Cerpen Ramadhan
ketakketikmustopa.com, Di hari kelima Ramadhan, langit begitu cerah, berbeda dari hari-hari sebelumnya yang selalu mendung dan hujan saat sore tiba. Setelah tadarus usai sholat Ashar, Pak Amran duduk bersama anak-anaknya: Ahmad, Furqon, dan Ismi.
"Ayah, hari ini cuacanya cerah sekali, ya," ujar Furqon memulai obrolan.
"Ayah, yuk kita jalan-jalan sore, ngabuburit!" pinta Ismi, penuh semangat.
Pak Amran tersenyum, "Sebentar lagi waktu berbuka, Nak."
Ahmad ikut nimbrung, "Lebih baik kita ngobrol saja di sini, Ayah."
"Baiklah, kita diskusi saja," jawab Pak Amran. Suasana hangat menyelimuti mereka.
Ahmad, yang selalu penasaran, bertanya, "Ayah, mengapa awan terlihat bergerak?"
Pak Amran mengusap lembut janggutnya. "Awan bergerak karena terbawa oleh angin, Nak. Angin itu terjadi karena perbedaan tekanan udara. Udara yang panas cenderung lebih ringan dan naik, sementara udara dingin lebih berat dan turun. Pergerakan udara ini menciptakan angin, seperti arus sungai yang tak terlihat di langit. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran yang artinya, "Dan kamu melihat gunung-gunung itu, kamu menyangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti jalannya awan. (QS An Naml: 88)." Ini menunjukkan bahwa meskipun tampak diam, sebenarnya segala sesuatu di alam semesta ini senantiasa bergerak, termasuk gunung dan awan." Ia menambahkan penjelasan ilmiah, "Ini sesuai dengan hukum fisika, khususnya tentang tekanan dan kerapatan udara. Udara panas memiliki kerapatan lebih rendah, sehingga naik, sedangkan udara dingin lebih rapat dan turun."
"Lalu, mengapa angin bisa menggerakkan awan?" tanya Furqon.
"Karena awan itu sebenarnya kumpulan titik-titik air atau kristal es yang sangat ringan, Nak. Angin yang bergerak mendorong dan membawa awan-awan itu," jelas Pak Amran. "Bayangkan seperti perahu kecil yang terbawa arus sungai. Awan seperti perahu itu, dan angin adalah arusnya. Karena massa jenis awan jauh lebih kecil daripada massa jenis udara, maka awan mudah terbawa oleh gerakan udara, atau angin. Allah SWT juga mengatur pergerakan angin dan awan untuk memberikan keseimbangan dan rahmat-Nya kepada alam semesta. Firman-Nya yang artinya, "Dan Dia-lah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira di hadapan rahmat-Nya..." (QS Ar-Rum: 46)." Angin yang membawa awan ini membawa kebaikan, seperti hujan yang menyegarkan bumi."
Ismi, yang paling kecil, mengangguk-angguk. "Jadi, awan itu seperti melayang-layang di atas kita?"
"Bisa dibilang begitu," jawab Pak Amran. "Mereka bergerak mengikuti arah angin, kadang cepat, kadang lambat, tergantung seberapa kencang anginnya. Kecepatan dan arah pergerakan awan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti ketinggian awan dan topografi permukaan bumi. Semua ini merupakan bukti kekuasaan dan kebijaksanaan Allah SWT dalam mengatur alam semesta."
Ahmad menambahkan, "Jadi, kalau anginnya kencang, awan bergerak cepat, ya Ayah?"
"Betul sekali," Pak Amran bangga melihat anak-anaknya begitu antusias. "Dan kalau anginnya tenang, awan bergerak pelan, bahkan kadang terlihat diam. Gerakan awan juga bisa kita amati untuk memprediksi cuaca. Awan yang bergerak cepat dan membentuk pola tertentu bisa menjadi indikasi akan adanya perubahan cuaca, misalnya hujan atau badai. Semua ini merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang perlu kita renungkan dan syukuri."
Mereka bertiga terdiam sejenak, merenungkan penjelasan Ayah. Langit sore yang cerah seolah menjadi kanvas raksasa yang dihiasi awan-awan yang terus bergerak, sebuah pemandangan yang kini lebih bermakna bagi mereka. Suasana ngabuburit sore itu menjadi lebih berkesan, dipenuhi ilmu, keimanan, dan kehangatan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar