Gambar sekelompok anak muda sedang membangunkan sahur (Obrog)
ketakketikmustopa.com, Ramadhan selalu membawa nuansa khas di berbagai daerah di Nusantara, salah satunya adalah tradisi membangunkan sahur. Setiap daerah memiliki cara unik dalam membangunkan umat Muslim untuk bersantap sebelum berpuasa. Tradisi ini tidak hanya sekadar mengingatkan waktu sahur, tetapi juga menjadi bagian dari budaya dan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.
Salah satu tradisi yang masih lestari di beberapa daerah, khususnya di Jawa Barat, adalah Obrog. Kelompok pemuda dengan penuh semangat berkeliling kampung sambil memainkan alat musik sederhana seperti bedug kecil, kentongan, ember plastik, atau kaleng bekas yang dipukul secara ritmis. Sambil berjalan dari gang ke gang, mereka bersorak gembira, menyanyikan lagu-lagu Islami, bersholawat, atau meneriakkan ajakan sahur dengan nada khas yang mengundang senyum warga. Canda tawa mereka menciptakan suasana hangat yang membangkitkan semangat Ramadhan di tengah malam.
Di daerah lain, cara membangunkan sahur pun bervariasi. Di Sumatera, beberapa kampung menggunakan tabuhan gendang atau rebana, menciptakan irama khas yang membangunkan warga dengan nuansa meriah. Di Yogyakarta dan Jawa Tengah, tradisi membangunkan sahur sering dilakukan dengan kentongan atau bahkan gamelan kecil, menciptakan harmoni indah di malam hari. Sementara itu, di beberapa kota besar, penggunaan speaker keliling dan pengeras suara dari masjid juga menjadi alternatif modern dalam membangunkan sahur.
Kegembiraan tidak hanya dirasakan oleh para pemuda yang memainkan obrog, tetapi juga oleh masyarakat yang ikut menikmati kemeriahan tersebut. Anak-anak kecil sering ikut berlarian mengikuti rombongan obrog, sementara orang tua tersenyum dari teras rumah, mengenang masa muda mereka yang dulu juga pernah ikut berkeliling kampung. Tradisi ini bukan hanya tentang membangunkan sahur, tetapi juga tentang kebersamaan, kegembiraan, dan mempererat silaturahmi antarwarga.
Seiring perkembangan zaman, beberapa tradisi membangunkan sahur mulai beradaptasi dengan teknologi. Kini, ada kelompok pemuda yang menggunakan alat musik modern seperti gitar, drum portable, atau bahkan membuat rekaman suara khusus untuk membangunkan sahur. Meski berbeda alat dan cara, semangat kebersamaan dan nilai gotong royong tetap menjadi inti dari tradisi ini.
Membangunkan sahur bukan sekadar aktivitas rutin, tetapi juga cerminan budaya dan identitas daerah. Dengan melestarikan tradisi ini, kita tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga mempererat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat.
Tradisi Obrog adalah tradisi unik yang tidak ada di negara lain.
Wallohu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar