ketakketikmustopa.com, Pada Ramadan hari ke-5 ini penulis ingin mereview dan mengulas sedikit buku " La Bible, le Coran et la Science" (Bibel, Qur’an dan Sains Modern) yang ditulis oleh Maurice Bucaille. Bucaile melakukan penyelidikan obyektif terhadap teks-teks kitab suci. Dari hasil penelitiannya ia mampu membedah beberapa kandungan yang ada di dalam Kitab Perjanjian Lama, Injil dan Al-Qur’an. Ia mampu membedakan hal mana yang berasal dari wahyu dan mana hasil tafsiran dari Al-Qur’an.
La Bible, le Coran et la Science atau Bibel, Qur’an dan Sains Modern terbit tahun 1976 adalah sebuah buku yang mencoba menjelaskan bahwa tidak ada kontradiksi antara Islam dan ilmu pengetahuan modern. Dalam buku ini Bucaile mengkritiki Al-Kitab atau Bibel yang ia anggap tidak konsisten hingga kitab tersebut bisa diragukan. Sedangkan Al-Qur’an terdapat banyak kecocokan dengan fakta sains.
Meneliti Keutuhan Jasad Firaun
Maurice Bucaille juga meneliti keutuhan jasad Fir’aun pada tahun 1975, saat melakukan penelitian dalam benaknya bertanya bagaimana jasad Fir’aun tetap utuh padahal sudah 3000 tahun lebih Fir’aun meninggal. Pada tahun 2010 penelitian lanjutan mayat tubuh Fir’aun dikirim ke Prancis, setelah dilakukan penelitian berjam-jam dapat disimpulkan bahwa sisa-sisa garam yang menempel pada tubuh Fir’aun adalah bukti nyata bahwa ia meninggal di laut.
Hasil kesimpulan penelitian Maurice Bucaille bahwa Fir’aun itu mati di laut kemudian dia mencocokkan dengan keterangan yang ada dalam Al-Qur’an bahwa meninggalnya Fir’aun di laut dan tubuhnya tetap utuh hingga sekarang setelah ditenggelamkan. Sementara Injil Matius dan Lucas hanya menbceritakan kisah Fir’aun mengejar Nabi Musa saja, tidak menceritakan tenggelamnya Fir’aun di laut.
Saat melakukan penelitian Bucaille terkejut ketika di antara peneliti ada yang muslim dan membacakan ayat Al-Qur’an.
“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.” (QS. Yunus ayat : 52)
Hasil penelitian Maurice Bucaille kemudian diterbitkan menjadi buku berjudul “Momies Des Pharaon; Investigations Medicales Moderes“ yang mengantarkannya pada penghargaan bidang sejarah dari Prix d’histoire Academie Nationale de Medicine, Prancis.
Buku karangan Maurice Bucaille akhirnya menjadi best seller tahun 1976, ”La Bible, le Coran et la Science” dan sudah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa di dunia termasuk diantaranya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul “Bibel, Qur’an dan Sains Modern” Dr. HM. Rasjidi.
Mengenai apakah Maurice Bucaille sudah mualaf apa belum masih silang pendapat, seperti yang diungkapkan Dr. William F. Campbell di sebuah forum tanggal 15 Januari 1996.
“Fakta pria muslim yang saya temui di Tunisia pada tahun 1977, dan yang memperkenalkan saya pada buku Maurice Bucaille mengatakan kepada saya bahwa pada tahun 1976 Bucaile datang dan memberikan kuliah di Sousse, Tunisia. Setelah ceramah teman saya pergi dan bertanya apakah Maurice Bucaille telah masuk Islam. Maurice Bucaille menjawab ”Tidak”
Informasi yang memuat informasi Maurice Bucaille setelah meneliti jasad Fir’aun kebanyakan diberitakan masuk Islam, “Ia pun kembali ke Perancis dengan wajah baru, berbeda dengan wajah pada saat dia pergi dulu. Sejak memeluk Islam, ia menghabiskan waktunya untuk meneliti, tingkat kesesuainnya hakikat ilmiah dan penemuan-penemuan modern dengan Al-Qur’an serta mencari satu pertentangan ilmiah yang dibacakan Al-Qur’an“.(Republika.co.id)
Di tengah-tengah peserta konferensi medis hasil penelitian, Maurice Bucaille lantas berdiri di tengah dan lantang berkata “Aku Telah memeluk Islam dan mencintai Al-Qur’an ini“
Wallohu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar