Ketika Pak Dosen Kecebur Kolam Wudhu

 

Gambar hanya pemanis tampilan 

Cerpen Kocak

ketakketikmustopa.com, Siang itu, mahasiswa STID Al-Biruni Cirebon sudah duduk rapi di aula kampus, menunggu kuliah tamu dari UIN Jogja seorang dosen senior yang dianggap mumpuni dalam bidang Sosiologi, Prof. Dr. Mustajab, yang dikenal tegas, kharismatik, dan selalu tampil rapi. Semua mahasiswa antusias, karena bisa dipastikan dari kuliah umum ini ada ilmu-ilmu baru yang bisa didapatkan. kuliah tamu ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang penuh ilmu—dan tentunya snack gratis.

Di ruangan lain, Pak Prof. Mustajab bersiap-siap. Dengan jas hitamnya yang elegan dan peci yang selalu miring ke kiri, beliau berjalan santai menuju aula, sambil sesekali mengelus janggutnya yang lebat. Namun, karena hari itu cuaca cukup terik, beliau memutuskan mampir ke tempat wudhu dulu untuk membasuh muka agar lebih segar.

Sayangnya, di sinilah masalah dimulai.

Di tempat wudhu, lantainya agak basah karena banyak mahasiswa baru yang masih belajar dengan "semangat menggebu, alias terlalu heboh dalam menggunakan air.

Prof. Mustajab, yang sudah berumur, berjalan dengan hati-hati. Namun, saat kakinya melangkah ke ubin yang licin…

"BYUURRR!!!"

Seketika, suasana hening. Beberapa mahasiswa yang sedang berwudhu membeku di tempat, tak percaya dengan apa yang mereka lihat. 

Di hadapan mereka, Pak Mustajab—sang dosen kharismatik—tenggelam setengah badan di dalam kolam wudhu!

Seorang mahasiswa tercekat, ingin tertawa tapi takut dimarahi pak Mustajab. Sementara yang lain buru-buru membantu.

"Pak, nggak apa-apa?" tanya Rizal, mahasiswa semester akhir yang dikenal paling rajin, sambil mengulurkan tangan.

Pak Mustajab berusaha berdiri, tapi karena lantai kolam licin, ia malah terpeleset lagi.

 "BYUURR!!"

Mahasiswa yang menahan tawa akhirnya tak kuat. Seketika tempat wudhu berubah menjadi konser tawa yang tertahan, dengan beberapa mahasiswa pura-pura batuk agar tidak terlalu ketahuan.

Prof. Mustajab akhirnya berhasil berdiri, jas hitamnya basah kuyup, dan pecinya hilang entah ke mana. Dengan ekspresi datar, ia mengambil napas panjang, lalu menatap mahasiswa di sekitarnya.

"Siapa yang ketawa, ulang seminar ini dua kali!"

Secepat kilat, suasana kembali hening. Semua mahasiswa langsung menunduk, berpura-pura serius. Bahkan Rizal yang tadi berani bertanya kini sibuk memperhatikan motif ubin.

Salah satu mahasiswa berusaha menahan tawanya begitu keras, sampai wajahnya merah seperti kepiting rebus. Tapi saat ia melihat Pak Mustajab berdiri dengan air masih menetes dari janggutnya, ia tak kuat lagi.

"HAHAHAHA!"

Pak Mustajab menatapnya tajam. "Kamu!"

Mahasiswa itu langsung pucat. "I-iya, Pak?"

"Kamu aja yang bantu saya ambil peci di dalam kolam!"

Seisi tempat wudhu makin menahan tawa. Mahasiswa malang itu akhirnya masuk ke kolam, mengambil peci yang mengambang, dan menyerahkannya dengan wajah pasrah.

Tak lama, Pak Mustajab melangkah keluar, berusaha mempertahankan wibawanya. Dengan basah kuyup, ia masuk ke aula dan berdiri di depan ratusan mahasiswa yang menunggu kuliah umum.

Setelah hening beberapa detik, beliau menghela napas.

"Hari ini kita belajar satu hal: Hati-hati di tempat wudhu. Kalau tidak, kalian akan merasakan seperti yang saya rasakan."

Seisi aula meledak dalam tawa.

Prof. Mustajab pun akhirnya ikut tersenyum, lalu membuka ceramahnya dengan satu kalimat:

"Karena hari ini saya sudah mandi junub, kuliah umum ini resmi dimulai."

Dan sejak hari itu, kolam wudhu STID Al-Biruni tak lagi hanya menjadi tempat berwudhu, tapi juga saksi bisu kisah kocak yang akan dikenang mahasiswa selama bertahun-tahun.

-The End-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar