ketakketikmustopa.com, Sosok Hadratus Syaih KH. Hasyim Asy’ari adalah seorang ulama yang disamping beliau seorang pendiri Jam’iyyah Nahdlatul ‘Ulama (NU) sebuah organisasi terbesar di dunia, ia juga sosok pejuang nasional revolusioner mengusir penjajah.
KH. Hasyim dilahirkan pada tanggal 24 Dzulqo’dah 1287 atau 14 Februari 1871, dengan nama pemberian dari orang tuanya yaitu Muhammad Hasyim. Beliau adalah bangsawan dari Majapahit yang lahir di Desa Gedang Kabupaten Jonbang Jawa Timur.
Orang tuanya bernama Kyai Asy’ari dan ibunya bernama Nyai Halimah, ia seorang putera ketiga dari 11 bersaudara. Kalau dilihat dari jalur ayah, nasabnya bersambung ke Maulana Ishak hingga Imam J’far Shidik bin Muhamad Al-Baghir. Sedangkan dari jalur ibu, nasabnya bersambung kepada Raja Brawijaya VI.
Sedangkan dari jalur ibu, nasabnya bersambung kepada Raja Brawijaya VI (Lembu Peteng) yang berputera Karebet atau Jaka Tingkir, raja Pajang pertama (1568) dengan gelar Sultan Pajang atau pangeran Adiwijaya.
KH. Hasyim Asy’ari wafat tepat pada pukul 03.00 tanggal 25 Juli 1947 atau tanggal 7 Ramadan 1366 H. Meninggalnya beliau tidak hanya menjadi duka yang dalam bagi keluarga besar Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang dan kaum Nahdliyin, tetapi juga merupakan duka yang mendalam bagi seluruh bangsa dan masyarakat dunia.
Dilansir dari nu.online. Dalam acara bedah kitab "Risalah Ahlussunah Wal Jama’ah" karya KH. Hasyim Asy’ari di Ma’hadAly Tebuireng Jombang. Mudir Madrasah Qur'an Tebuireng, KH Musta'in Syafi'i menjelaskan beberapa wasiat Hadlratusussyaikh KH Hasyim Asy’ari (Mbah Hasyim), Rabu (3/4/2019).
Menurut KH Musta’in Syafi’i, Mbah Hsyim berwasiat agar tidak dilakukan peringatan Haul untuk mengenang hari wafatnya. Kyai Musta’in menegaskan bahwa hal ini dilakukan Mbah Hasyim semata-mata karena tidak ingin membuat repot banyak orang, bukan karena mengharamkan peringatan haul itu sendiri. Al-Fatihah...
Wallohu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar