Guru dan Dosen Yang Kreatif dan Inovatif, Harapan Bangsa

 

Gambar twibon Hari Pendidikan Nasional 02 Mei 2024

ketakketikmustopa.com, Dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2024 (02 Mei 2024) kami mencoba menyoroti kinerja guru dan dosen yang harus kreatif dan inovatif  karena hanya merekalah yang menjadi guru atau dosen satu-satunya harapan bangsa.

Di era sekarang ini menjadi guru atau dosen menjadi  pekerjaan yang diminati banyak orang mengingat  gajih atau honor dan tunjamgam menggiurkan menjadi alasan untuk di pilih. Tidak hanya itu saja, jabatan guru dan dosen di tengah-tengah masyarakat dianggap sangat mulia dan terhormat. Kalau dulu  "Guru itu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" sekarang sudah mulai tidak berlaku lagi. Dilihat dari penomena saat ini membuat kebanyakan orang ingin jadi guru atau dosen.

Saat ini sebenarnya menjadi Guru atau Dosen itu berat, dituntut untuk meningkatkan kompetensi sebagai: bisa sebagai peneliti, penulis, motivator, fasilitator, mediator, pengelola kelas, demstrator, inspirator, mentor, pemantik kreatifitas, pengembang kerja tim, empati sosial, Sedangkan kenyataannya di kelas hanya: mengajar, mendidik, melatih keterampilan hidup, memberikan bimbingan dan pengarahan saja.

Dikiranya menjadi guru atau dosen mudah dan gampang yang datang mengajar terus pulang sudah. Ternyata tidak sesederhana yang kita bayangkan, ada beban kerja dan tugas yang harus dikerjakan seperti administrasi sekolah, silabus, RPP dan lain-lain. Seorang guru  juga harus memiliki keilmuan yang linear secara akademik, ini yang tidak disadari. Banyak kasus para   guru  tidak mempertimbangkan linearitas, guru dari jurusan Bahasa Inggris  mengajar pelajaran PAI, guru jurusan IPS mengajar Matematika. Kalau dulu hal seperti ini bisa diselesaikan dengan "Akta Empat"  dan sekarang sudah ada regulasi menjadi seorang guru harus sesuai dan linear.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan upaya perbaikan. Salah satu bentuk upaya untuk memajukan pendidikan di Indonesia  yang mereka ajukan adalah adanya linearitas pendidikan bagi guru.

Selain guru itu harus linearitas, guru dan dosen harus memiliki sifat kreatif dan inofatif, kenapa demikian? Karena guru dan dosen dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukan proses kreatif tersebut. Selain itu seharusnya berusaha terus  untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik.

Bagi siapa saja yang ingin menjadi guru atau dosen baik itu sedang menjalankan profesi sebagai guru atau dosen harus waspada kepada penyakit yang sering hinggap, sedikitnya ada sekitar 22 macam penyakit guru yang harus dipahami, diwaspadai dan dihindari, dan segara dilakukan terapi, agar penyakit ini tidak penjadi pandemi.

1.        Kudis (kurang disiplin)

2.        Tipes (tidak punya selera)

3.        Asma (asal masuk kelas)

4.        Kusta (kurang strategii

5.        Kram (kurang trampil)

6.        Lesu (lemah sumber)

7.        Asam Urat (asal sampaikan materi kurang akurat)

8.        Mual (mutu lemah)

9.        TBC (tidak bisa komputer)

10.    Diare (di kelas anak diremehkan), dan

11.    Ginjal (gaji nihil jarang aktif dan lambat).

12.    Mencret ( mengajar ceramah terus)

13.    Kudis ( kurang disiplin)

14.    Kurap ( kurang persiapan)

15.    Sembelit (sedikit membaca literatur)

16.    Watuk Asma: ( belajar atau tidak asal materi habis)

17.    Sariawan (siapkan anak dengan ringkasan aman waktu ulangan/ujian)

18.    WTS (wawasan tidak luas) :

19.    Mual (mutu amat lemah)

20.    Tipus (tidak punya selera mengajar)

21.    Asam Urat (asal susun materi urutan tidak akurat)

22.    Ginjal (gadan lambat jih nihil jarang aktif dan lambat)

Sebaiknya para guru dan dosen segera up grade diri agar terbebas dari penyakit tersebut di atas. Menjadi guru atau dosen kreatif dan inofatif adalah sebuah keniscayaan dan keharusan di era sekarang ini.

Yang dibutuhkan untuk menjadi guru kreatif dan inovatif di era yang serba digital ini sebagai berikut:

1.        Memahami karakter siswa

2.        Memanfaatkan sistem pembelajaran digital

3.        Meningkatkan kemampuan interpersonal

4.        Membuat media pembelajaran yang menarik

5.        Memiliki kemampuan kreatifitas dan inovatif yang tinggi

6.        Berorientasi pada high order thinking skill

7.        Adanya kolaborasi antara guru atau dosen dengan peserta siswa atau mahasiswa

Kiranya poin-poin itu yang menjadikan guru kreatif dan inovatif. Menjadi guru atau dosen kreatif dan inovatif tidak hanya sekedar dalam penggunaan alat komputer saja, tapi juga perpaduan  antara kreatifitas dan inovatif. Sehingga yang tadinya sulit dalam menyampaikan kepada siswa menjadi mudah dan menarik.

"Selamat Hari Pendidikan Nasipnal,Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar".


Wallohu a’lam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar