Catatan Ringan Jelang Kenduri Konferensi MWC NU Waled 28 Juli 2024

Gambar Gedung MWCNU Kecamatan Waled diresmikan pada 25 Oktober 2021, Pukul 13.00 oleh Ketum PB NU, KH. Said Aqil Siradj. 

ketakketikmustopa.com, Kalau tidak ada aral melintang MWC NU Kecamatan Waled beberapa hari lagi akan punya hajat kenduri Konferensi MWC NU tanggal 28 Juli 2024 memilih calon Ketua Tanfidziyah dan Rois Syuriyah yang akan bisa memimpin organisasi Jam’iyah Nahdlatul Ulama di Kecamatan Waled. Aura, suasana dan aroma sudah persiapan sudah mulai terasa. Beberapa kandidat sudah mulai bermunculan. Ada Kyai Mustahdi, S. Ag., Kyai Muhyidin, S. Kom, Kyai Khoerul Anwar, S. Pd.I, Kyai Bagus Ali, S. Sos dan lain-lain.

Konferensi MWC NU Waled kali ini mudah-mudahan kondusif berjalan dengan lancar. Kalau diibaratkan MWC NU Waled bunga yang diperebutkan para kumbang yang siap berkompetisi meminangnya. Terbukti dengan banyak bermunculan para kandidat.

Dibutuhkan calon pemimpin  handal yang mampu menyatukan para kyai dalam menghadapi resistensi yang tinggi dari Islam kelompok disintegrasi, intoleransi, radikalisme, calon ketua juga harus tetap konsisten meneguhkan sikap sebagai pengawal eksistensi Ahlussunnah waljamaah An-nahdliyah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia..

Sangat berharap besar kepada siapa saja yang terpilih untuk menjalankan amanah yang diberikan. Memilih calon pemimpin NU di Kecamatan Waled tidak sesederhana yang kita bayangkan gagah dengan gedung MWC NU yang megah, yang dibutuhkan adalah orang-orang yang tulus dan  ikhlas dalam ngopeni NU, karena itu perlu proses panjang dalam penyiapan calon sopir long vehicle ini.

Sebagai organisasi yang ada di Kecamatan Waled, peran dan kiprah MWC NU Waled sudah bisa dirasakan oleh pemerintah setempat baik itu pemerintah kecamatan maupun pemerintah desa dalam hal ini para kuwu, karena setiap dua minggu sekali ikut kegiatan "Lailatul Ijtima’", MWC NU Waled menganggap pemerintah setempat sebagai mitra bargaining position dalam membangun umat dan masyarakat. dan tidak menganggapnya sebagai lawan pesaing. Untuk itu kepada segenap kandidat terpilih nanti harus mampu mengawal kepercayaan ini dengan semangat dan tanggungjawab dengan melawan setiap ancaman disintegrasi dengan munculnya paham yang memecah belah, intoleran dan radikalisme di kecamatan Waled.

Ada catatan kecil yang harus kita jawab bersama bahwa ke depan MWC NU Waled harus membuka diri dengan dunia luar, bergandengan tangan dengan MWC-MWC yang ada, ikut berperan aktif  di PC NU Kabupaten Cirebon menyuarakan suara dari bawah. Berikut catatan-catatan dari bawah  :

Pertama, bermunculnya generasi baru. yaitu Generasi Santri Milenial yang kemunculannya berbeda dengan generasi kita. Tugas kita adalah bagaimana kita bisa merayu mereka agar aktif di NU dan masuk di banom-banom NU. Karena masih ada para santri maupun pelajar yang belum bergabung di IPNU IPPNU, GP Ansor, Banser, Fatayat, Pagar Nusa dan lain-lain.

Kedua, masih banyak tokoh kyai, tokoh santri yang belum terkoordinir masuk di tubuh kepengurusan NU entah karena malu, ewuh pekewuh, atau mungkin karena tidak ada yang mengajak. Menjadikan mereka tidak mau peduli dengan kepengurusan NU pantas saja kalau masih ada desa yang belum terbentuk pengurus ranting NU.


Ketiga, Digitalisasi di semua aspek kehidupan. MWC NU harus siap menghadapi era digital yang semakin maju ini, untuk MWC NU harus melek dan mampu menyesuaikan diri dan mampu memanfaatkan dunia digital sebagai bagian sarana dakwah dan perjuangan. Sarana media sosial yang ada masih minim bahkan nyaris kering informasi padahal banyak di kalangan muda NU Waled yang mahir digitalnya. Perlu memfungsikan kembali Lembaga Ta’lif Wan Nasr NU (LTNU)

Keempat, Bagaimana MWC NU mampu membangun Ekonomi Keumatan, membangun mitra bisnis dengan pemerintah ataupun swasta, membuka koperasi simpan pinjam secara syar’i, mendirikan mini market-mini market. Dalam hal ini harus membangkitkan peran Lembaga Perekonomian NU (LPNU), Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedakah NU (LAZISNU)

Kelima, Trend intoleransi dan radikalisasi. Ini menjadi tanggung jawab bersama pemerintah dengan umat. Bukan tidak mungkin isu ini tidak ada di wilayah Waled karena bibit-bibitnya kalau kita tidak waspada pasti ada, biasanya kelompok-kelompok yang berbau Wahabi seperti ada LDII, FPI, dan lain-lain. Persoalan ini merupakan tantangan besar ke depan tugas dan wewenangnya ada pada Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), LDNU Kecamatan Waled harus memberikan dakwah pemahaman kepada umat agar hati-hati terhadap kelompok-kelompok Wahabi.

Keenam, Mengembalikan gedung MWC NU sebagai rumah singgah dari banom-banom yang ada di MWC NU Waled sebagai Pusat Episentrum Kegiatan NU setiap hari baik itu pusat pengajian dan maupun pengkajian NU, latihan keterampilan anak-anak muda, dan lain-lain.

Selanjutnya MWC NU harus senantiasa bergerak dan bersinergi dengan seluruh steakeholder dan pemerintah serta seluruh lapisan masyarakat untuk membangun toleransi di tengah-tengah masyarakat yang plural. Hal ini sesuai dengan tabi’at dan karakter NU sebagai organisasi yang menjaga keutuhan NKRI. 

Wallohu a’lam


Penulis mantan ketua GP Ansor PAC Kecamatan Waled Tahun 2002


Tidak ada komentar:

Posting Komentar