Ketika Mahasiswi Tafsir Al-Qur'an Jatuh Cinta

Gambar hanyalah pemanis tampilan 

Cerpen Ramadhan Hari Ke-15

ketaketikmustopa.com, Langit senja di Kampus STID Al-Biruni Cirebon, kampus yang kental dengan nuansa Islami,  melukiskan gradasi warna jingga, ungu dan biru yang memesona. Aisyah, mahasiswi cantik jurusan Tafsir Al-Qur'an semester akhir, duduk di teras perpustakaan,  kitab Tafsir Jalalain terbuka di hadapannya.  Namun,  pandangannya tak sepenuhnya tertuju pada buku-buku tafsir.  Pikirannya dipenuhi oleh sosok Ziyad, mahasiswa Syariah yang tampan dan berpengetahuan luas.  

Senyum Ziyad,  kehangatan dalam suaranya saat berdiskusi,  dan keteguhannya dalam beribadah,  telah mencuri perhatian Aisyah.  Perasaan itu tumbuh perlahan,  seperti tunas yang menembus tanah kering,  menimbulkan rasa bahagia sekaligus kegelisahan.

Suatu sore, setelah kuliah MK Ulumul Qur'an,  Aisyah tak sengaja bertemu Ziyad lagi di lorong kampus.  Buku-bukunya hampir jatuh,  dan Ziyad dengan sigap membantunya.

"Hati-hati, Aisyah.  Kitab-kitab ini berat, lho.  Lebih berat lagi mengamalkan isinya, ya? tersenyum lembut" kata Ziyad.

Aisyah mukanya merah padam.

"Iya, Mas.  Terima kasih" kata Aisyah.

"Sama-sama.  Eh,  kamu lagi mempelajari Tafsir Jalalain ya?  Saya juga sedang menulis makalah tentang Nabi Yusuf.  Ayat tentang kesabaran Yusuf... sungguh menginspirasi" kata Ziyad.

"Benar sekali, Mas.  Kesabarannya luar biasa.  Saya sering terharu membacanya" kata Aisyah.

"Memang begitu,  dan kisah Yusuf juga mengingatkan kita tentang indahnya cinta yang suci,  cinta yang diridhoi Allah.  Cinta yang mampu melewati segala cobaan" sahut Ziyad.

Jantung Aisyah berdebar kencang.  Kata-kata Ziyad begitu menyentuh.

Aisyah tertunduk malu. 

"Mas...  memangnya cinta yang suci itu seperti apa, sih?" Tanya Aisyah.

"Cinta yang suci adalah cinta yang dilandasi keimanan,  yang selalu mengarah pada kebaikan.  Cinta yang tidak melanggar aturan Allah,  yang mampu membangun,  bukan menghancurkan.  Seperti cinta Nabi Yusuf kepada Zulaikha,  walaupun terhalang oleh banyak rintangan" jawab Ziyad.

Mereka terdiam sejenak,  hanya suara dedaunan yang berdesir menemani keheningan.

"Mas...  saya...  saya ingin belajar lebih banyak tentang cinta yang suci itu.  Dari Mas" kata Aisyah sambil menundukkan kepala.

Ziyad tersenyum simpul.

"Insya Allah,  saya akan selalu membimbingmu.  Mari kita sama-sama belajar,  meniti jalan menuju ridha Allah"

Malamnya, Aisyah bermunajat kepada Allah,  memohon petunjuk dan kekuatan.  Dan tak lama kemudian,  Ziyad datang melamarnya,  dengan niat yang tulus untuk membina rumah tangga yang diridhoi Allah.  

Di bawah langit yang dihiasi bintang-bintang,  ijab kabul pun terucap,  menandai awal perjalanan cinta suci mereka,  sebuah kisah cinta yang indah dan penuh berkah.

-Tamat-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar