Seremonial tahunan ini merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh calon wisudawan dan wisudawati beserta keluarga. Para wisudawan sering kali direpotkan dengan berbagai persiapan wisuda hingga pakaian wisuda yang digunakan. Orang tua wisudawan juga tak kalah repot dan capeknya. Betapapun persiapan yang dilakukan untuk mengikuti moment ini cukup banyak, namun calon wisudawan dan wisudawati begitu menanti saat saat prosesi wisuda ini.
Roundown wisuda di STID Al-Biruni:
1. Pra
wisuda (ziaroh dan silatuurrahmi) 26 Januari
2024
Untuk acara Pra Wisuda sudah kita laksanakan kemarin hari Jum’at tanggal 26 Januari 2024 acaranya dikemas dengan acara ziaroh kubur ke makam pendiri kampus STID Al-Biruni yaitu makam almarhum almaghfur lah Dr. KH. Affandi Mochtar, MA. dilanjutkan dengan silaturrahmi ke pendiri sekaligus pembina Yayasan Amal Al-Biruni Cirebon.
Pandangan
ziarah menurut Imam Al-Ghazali. Menurut Imam
Al-Ghazali, peziarah dapat memetik hikmah dari peristiwa kematian ahli kubur
yang diziarahi. Kedua, ahli kubur yang diziarahi dapat memetik manfaat doa dari
peziarah. Dari dua tujuan ini, Imam Al-Ghazali menyarankan agar peziarah
mendoakan ahli kubur dan juga mendoakan dirinya sendiri serta merenung untuk
dapat memetik hikmah dari balik pengalaman kematian ahli kubur.
Tujuan dari program ziarah bagi para wisudawan adalah agar
para sarjana lulusan dari STID Al-Biruni Cirebon ini bisa mengenal lebih dekat dengan
para masyayik Babakan Ciwaringin dan agar bisa tabarukan ilmu, kelak setelah
ada di tengah-tengah masyarakat diberikan kemudahan dalam syi’ar ilmu maupun
syi’ar agama.
2. Wisuda 28 Januari 2024
Wisuda didefinisikan sebagai pelantikan
yang dilakukan dengan upacara khidmat, sementara kata wisudawan dan wisudawati
dikaitkan langsung dengan sarjana. Dulu wisuda memang identik dengan peresmian
gelar sarjana, namun sekarang terminologi wisuda sudah luas digunakan untuk
menggambarkan proses akhir pelepasan lulusan di semua jenjang pendidikan.
Sarjana masih merupakan gelar yang eksklusif bagi kebanyakan masyarakat
karenanya proses pelantikannya dianggap sakral dan penting. Sebuah momentum
yang membanggakan. Wisuda dan
toga adalah sebuah acara serimonial yang seharusnya diikuti dengan hati yang
riang gembira, bersyukur dan sebagai awal untuk mulai mempraktikkan hal-hal apa
yang telah di dapat saat kuliah.
Wisuda identik dengan pakaian Toga. Kata toga sendiri berasal dari tego, yg dalam bahasa latin bermakna penutup. Umumnya dikaitkan dengan bangsa Romawi, toga sesungguhnya berasal dari sejenis jubah yang dikenakan oleh pribumi Italia, yaitu Bangsa Etruskan yang hidup di Italia sejak 1200 SM. Kala itu, bentuk toga belum berbentuk jubah, namun sebatas kain sepanjang 6 meter yang cara menggunakannya sebatas dililitkan ke tubuh. walau tidak praktis, toga adalah satu-satunya pakaian yg dianggap pantas waktu seseorang berada diluar ruangan untuk menutupi tubuh mereka.
Toga mulai berkembang di Romawi berupa sehelai mantel wol tebal yang dipakai setelah mengenakan cawat atau celemek. Hingga pada masa ini, toga tetap dianggap satu-satunya busana yang pantas dikenakan di luar ruangan Seiring berjalannya waktu, pemakaian toga mulai bergeser dari busana sehari-hari menjadi pakaian resmi seremonial, termasuk acara kelulusan. bentuknya pun dimodifikasi menjadi sejenis jubah. Warna hitam itu menyimbolkan keagungan, symbol misteri kegelapan yang berhasil dikalahkan oleh wisudawan/ti sewaktu diperkuliahan. Para sarjana diharapkan mampu menyibak kegelapan dengan ilmu yang didapatkannya selama di perkuliahan. Pemindahan kuncir toga dari sebelah kiri ke kanan adalah simbol dari telah selesainya materi, teori dan arahan yang diberikan oleh Dosen untuk selanjutnya masuk ke dunia baru, yaitu dunia aplikasi dan pengamalan ilmu yang telah didapat.
Sementara
makna topi toga yang berbentuk persegi dengan sudut-sudutnya dimaksudkan agar
Wisudawan/ti dituntut untuk berpikir secara rasional dan menilai segala sesuatu
dari berbagai sudut pandang. Adapun makna Tali pada topi toga diibaratkan
sebagai otak. Pemindahan tali saat upacara wisuda dari kiri ke kanan
berhubungan dengan pekerjaan yang akan dipilih setelah wisuda. Pemindahan
tali pada topi toga diibaratkan sebagai otak. Awalnya di sebelah kiri karena
pada saat kuliah, mahasiswa menggunakan otak kiri yang berhubungan materi,
bahasa, dan juga hafalan. Ketika wisuda, tali dipindah ke kanan dengan harapan
sarjana lebih menggunakan otak kanan yang berhubungan dengan daya imajinasi,
kreativitas dan juga inovasi.
1. Warna
hitam yang berati kegelapan
Seperti yang sering kita lihat, toga identik dengan warna hitam. Tapi apa sebenarnya arti di balik warna hitam? Warna hitam melambangkan keagungan. Selain itu, warna hitam mempunyai kesan misterius dan juga gelap yang jelas.
Warna hitam pada toga yang berarti misteri dan
kegelapan inilah yang harus dikalahkan oleh seorang sarjana. Dengan ilmu
pengetahuan yang selama ini didapatkan pada masa kuliah, seorang sarjana
diharapkan dapat menyibak kegelapan.
2. Topi
persegi yang artinya sudut pandang
Apakah kalian pernah bertanya kenapa topi wisuda harus
persegi? Nah, ternyata sudut-sudut pada topi ini dimaksudkan agar mahasiswa
yang telah memakainya, dituntut untuk berpikir secara rasional. Tidak hanya
itu, topi toga juga berarti seorang sarjana harus memandang sesuatu dari
berbagai sudut pandang. Jangan sampai setelah lulus dari perguruan tinggi, tapi
pikiran dan perbuatannya masih saja sempit dan labil.
3. Maksud
pemindahan tali toga dari kiri ke kanan
Pada saat puncak acara wisuda, umumnya sarjana
dipanggil satu persatu untuk maju ke depan. Kemudian tali pada topi toga akan
dipindah oleh Rektor dari kiri ke kanan.
Ternyata pemindahan tali pada topi toga diibaratkan sebagai
otak. Awalnya di sebelah kiri karena pada saat kuliah, mahasiswa menggunakan
otak kiri yang berhubungan materi, bahasa, dan juga hafalan. Ketika wisuda,
tali dipindah ke kanan dengan harapan sarjana lebih menggunakan otak kanan yang
berhubungan dengan daya imajinasi, kreativitas dan juga inovasi.
Seorang sarjana, diharapkan bisa membuka lapangan
pekerjaan untuk dirinya sendiri dan orang lain dengan bekal kreativitas,
imajinasi dan juga inovasi.
Tidak hanya menggunakan otak kiri saja yang pada dasarnya hanya materi dan masih mengandalkan perkerjaan pada orang lain. Selain itu tali toga juga diibaratkan sebagai simbol pita pembatas buku. Pembatas akan dipindahkan saat membuka lembaran buku yang baru. Ini diartikan sebagai seorang sarjana hendaknya terus belajar dan menambah wawasan walaupun sudah lulus dan wisuda sehingga ilmunya berkembang.
Setelah mengetahui asal usul hingga
makna filosofis dibalik pakaian toga, tali kuncir toga, satu hal yang mestinya
menjadi perhatian para wisudawan adalah bagaimana caranya agar bisa menjadi
orang yang berguna setelah lulus dan menyandang status sebagai sarjana atau
magister, bukan semata soal perayaan wisuda dan pakai toganya saja.
4.Penyematan Sorban Putih
Penyematan Sorban Putih, merupakan ciri khas dari kampus STID Al-Biruni sebagai kampus dakwah. Diharapkan setelah diwisuda ini para sarjana mampu meneruskan estafet dakwah islamiyah ke seluruh penjuru anah air.
Sekurangnya terdapat empat tantangan dakwah yang akan dihadapi oleh seorang dai. 1. kemudahan akses, 2 kemajemukan tokoh, 3. kemajemukan kultur, dan 4. kemampuan berpikir kritis masyarakat. Cara agar para dai mampu menaklukan tantangan tersebut adalah dengan mempersiapkan diri agar menguasai sarana dan metode dakwah terbarukan. Salah satunya adalah membuat kader-kader Da’i melek terhadap perkembangan teknologi, sehingga dia bisa berdakwah melalui jalur media sosial. Ini dilambangkan dengan sorban putih.
Filosofi topi toga keren Pk baru tauu🌟
BalasHapus