ketakketikmustopa.com, Ajang penganugerahan penghargaan "Dakwah Award" STID Al-Biruni Cirebon tahun 2024 berlangsung meriah dan khidmat di tengah berlangsungnya acara sidang senat wisuda sarjana ke-7 STID Al-Biruni Cirebon (28/1/2024). Pada wisuda tahun ini mengambil tema "Islamic Dakwah for The Future of The World Society" tujuannya adalah bagaimana peran para da’i dalam menyampaikan pesan agama di masa yang akan datang yang sarat dengan problematika.
"Dakwah Award" adalah penghargaan bagi tokoh masyarakat yang konsen di bidang dakwah. Upacara penganugerahan penghargaannya saat berlangsung prosesi sidang terbuka wisuda sarjana, kebetulan tahun ini diberikan kepada almarhum Prof. Dr. KH. Abdus Syakur Yasin, MA. atau yang biasa kita kenal Buya Syakur.
Prof. Dr. KH. Abdus Syakur Yasin, MA. adalah ulama Indonesia dan pendiri Pondok Pesantren Candangpinggan Indramayu, beliau lahir pada tanggal 02 Februari 1948 di Desa Tulungagung Indramayu Jawa Barat. Sosoknya dikenal sebagai salah satu ulama kharismatik, beliau biasa mengisi pengajian untuk lintas kalangan baik secara luring. Selain itu mengisi juga pengajian secara daring melalui kanal youtube Wamimma TV.
Pendidikan Buya Syakur tidak lepas lepas dari pendidikan pesantren, selama belasan tahun menimba ilmu dan menyelesaikan di pondok pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon tahun 1971, setelah dari pondok pesantren Babakan beliau melanjutkan ke Kairo Mesir. Selama kuliah di Mesir, Buya Syakur pernah diangkat juga sebagai Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kairo saat menjadi mahasiswa di Kairo pada tahun 1977, menamatkan pendidikan sarjana di Kairo dengan menulis skripsi dengan judul "Kritik Sastera Objektif Terhadap Karya Novel Yusuf As-Syiba’i".
Pada tahun 1977, Buya Syakur menyelesaikan pendidikan Ilmu Al-Qur’an di Libya, kemudian melanjutkan pendidikan magisternya di Tunisia pada tahun 1981 di bidang Sastera Linguistik. Setelah berhasil meraih gelar magister, Buya Syakur diberi amanah menjadi staf ahli di Kedutaan Besar Tunisia. Pendidikan doktornya, Buya Syakur menempuh pendidikan di Inggris jurusan Dialog Teater lulus pada tahun 1985.
Setelah menyelesaikan waktunya selama 20 tahun belajar di luar negeri. Pada tahun 1991 Buya Syakur pulang bersama kawan-kawannya seperti Abdurahman Wahid, Qquraisy Sihab, Nurkholish Madjid dan Alwi Shihab.
Lalu, Buya Syakur fokus berdakwah di Indramayu. Kemudian pada tahun 2000, Buya Syakur membangun Yayasan Pondok Pesantren Cadangpinggan, pondok pesantren tersebut resmi berdiri pada tahun 2006.
Selain sibuk berdakwah, Buya Syakur juga aktif menulis sejumlah buku yang berjudul Renungan Spiritual Buya Syakur Yasin, Surat-Surat Cinta Buya Syakur Yasin, Menembus Palung Hati yang Paling Dalam, dan Buku Wamima: Zikir Wamima dan Doa Ya Latif.
Penguasaan atas wawasan keilmuan yang luas bahkan terkadang memancing kontroversi di tengah masyarakat, Buya Syakur merangsang umat untuk terus berpikir demi kemajuan Islam. Setiap pernyataan-pernyataannya yang dianggap kontroversi oleh masyarakat, beliau menghadapinya dengan tenang dengan cara mengajak dialog sebagai satu-satunya solusi.
Buya Syakur adalah orang yang menggeluti dunia tasawuf, banyak masyarakat yang belajar bagaimana mengenal diri, bermuhasabah, serta belajar bagaimana bertarikat di alam. Metode ini bukan hanya pada Allah, pada sesama, tetapi juga mendekatkan diri pada alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar