Gambar : Foto NU Online
Mari kita belajar dari sejarah penciptaan Nabi Adam As. Nabi Adam As itu sendiri diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk wujud yang nyata dengan perbedaan bentuk fisik yang berasal dari tanah yang diambil dari tempat yang berbeda-beda. Perbedaan itu terlihat ketika Allah SWT menciptakannya dari tanah yang berbeda-beda, kemudian Allah menyatukannya lagi dalam bentuk kesatuan yang saling melengkapi sehingga terbentuklah wujud badan Nabi Adam yang bisa ditempati oleh ruh.
Ini memberikan isyarat bahwa manusia memang sejak awal diciptakan dengan perbedaan dan dapat disatukan kembali menjadi manusia yang damai, tentram, nyaman. Sebagaimana keterangan mengenai penciptaan Nabi Adam As ada dalam kitab Daqoiqul Akhbar. Keterangan Imam Abdurrahman bin Ahmad Al-Qadhi bahwa Ibnu Abbas Ra berkata :
"Allah SWT. Menciptakan Nabi Adam As dari beberapa daerah di dunia. Kepalanya dari Ka’bah, dadanya diambil dari beberapa tempat di bumi, punggung dan perutnya diambil dari tanah India, tangannya dari bumi bagian timur dan kakinya dari bumi bagian barat"
Dari uraian di atas maka, bisa kita lihat di setiap masyarakat atau di setiap negara sudah dipastikan berbeda-beda banyak ragamnya atau biasa kita sebut dengan Bhineka Tunggal Ika, meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Ada Jawa, Sunda, Batak, Madura, Papua dan lain-lain. Tidak heran pada saat jelang Pemilihan Presiden atau Pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat konstalasi politik meningkat agak sedikit hangat.
Empat hari ke depan kita akan menghadapi pesta demokrasi memilih Calon Presiden dan Wakil Presiden, memilih DPR tingkat kabupaten, DPR tingkat provinsi, DPR tingkat pusat, dan memilih calon perwakilan daerah yang kita kenal dengan DPD. Karena itu, perlu dibutuhkan kedewasaan dalam menyikapinya tidak perlu gontok-gontokan. Prinsipnya siapa saja yang menang harus didukung dan siapa yang kalah harus kita rangkul jangan sampai membuli dan mengolok-oloknya. Kita tidak boleh terjebak dalam politik identitas agama dimana perebutan kekuasaan dengan menjadikan agama sebagai alat politik. Misalnya ada jargon, kalau tidak milih si anu tidak usah disholati atau sholatnya pindah di masjid lain.
Identitas agama seharusnya dapat melindungi kepentingan seluruh umat. Umat Islam diajarkan agar menebarkan Islam yang "Rahmatan lil ‘alamin" atau rahmat bagi seluruh alam. Cara berpolitik dalam Islam seorang pemimpin harus memiliki Tawasuth (tengah-tengah), Tawazun (berimbang), I’tidal (tegak lurus).
Selain ketiga prinsip di atas, ajaran Aswaja NU mengamalkan sikap Tasamuh (toleransi). Yakni, menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup tidak sama. Namun bukan berarti mengakui atau membenarkan keyakinan yang berbeda dengan kita. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an :
"Maka berbicaralah
kamu berdua (Nabi Musa As dan Nabi Harun As) kepadanya (Fir’aun) dengan
kata-kata yang lemah lembut dan mudah-mudahan ia ingat dan takut"
(QS. Thaha : 44)
Ayat ini berbicara perintah Allah SWT kepada Nabi Musa As dan Nabi Harun As agar berbicara dan bersikap baik kepada Fit’aun.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir ketika menjabarkan ayat di atas mengatakan : "Sesungguhnya dakwah Nabi Musa As dan Nabi Harun As kepada Fir’aun adalah menggunakan perkataan yang penuh kasih sayang, lembut, mudah dan ramah. Hal ini dilakukan agar supaya lebih penuh menyentuh hati, lebih dapat diterima dan lebih berfaedah".
Bagaimana dengan warga NU dalam memilih calon presiden dan wakil presiden tahun 2024? Menurut hemat penulis, di Pilpres tahun 2024 ini setiap calon presiden dan calon wakil presiden sudah ada orang-orang alim, sudah ada orang-orang hebat, sudah ada kyai-kyai besar yang mengusung calon-calon itu. Serahkan saja pada mereka yang lebih alim, kita orang awam tinggal manut saja.
Di pasangan paslon 01 ada kyai NU-nya, di paslon 02 ada kyai NU-nya, dan di paslon 03 ada kyai NU-nya. Sekali lagi sejatinya kita sedang tidak ngotot paslon 01 harus menang, paslon 02 harus menang, paslon 03 harus menang. Tetapi di Pemilu tahun 2024 sekarang ini sejatinya sedang memperjuangkan dan memenangkan Indonesia ke depan, memenangkan bagaimana ke-Indonesia-an kita tetap kokoh dalam bingkai NKRI harga mati dan lebih maju lagi. Sudah bukan zamannya lagi kita ngotot kelompok kita yang harus menang, itu sih anak kecil kelas TK Nol Besar. Sekali lagi, yang harus diperjuangkan dan dimenangkan oleh warga NU adalah Indonesia Raya.
Mari kita kembali beraktivitas sebagaimana biasanya karena kalau kita tidak bekerja kita tidak bisa makan, apakah kita akan makan politik?. Kita kembali merajut kebersamaan membangun NKRI, membangun negara kita. Sebagai warga NU mari kita perkuat akidah Aswaja kita, kita boleh berbeda pilihan, tetap kita akan kembali kepada organisasi kita yaitu, dan kita akan kembali ke rumah besar kita yaitu Indonesia.
Seperti di pembukaan tulisan ini, bahwa tubuh Nabi Adam As berasal dari tanah yang di ambil dari tanah yang jauh, di ambil dari tanah dari berbagai negara yang berbeda-beda. Pada akhirnya menyatu jadi satu tubuh, bentuk fisik yang namanya Nabi Adam As.
Wallohu
a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar