Gambar hanya pemanis tampilan, seorang mahasiswa STID Al-Biruni sedang mengerjakan tugas di perpstakaan kampus.
ketakketikmustopa.com, Tulisan ini hanyalah ikhtiar baik untuk adik-adik mahasiswa, teman-teman dosen STID Al-Biruni dan masyarakat umum. Pada 13 November 2024, civitas akademika STID Al-Biruni Babakan Ciwaringin Cirebon mengadakan acara santai berupa obrolan ringan dan makan-makan di rumah Pak Dr. Ainun Najib di Kempek. Acara ini dihadiri para dosen dan staf kampus, yang terlibat dalam diskusi ringan penuh inspirasi seputar dunia pendidikan, dakwah, dan pengembangan diri. Di tengah suasana keakraban tersebut, saya mendapat sebuah pertanyaan menarik dari pembina STID Al-Biruni KH. Lukman Hakim yang saat itu hadir.
Beliau bertanya bagaimana caranya agar bisa menulis secara konsisten hingga menghasilkan ratusan buku, dan bagaimana kiat-kiat ini dapat ditularkan kepada para dosen STID Al-Biruni agar mereka juga terdorong untuk terus menulis.
Penulis (Mustopa) memberikan jawaban yang sederhana namun bermakna.
“Mulailah menulis dari hal-hal yang ringan hingga akhirnya menyukai kegiatan menulis itu sendiri. Jika kita sudah terbiasa menulis setiap hari, dari yang kecil dan sederhana, lama-lama kita akan terbiasa hingga mampu menulis hal-hal yang lebih besar dan mendalam.”
Saya juga menyampaikan ungkapan:
"Ma
Nalasa, Wa Tarbata, Tsumma Afloda. Fahua Fi Darojatil Profesor," yang
bermakna, "Barang siapa yang biasa menulis, terus diterbitkan setelah
itu lalu diaplod, orang yang memiliki kebiasaan seperti itu bisa dipastikan bisa
mencapai gelar profesor."
Kalimat ini memiliki makna mendalam: jika kita terus-menerus mengasah kemampuan menulis dari langkah-langkah kecil dan merangkainya dengan kesabaran serta ketekunan, pada akhirnya kita akan menuai hasil luar biasa. Begitu pula dengan perjalanan menulis—mulailah dari hal-hal kecil dan sederhana, biarkan kebiasaan itu tumbuh, dan tanpa terasa Anda akan menciptakan karya-karya besar.
Setelah menjawab pertanyaan tersebut, saya membagikan beberapa kiat praktis untuk menjadi penulis yang konsisten kepada rekan-rekan dosen, sebagai berikut:
1. Mulailah dari Hal-Hal yang Ringan
Saya menekankan pentingnya memulai dari tulisan yang sederhana, seperti catatan harian, refleksi pribadi, atau opini singkat tentang suatu topik. Dari kebiasaan menulis ringan inilah, lama-kelamaan Anda akan menemukan kenyamanan dalam menulis, sehingga menulis menjadi bagian dari rutinitas harian.
2. Bangun Kebiasaan Menulis Setiap Hari
Tidak perlu langsung menulis dalam jumlah besar. Cukup targetkan 15–30 menit per hari. Ini bisa dimulai dengan menulis 200–300 kata setiap hari, yang lama-kelamaan akan bertambah seiring waktu. Kuncinya adalah konsistensi.
3. Tuliskan Apa yang Anda Kuasai dan Sukai
Tulisan akan lebih mengalir jika kita menulis tentang hal-hal yang kita kuasai atau sukai. Ini membantu menjaga semangat dalam menulis. Misalnya, sebagai akademisi, kita bisa menulis tentang pengalaman mengajar, refleksi atas ayat-ayat Al-Qur’an, atau aplikasi ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tetapkan Tujuan Jangka Pendek dan Panjang
Buatlah tujuan menulis yang spesifik. Misalnya, dalam satu bulan, Anda bertekad untuk menyelesaikan satu artikel atau satu bab buku. Tujuan jangka pendek ini akan memberikan motivasi dan rasa pencapaian yang berkelanjutan.
5. Jangan Terjebak pada Kesempurnaan
Banyak orang terhenti di tengah jalan karena merasa tulisannya belum sempurna. Saya menyarankan agar fokus pada proses menulis terlebih dahulu, tanpa terlalu memikirkan kesalahan. Revisi dapat dilakukan belakangan.
6. Temukan Waktu dan Tempat yang Nyaman untuk Menulis
Sebagai akademisi, waktu kita sering terbagi untuk banyak kegiatan. Namun, penting untuk menemukan momen yang tenang, seperti pagi hari sebelum aktivitas dimulai atau malam hari setelah semuanya selesai.
7. Bacalah Buku dan Tulisan Orang Lain
Inspirasi bisa datang dari membaca karya orang lain. Selain menambah wawasan, membaca juga dapat memperkaya gaya bahasa dan cara penyampaian kita dalam menulis.
8. Bergabunglah dengan Komunitas Penulis
Saya juga menekankan pentingnya saling mendukung dalam komunitas. Diskusi dan masukan dari rekan-rekan penulis bisa menjadi motivasi tambahan. Misalnya, civitas STID Al-Biruni bisa membuat kelompok diskusi yang membahas perkembangan tulisan masing-masing dosen.
9. Dokumentasikan Ide-Ide yang Muncul
Jangan biarkan ide-ide berlalu begitu saja. Gunakan catatan di ponsel atau buku kecil untuk mencatat gagasan yang muncul kapan saja. Dokumentasi ini bisa menjadi sumber tulisan Anda di kemudian hari.
10. Jadikan Menulis sebagai Sarana Ibadah
Saya menutup jawaban saya dengan mengingatkan bahwa menulis adalah salah satu cara untuk berdakwah dan berbagi manfaat. Ketika kita menulis dengan niat yang baik, tulisan itu akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir.
Acara tersebut tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga refleksi bagi saya dan teman-teman dosen lainnya. Semoga kiat-kiat ini bisa menjadi pemantik semangat bagi civitas STID Al-Biruni untuk terus menulis, berbagi ilmu, dan menginspirasi lebih banyak orang. Dengan konsistensi, tulisan kita bisa menjadi jejak berharga yang abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar