Sering kali kita berpikir bahwa makhluk kecil seperti serangga hanyalah gangguan: mengusik kenyamanan, menyebarkan penyakit, bahkan menimbulkan rasa takut. Padahal, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Tak semua serangga adalah hama. Bahkan, banyak serangga justru menjadi sahabat tersembunyi yang memberikan manfaat besar bagi lingkungan dan kehidupan manusia. Mereka hidup berdampingan dengan manusia, bukan hanya secara fisik, tapi juga fungsional dalam menopang ekosistem¹.
Minggu lalu, kami bersama para mahasiswa pecinta alam Mapalangit Biru dari Kampus STID Al-Biruni Babakan Ciwaringin Cirebon melakukan kegiatan eksploratif dan penelitian kecil-kecilan di sekitar lingkungan kampus. Fokus kami tertuju pada keberadaan dan peran serangga dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Hasilnya cukup mengejutkan: kami mendata setidaknya sepuluh jenis serangga yang terbukti memiliki manfaat besar terhadap lingkungan manusia.
Sepuluh Serangga dan Manfaatnya
1. Kumbang Tentara (Soldier Beetle)
Kumbang tentara adalah pemangsa alami hama pertanian seperti kutu daun dan ulat. Selain itu, ia berperan dalam penyerbukan karena tertarik pada bunga².
Manfaat:
Mengurangi penggunaan pestisida kimia
Membantu penyerbukan tanaman
Menjaga ekosistem pertanian alami³
2. Lebah
Lebah adalah penyerbuk utama dalam ekosistem. Sekitar 75% tanaman pangan dunia bergantung pada penyerbukan, dan lebah berperan besar di dalamnya⁴.
Manfaat:
Menghasilkan madu, propolis, royal jelly
Menyerbuki tanaman buah dan sayur
Menjadi indikator kualitas lingkungan
3. Kepik (Ladybug)
Kepik dikenal sebagai predator kutu daun. Dalam satu musim, seekor kepik bisa memangsa ribuan hama⁵.
Manfaat:
Mengurangi hama tanaman
Alternatif alami pengendalian hayati
Tidak berbahaya bagi manusia
4. Lalat Jala Hijau (Green Lacewing)
Serangga ini memiliki larva yang dikenal sebagai “singa kutu daun” karena keganasannya dalam memangsa⁶.
Manfaat:
Mengendalikan kutu daun dan lalat putih
Menjaga hasil panen hortikultura
Menjadi indikator keanekaragaman hayati
5. Lalat Bunga (Syrphid Fly)
Meski mirip lebah, lalat bunga adalah penyerbuk dan pengendali hama pada tahap larvanya.
Manfaat:
Menyerbuki tanaman
Mengurangi kutu daun secara alami
Mempercantik taman
6. Capung
Seekor capung dewasa bisa memangsa 30–100 nyamuk per hari⁷. Nimfanya juga memangsa jentik nyamuk di air.
Manfaat:
Mengendalikan nyamuk (penyebab DBD, malaria)
Indikator kualitas air
Tidak berbahaya bagi manusia
7. Kupu-Kupu
Selain keindahannya, kupu-kupu membantu proses penyerbukan, terutama pada bunga yang berwarna terang⁸.
Manfaat:
Menyerbuki tanaman berbunga
Indikator lingkungan yang sehat
Meningkatkan nilai estetika taman
8. Belalang Sembah (Mantis)
Sebagai predator, belalang sembah memangsa lalat, ulat, hingga jangkrik yang merusak tanaman⁹.
Manfaat:
Mengurangi populasi hama pertanian
Menjaga keseimbangan ekosistem
Tidak merusak tanaman seperti belalang biasa
9. Serangga Bermata Besar (Big-Eyed Bug)
Serangga ini efektif memangsa kutu daun, ulat kecil, dan tungau tanaman, terutama di kebun herbal¹⁰.
Manfaat:
Pengendali hayati serangga kecil
Adaptif dan mudah berkembang biak)
Efektif untuk pertanian organik
10. Tawon
Tawon membantu menyerbuki bunga dan memangsa larva hama tanaman. Beberapa jenisnya bahkan dipelihara untuk biokontrol¹¹.
Manfaat:
Menyerbuki tanaman bunga tertentu
Mengendalikan hama seperti ulat dan larva kumbang
Digunakan dalam bioteknologi pertanian
Kesimpulan: Belajar dari Makhluk Kecil
Dari sepuluh jenis serangga tersebut, kita belajar bahwa alam tidak pernah menciptakan sesuatu tanpa tujuan. Serangga, yang tampak kecil dan kadang menakutkan, ternyata adalah pekerja ekosistem yang sangat berjasa. Mereka menjaga keseimbangan lingkungan, membantu manusia tanpa pamrih, dan menunjukkan bahwa kehidupan di bumi saling terkait satu sama lain¹².
Sudah saatnya kita mengubah cara pandang. Serangga bukan musuh, melainkan mitra. Kita tak bisa hidup sehat di bumi ini jika makhluk-makhluk kecil yang menopang sistem ekologis terusir dari habitatnya. Jangan sembarangan menyemprot racun, jangan musnahkan semak dan bunga liar di pekarangan. Ajak anak-anak mengenal serangga, bukan takut pada mereka. Karena dengan mengenal akan tumbuh rasa cinta, dan dengan cinta kita akan menjaga.
Serangga hidup berdampingan dengan manusia—bukan sebagai hama, tetapi sebagai sahabat.
Wallohu A'lam
Catatan Kaki / Footnote:
1. Wilson, E. O. The Diversity of Life. Harvard University Press, 1992.
2. Isaacs, Rufus et al. “Role of Soldier Beetles in Pest Management.” Michigan State University Extension, 2019.
3. Capinera, John L. Insects and Wildlife: Arthropods and their Relationships with Wild Vertebrate Animals. Wiley-Blackwell, 2010.
4. Klein, A.M. et al. “Importance of pollinators in changing landscapes for world crops.” Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, 2007.
5. Hodek, Ivo and Honěk, Alois. Ecology of Coccinellidae. Springer, 1996.
6. McEwen, P. K., New, T. R., & Whittington, A. E. Lacewings in the Crop Environment. Cambridge University Press, 2001.
7. Corbet, Philip S. Dragonflies: Behavior and Ecology of Odonata. Cornell University Press, 1999.
8. Boggs, Carol L., Watt, Ward B., & Ehrlich, Paul R. Butterflies: Ecology and Evolution Taking Flight. University of Chicago Press, 2003.
9. Prete, Fred R. The Praying Mantids. Johns Hopkins University Press, 1999.
10. Shepard, M., et al. “The Big-Eyed Bug.” Entomology Today, 2018.
11. Quicke, Donald L.J. The Braconid and Ichneumonid Parasitoid Wasps: Biology, Systematics, Evolution and Ecology. Wiley-Blackwell, 2015.
12. Leopold, Aldo. A Sand County Almanac. Oxford University Press, 1949.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar