosa-dosa yang pernah aku lakukan. Menjerit kadang bathinku menjerit, Menyesali sungguh aku menyesali. Seandainya terlihat dosa di tubuhku ini, mungkin bagai melihat kain putih tersiram tinta hitam" Bayu asyik dan tenggelam melihat youtub lagu "Dosa" yang dinyanyikan Nisa Sabyan.
====
Suatu hari tiba-tiba hatinya bergetar saat melihat di Youtub ada pengajian kyai muda di Jawa Timur sedang viral diikuti tidak hanya oleh kaum Muslimin saja, non muslim pun banyak bahkan, dari para preman, anak punk dan perempuan nakal pun banyak yang ikut ngaji. Tempat pengajian itu terkenal dengan Pengajian Jalan Bertaubat.
Akhirnya Bayu sampai juga ke tempat pengajian, yang terlihat sosok kyai muda yang disegani dan dikagumi oleh ratusan jama’ah. Yang menarik di pengajian ini ada tanya jawab kadang jama’ahnya dipanggil maju ke depan.
"Coba yang pakai jilbab biru baju putih maju ke depan! namanya siapa mba? " kyai muda menunjuk perempuan cantik yang dimaksud.
"Nama saya Novi, Gus. saya datang jauh dari Purwakarta" jawab perempuan cantik itu.
"Oh ini dari Sunda kayaknya ya, kumaha damang?" ujar kyai muda
"Apa tujuannya ikut pengajian jauh-jauh dari Purwakarta?" tanyanya lagi.
"E.. anu Gus, nama saya Novi datang dari jauh bertiga bersama teman saya Rina dan Tuti, kami perempuan yang banyak dosanya sering clubing, keluar malam sering menggoda para lelaki hidung belang" jawabnya dengan polos dan para hadirin pun bertepuk tangan.
Bayu yang sejak awal mengikuti pengajian perhatiannya jadi tertuju pada si hijab biru, ada getaran hebat mengguncang hatinya membuat hatinya ingin berkenalan kebetulan Bayu sama-sama dari Indramayu Jawa Barat. Sejak mengikuti pengajian pertama itu pikiran Bayu terbayang terus Novi si hijab biru lesung pipi.
Masih teringat kyai muda menyampaikan tausiyah bagaimana nikmatnya menjadi seorang muslim yang beriman dan bertaqwa laksana setitik embun di pagi hari tampak segar, tentram dan bahagia dalam hidupnya.
====
Setelah ikut pengajian, bayu tetap pendiriannya ingin merubah hidup bertaubat pada Allah SWT ditambah satu lagi bagaimana caranya bisa berkenalan dengan Novi yang berbaju putih hijabnya biru.
"Tetapi diri ini tiada putus asa, Aku akan bertobat dan bersujud memohon pada-Nya. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa mengampuni salah dan dosa-dosaku" sambil mendengarkan lagu "Dosa" Bayu terus meneteskan air mata teringat dosa masa lalu.
Pada bulan berikutnya, dengan tekad bulat Bayu berangkat ke Jawa Timur mengikuti Pengajian Jalan Bertaubat tujuannya agar bisa bertaubat menemukan jalan yang bisa merubah hidupnya dari kubangan dosa menuju ketentraman hati.
Hari-hariku terus berubah, entah mengapa sedikit demi sedikit aku mulai malas ngepil, ogah mabok, enggan main perempuan. Perlahan aku sudah mulai meninggalkan pergaulan bebas. Justru sekarang aku mulai beli buku belajar tentang sholat sekaligus ingin mulai belajar mengaji Al-Qur’an.
Tidak sengaja saat akan pulang dari pengajian itu Bayu ketemu lagi dengan tiga perempuan yang pada bulan lalu Novi pakai hijab biru, kali ini dia pakai hijab merah kecoklat-coklatan membuat Bayu semakin terpana. Tidak jauh dari tiga anak perempuan itu ada seorang laki-laki berpeci paruh baya.
"Wahai anak muda!, diperhatikan dari tadi anda kok memperlihatkan anak saya terus, siapa nak namanya? dari mana?" tanya orang tua separuh baya itu
"Saya Bayu pak, saya dari Indramayu" jawab Bayu.
"Oh jauh juga ya, ikut kami aja bermalam dulu di rumah kami dekat kok Lamongan. Perkenalkan ini anak-anak kami yang pertama namanya Aisyah, yang kedua namanya Azizah dan yang ketiga namanya Faizah dan saya sendiri ayahnya nama saya Budiman" terang pak Budiman.
Bayu mendadak bingung karena di pengajian bulan lalu saat di panggil kyai muda maju kedepan namanya Novi kok sekarang berubah namanya jadi Aisyah. Ternyata Novi dan adik-adiknya waktu di pengajian bulan lalu mereka menyamar, nama aslinya Aisyah, Azizah, Faizah. Alamat aslinya juga bukan dari Purwakarta tapi dari Lamongan. Mereka bertiga bukan anak-anak nakal tapi anak-anak pesantrenan.
Karena waktu sudah malam akhirnya Bayu menerima tawaran pak Budiman menginap di Lamongan.
"Silahkan diminum nak, ayo kita sarapan berdua sama bapak. ini kalau di sini sarapannya soto Lamongan, ayo dimakan nak!" pak Budiman mengajak sarapan pagi.
"Iya pak" jawab Bayu dengan gugup.
"Nak Bayu, bapak perhatikan kayaknya waktu di pengajian kamu suka sama anak bapak?" tanya pak Budiman.
Bayu seketika hatinya bagaikan disambar petir, teringat akan dirinya yang kotor penuh dosa, masa mudanya hancur karena salah pergaulan, mabuk-mabukan dan main perempuan. Sungguh sangat tidak pantas kalau saya harus bersanding dengan Aisyah yang baru lulus dari pesantren.
"Kini aku menangis karena aku bersedih, ku teringat dosa-dosa yang pernah aku lakukan. Menjerit kadang bathinku ini menjerit, menyesali sungguh aku menyesal" bathin Bayu menangis menjerit semakin menjadi-jadi.
"Maaf pak, saya ini orang kotor tidak pantas kalau harus menikah dengan anak Bapak, karena saya banyak dosanya. Sungguh pak, saya datang jauh-jauh dari Indramayu ke Jawa Timur sedang mencari jalan untuk bertaubat" lirih Bayu.
"Tidak mengapa nak, asal niatmu baik menuju taubatan nasuha. Maka harus optimis bahwa dosa kita akan diampuni, kita harus percaya bahwa kasih Allah jauh lebih besar dari murkanya, tidak ada terlambat bagi pendosa untuk bertaubat sekalipun dosanya sebesar alam dan seisinya" kata pak Budiman.
Akhir cerita Bayu yang pendosa berjodohkan
Aisyah yang lulusan pondok pesantren.
Kampus STID
Albiruni Cirebon
13 Oktober 2023
Isi dalam cerita
ini fiktif belaka, kalau ada nama, tokoh dan tempat yang sama itu hanya kebetulan
saja.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar