Penganugerahan KH. Abdul Chalim Leuwimunding Majalengka Jadi Pahlawan Nasional

  • Tanggal 10 November setiap tahunnya diperingat sebagai Hari Pahlawan mengingat pada tanggal itu terjadi peristiwa heroik. Melalui Mayor Jenderal Robert Mansergh pengganti Mallaby, ia mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri mengangkat tangan di atas dengan batas ultimatum pada pukul16.00, tanggal 10 November 1945.

     

    Ultimatum tersebut membuat rakyat Surabaya marah besar, puncaknya pertempuran 10m November meletus. Perang kedua kubu sekitar 3 minggu. Tokoh perjuangan yang menggerakkan rakyat Surabaya antara lain Sutomo, KH. Hasyim Asy’ari, dan KH. Wahab Hasbullah. Para pertempuran tersebut menewaskan rakyat kita 16.000 orang dan dari pihak Inggris 2000 orang.

     

    Pada tanggal 10 November oleh pemerintah ditetapkan sebagai Hari Pahlawan. Dan pada tahun ini, tanggal 10 November 2023 pemerintah menetapkan almarhum KH. Abdul Chalim dari Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka sebagai pahlawan nasional ditandai dengan ditandatanganinya surat dari Kementerian Sekretariat Negara RI, Cq Sekretariat Militer Presiden, dengan nomor surat R-09/KSN/SM/GT/02.00/11/2023.

     

     

    Biografi Singkat

     

    KH Abdul Chalim lahir di Kecamatan Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat, tahun 1898. Ia adalah putra dari pasangan Mbah Kedung Wangsagama dan Nyai Suntamah. Masa kecil Kiai Chalim belajar di Sekolah Raja (sekolah umum yang diikuti oleh kalangan tertentu pada masa penjajahan Belanda) selama dua tahun. Selanjutnya, Kiai Chalim melanjutkan pendidikan di Pesantren Barada Mirat Leuwimunding, Pesantren Trajaya, Pesantren Kedungwuni Kadipaten Majalengka, hingga Pesantren Masantren Cirebon. Pada 1914, ketika usianya baru menginjak enam belas tahun, KH Abdul Chalim menunaikan ibadah haji dan menuntut ilmu ke tanah Hijaz selama dua tahun. Di sana ia sempat menimba ilmu dari ulama-ulama masyhur, seperti Abu Abdul Mu'thi, Syaikh Ahmad Dayyat, dan Muhammad Nawawi bin Umar Al-Bantani yang lebih sohor dengan sebutan Imam Nawawi Banten.

     

    Saat belajar di Hijaz, KH Abdul Chalim bertemu dengan berbagai ulama Nusantara dari berbagai daerah. Beberapa ulama ini kemudian menjadi teman sekaligus gurunya, salah satunya adalah KH Abdul Wahab Hasbullah atau yang lebih dikenal dengan Kiai Wahab Jombang. Saat itu, KH Abdul Chalim juga telah menjadi anggota sekaligus pengurus Sarekat Islam (SI) Hijaz dan merupakan anggota termuda di sana karena baru berumur enam belas tahun. Seperti diketahui, SI adalah organisasi para ulama Nusantara yang berorientasi menentang kebijakan-kebijakan pemerintah penjajahan Kolonial Hindia-Belanda di Nusantara. Melalui SI pula, kebijakan-kebijakan pemerintah jajahan yang tidak sesuai dengan syariat Islam dan sangat merugikan rakyat ditentang secara konstitusional. Hingga pada gilirannya, para ulama pengurus SI kemudian menggabungkan diri ke Nahdlatul Ulama alias NU.

     

    Kiprah di NU Dalam sejarah NU saat berdirinya Komite Hijaz, Kiai Chalim menjadi komunikator kunci antara para alim ulama seluruh Jawa. Kiai Chalim juga membuat surat undangan serta mengantarkannya ke seluruh Kiai di Jawa untuk menghadiri rapat Komite Hijaz. Dalam kepengurusan pertama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kiai Chalim menjabat sebagai wakil katib. Berbagai momen penting NU selalu dihadiri oleh Kiai Chalim, termasuk turut gerilya dalam perang 10 November 1945 di Surabaya yang diawali oleh Resolusi Jihad KH Hasyim Asy'Ari. Kemudian, pada tahun 1958 Kiai Chalim menjadi pelopor pembentukan Pergunu, badan otonom NU yang menghimpun dan menaungi para guru, dosen, don ustadz. Abdul Chalim wafat pada 11 April 1972.

     

    Dengan dianugerahkannya KH. Abdul Chalim Leuwimunding dari keluarga besar NU pada tanggal 10 November 2023, maka Kabupaten Majalengka sekarang memiliki 2 orang pahlawan nasional. Sebelumnya pendiri Persatuan Umat Islam (PUI) KH. Abdul Halim yang dimakamkan di Santi Asromo Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. 10 November 2023 Disarikan dari berbagai sumber.

     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar