Sarjana Sastra, Manajemen Pendidikan dan Berlabuh di Kampus Dakwah

 

Gambar seorang dosen dengan berjuta karya


ketakketikmustopa.com, Perjalanan hidup kadang tak terduga, seperti kisah seorang sarjana Sastra Arab dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta era 1990-an yang menjalani alur kehidupan bak zig-zag. Mulai dari mempelajari puisi-puisi klasik hingga akhirnya berlabuh sebagai pengajar di kampus Dakwah STID Al-Biruni jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Sebuah perjalanan yang penuh liku, inspirasi, dan dedikasi.

Awal yang Tak Direncanakan

Ketika pertama kali memasuki bangku kuliah, tidak ada visi yang jelas tentang harus menjadi apa dan mempelajari apa. Yang ada hanyalah langkah mengikuti arus, hingga akhirnya diterima di jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Di sinilah perjalanan akademik dimulai.

Jurusan ini membuka cakrawala baru: mempelajari tata bahasa Arab (nahwu dan sharaf), fonologi, morfologi, sintaksis, hingga karya sastra berbasis nilai-nilai Islam. Dari puisi klasik yang menggugah, prosa yang mengalir, hingga sastra kontemporer yang kaya akan pesan moral, semua menjadi bekal intelektual yang mendalam.

Namun, di balik perjalanan itu, ada ironi tersendiri. Pada era 1990-an, teknologi belum secanggih sekarang. Tidak ada mahasiswa yang memiliki komputer. Semua tulisan hanya tersimpan di atas kertas-kertas berserakan: kumpulan puisi, cerpen lucu, dan bahkan novel yang tak pernah selesai. Aspirasi menjadi sastrawan pun perlahan tak tercapai.

Berbelok ke Manajemen Pendidikan Islam

Setelah menyelesaikan studi, alih-alih melanjutkan ke jenjang S2  justru mengambil Manajemen Pendidikan Islam di sebuah kampus di kota Solo. Sebuah langkah yang tampak seperti penyimpangan dari jalur awal, tetapi ternyata menjadi awal dari perjalanan baru.

Cita-cita menjadi sastrawan tergantikan oleh pengabdian sebagai guru, sang “pahlawan tanpa tanda jasa.” Selama satu dasawarsa, dirinya terlibat dalam mendirikan berbagai lembaga pendidikan, mulai dari MTs, SMP, MA, hingga SMK. Langkah ini menjadi kontribusi nyata bagi masyarakat dan pendidikan Islam.

Berlabuh di Kampus Dakwah

Perjalanan karier akhirnya membawa sang sarjana ke STID Al-Biruni Cirebon, sebuah kampus dakwah yang ia turut dirikan. Kini, ia berlabuh sebagai dosen di kampus Dakwah, jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Peran ini seolah menjadi titik temu antara seluruh pengalaman sebelumnya—dari sastra, pendidikan, hingga dakwah.

Karya yang Berbicara

Meskipun perjalanan hidupnya berliku, karya-karyanya menjadi bukti dedikasi yang tak pernah surut. Lebih dari 100 buku telah diterbitkan, mencakup tema sosial, agama, pendidikan, serta karya sastra seperti novel, cerpen, dan puisi. Buku-buku ini bukan hanya menjadi warisan intelektual, tetapi juga inspirasi bagi generasi muda.

Penutup

Kisah ini adalah tentang bagaimana seseorang menemukan jalan hidupnya melalui berbagai tikungan tajam. Dari sastra Arab ke manajemen pendidikan, hingga akhirnya berkontribusi di kampus dakwah, perjalanan ini mengajarkan bahwa setiap pengalaman adalah bagian dari mozaik kehidupan yang indah.

Sarjana Sastra Arab ini telah membuktikan bahwa berlabuh di pelabuhan terakhir bukanlah akhir, melainkan awal dari kontribusi besar yang nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar