Dalam dunia akademik, buku bukan sekadar tumpukan kertas berisi huruf; ia adalah sumber kehidupan intelektual, sahabat setia dalam pencarian dan penyampaian ilmu. Bagi seorang dosen, buku tidak hanya menjadi referensi dalam mengajar, tetapi juga penuntun dalam berpikir, menulis, dan membentuk karakter ilmiah. Ibarat petani yang tak bisa lepas dari cangkul, maka dosen pun tak dapat jauh-jauh dari buku.
Tradisi keilmuan dalam Islam maupun Barat selalu menempatkan buku sebagai pilar utama dalam peradaban. Para ulama menulis dan membaca sepanjang hidupnya, dari perpustakaan Baghdad hingga menara-menara ilmu di Andalusia. Demikian pula dalam sejarah perguruan tinggi modern, dosen yang produktif membaca dan menulis akan mendorong dinamika ilmu yang hidup di kelas dan riset. Buku menjadi jejak intelektual sekaligus ruang dialog lintas generasi.
Namun, realitas hari ini memperlihatkan tantangan baru. Di tengah derasnya informasi digital, minat membaca dan menulis buku di kalangan dosen cenderung menurun. Kesibukan administratif, tekanan beban kerja, hingga gaya hidup instan menjauhkan sebagian dosen dari kebiasaan literasi mendalam. Padahal, kualitas dosen sangat ditentukan oleh intensitas interaksinya dengan buku—baik sebagai pembaca maupun penulis.
Dosen yang menjadikan buku sebagai sahabat sejatinya sedang merawat integritas keilmuannya. Buku membuka cakrawala baru, menajamkan daya kritis, dan memperkaya materi pembelajaran. Dosen yang membaca akan mampu mengajar dengan perspektif yang luas, sementara dosen yang menulis akan meninggalkan warisan pemikiran bagi generasi mendatang.
Maka, menjaga kedekatan dosen dengan buku bukan sekadar pilihan, tetapi keniscayaan. Perguruan tinggi perlu mendorong budaya literasi, menyediakan ruang kreatif untuk menulis, dan mengapresiasi karya ilmiah dosen. Karena ketika dosen menjauh dari buku, maka ia sedang menjauh dari sumber otoritas keilmuannya sendiri. Dan ketika dosen menjadikan buku sebagai sahabat, maka sesungguhnya ia sedang menjaga marwah akademik dan merawat peradaban.
Wallohu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar