Berpuasalah Maka Engkau Sehat

 

Gambar hanyalah pemanis tampilan 

Cerpen Ramadhan Hari Ke-10

ktakketikmustopa.com, Di ruang keluarga yang sederhana, Pak Amran duduk bersama anak-anaknya setelah shalat Tarawih di Masjid. Seperti kebiasaannya setiap malam Ramadan, ia mengajak mereka berdiskusi tentang berbagai hal terutama tentang agama dan ilmu pengetahuan.

Malam itu, Ahmad, anak sulungnya yang masih duduk di bangku SMA, mengangkat tangan dan bertanya, 

"Ayah, tadi Ahmad dengerin ceramah kultum dari pak ustadz, ada kalimat 'Berpuasalah maka engkau akan sehat.' Apa maksudnya?"

Pak Amran tersenyum.

"Itu adalah sebuah ungkapan yang mencerminkan manfaat puasa tidak hanya secara spiritual, tetapi juga bagi kesehatan tubuh kita."

"Bagaimana bisa puasa menyehatkan, Ayah?" tanya Furqon, adik Ahmad yang masih duduk di bangku SMP.

Pak Amran mengambil napas sejenak sebelum menjelaskan, 

"Saat kita berpuasa, tubuh kita memasuki fase di mana sel-sel mulai melakukan proses yang disebut otofagi. Kata ini pertama kali dicetuskan oleh Christian de Duve pada tahun 1963 dan kemudian diteliti lebih lanjut oleh Yoshinori Ohsumi, yang mendapatkan Nobel karena penelitiannya."

"Otofagi? Apa itu, Ayah?" tanya Yusuf, si bungsu yang masih duduk di bangku SD.

"Otofagi itu seperti proses daur ulang di dalam tubuh kita. Saat kita berpuasa selama 12 jam, tubuh akan mulai membersihkan dirinya sendiri dengan mendaur ulang komponen sel yang rusak atau tidak terpakai. Ini membantu sel-sel kita tetap sehat dan berfungsi dengan baik," jelas Pak Amran.

Ahmad mengangguk paham. 

"Jadi, kalau kita berpuasa, tubuh kita justru memperbaiki dirinya sendiri?"

"Benar sekali," kata Pak Amran. 

"Dalam kondisi puasa, sel-sel tubuh mengalami sedikit tekanan. Tekanan ini justru baik karena memicu otofagi, yang pada akhirnya membantu memperbarui komponen seluler, mengurangi peradangan, mengontrol kadar gula darah, bahkan berkontribusi pada umur panjang."

Ismi tampak berpikir sejenak sebelum bertanya lagi, 

"Kalau begitu, apa puasa juga bisa membantu menurunkan berat badan?"

"Ya, dengan catatan kita tetap menjaga pola makan yang sehat saat sahur dan berbuka. Saat berpuasa, tubuh menggunakan cadangan energi yang ada, sehingga berat badan bisa lebih terkontrol. Tapi kalau setelah berbuka kita makan berlebihan, manfaat itu bisa berkurang," jawab Pak Amran sambil tersenyum.

Ahmad tampak bersemangat. 

"Wah, kalau begitu, puasa bukan cuma ibadah, tapi juga cara supaya tubuh kita lebih sehat!"

"Tepat sekali, Nak," kata Pak Amran sambil mengusap kepala anak bungsunya. 

"Puasa Ramadan adalah anugerah dari Allah. Selain untuk mendekatkan diri kepada-Nya, puasa juga membantu menjaga keseimbangan tubuh kita. Jadi, marilah kita jalani puasa dengan ikhlas dan penuh semangat."

Malam itu, pembicaraan di keluarga Pak Amran semakin membuka wawasan anak-anaknya. Mereka kini memahami bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga cara Allah menjaga kesehatan mereka.


-Tamat-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar