ketakketikmustopa.com, 26 Desember 2023. Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama (PAC IPNU IPPNU) Kecamatan Waled telah menggelar kegiatan kaderisasi Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) ke-IV. Makesta digelar selama dua hari satu malam di Madrasah Aliyah Nahdatul Ulama (MA NU) Ambit, Kecamatan Waled, (16/12/2023).
Merupakan sebuah kehormatan yang sangat luar biasa bagi penulis karena diberikan tugas oleh panitia untuk memberikan materi "Ke-NU-an". Anak-anak yang jadi peserta Makesta sangat antusias dalam menerima materi. Materi yang disampaikan mulai dari Latar Belakang Berdirinya NU, Bentuk dan Sistem Organisasi Nahdlotul Ulama, Tujuan Nahdlatul Ulama, Struktur keorganisasian Nahdlatul ‘Ulama, Perangkat Organisasi Nahdlatul Ulama’, Laznah yang ada di NU, Badan Otonom yang ada di NU. Berikut ringkasan materi Ke-NU-an yang disampaikan pada acara Makesta IV IPNU IPPNU Kecamatan Waled:
Latar Belakang Berdirinya NU:
Jam’iyah Nahdlatul Ulama berdiri pada tanggal 16 Rajab 1344 H., bertepatan dengan 31 Januari 1926 M. di Surabaya.Pendirinya adalah KH. Wahab Hasbullah, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Bisri Jombang, KH. Ridwan Semarang dll.
Latar belakang berdirinya Nahdlatul Ulama, tidak bisa dilepaskan dari keadaan Umat Islam Indonesia saat itu, hal ini dapat dilihat dari dua sisi.Pertama, Umat Islam Indonesia pada saat itu sedang berada dalam cengkraman kaum penjaja Belanda, sehingga ketentraman umat Islam dalam menjalankan ibadah banyak terganggu, sebab hak-hak mereka dirampas oleh kaum penjajah. Kedua, munculnya gerakan pembaruan Islam yang berfaham wahabi, dengan menentang tradisi umat Islam yang sudah sejak lama ada di Indonesia, sebagai warisan dari para wali. Mereka beranggapan bahwa keislaman masayarakat Nusantara waktu itu belum sempurna, karen penuh dengan praktek-praktek tahayul, bid’ah dan khurafat. Tuduhan syirik pun tak jarang dialamatkan pada umat islam Indonesia yang berpegang pada tradisi. Bukan hanya itu, mereka juga telah membentuk kekuatan melalui pendirian organisasi-organisasi yang berfaham Wahabi.
Selain kedua faktor yang terjadi di Indonesia tadi, ada juga faktor internasional, yaitu; kebijakan Raja Abdul Aziz bin Suud (Saudi Arabia) yang mematenkan satu faham keagamaan saja, yaitu wahabi, dengan melakukan pelarangan bermadzab, larangan berziarah ke makam Syuhada’ dan makam Rosulullah (Bahkan mereka bermaksud menghancurkan kubah hijau makan Rosulullah SAW di Madinah), berdoa, bertawasul dilarang keras, tidak boleh membc sholawat Dalailul Khoirot sebab kesemuanya dipandang sirik dan bid’ah. Parahnya lagi, Raja ini bermaksud mengadakan Muktamar Khilafah untuk mengukuhkan dirinya, menggantikan daulah Usmaniyah, sebagai pusat kekuasaan Islam.Umat Islam dari seluruh dunia diundang, termasuk juga Indonesia.
Delegasi Indonesia diwakili oleh tokoh Syarikat Islam, Muhammadiyah dan dari kalangan Pesantren.Namun dari kalangan Pesantren, ditolak, sebab tidak mewakili organisasi. Padahal kalangan Pesantren sangat berkepentingan dalam muktamar itu, mereka akan mengusulkan kepada raja Suud, agar memberikan kebebasan dalam bermadzhab. Olah karena itu, KH. Wahab Hasbullah, mengumpulkan tokoh-tokoh Pesantren se-Jawa dan Madura, yang menghasilkan keputusan untuk membentuk komite Hijaz sebagai utusan resmi dari kalangan Pesantren.
KH.Hasyim Asyari menyarankan agar Komite Hijaz ini tidak hanya untuk sekedar urusan Muktamar saja, tetapi dikembangkan menjadi organisasi permanen untuk memperjuangkan dan melestarikan ajaran Islam Ahlus-sunnah wal-jama’ah. Akhirnya usulan tersebut dispakati oleh para ulama yang hadir dalam pertemuan tersebut dengan suara bulat, dan dibentuklah Jam’iyah Nahdlatul Ulama, pada tanggal 16 Rajab 1344 H. atau 31 Januari 1926 M.
Dengan demikian, Organisasi NU ini, berdiri untuk mempertahankan ajaran Islam Ahlus-sunnah wal-jama’ah yang mengakui dan mengikuti madzhab, juga sebagai bentuk perlawanan terhadap kaum kolonial Belanda dalam perjuangan kemerdekaan.
Selain itu, berdirinya NU merupakan ujung dari perjalanan dan perkembangan gagasan yang muncul di kalangan para kyai. Seab, sebelum lahir Nahdlatul Ulama, terlebih dahulu muncul organisasi para pedagang yang bernama Nahdlatut Tujjar (tahun 1918), kelompok diskusi Tashwirul Afkar (1922) dan gerakan pendidikan Nahdlatul Wathan.
Tujuan Didirikannya NU
Dalam pasal 5 Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama dikatakan bahwa : “ Tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah dan menurut salah satu dari madzhab empat untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi kemaslahata dan kesejahteraan umat”.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka Nahdlatul Ulama
melaksanakan ikhtiar-ikhtiar sebagai berikut :
a. Dibidang Agama, dengan mengupayakan
terlaksananya ajaran ahlus-sunah wal-jamaah dan menurut madzhab empat, dengan
melaksanakan dakwah islamiyah dan amar ma’ruf nahi munkar.
b. Dibidang Pendidikan, pengajaran dan
kebudayaan. Mengupayakan terwujudnya pendidikan, pengajaran dan pengembangan
kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk membina umat.
c. Dibidang Sosial. Mengupayakan
kesejahteraan lahir-batin rakyat Indonesia.
d. Dibidang Ekonomi. Mengusahakan
pembangunan ekonomi untuk pemerataan kesempatan berusaha dan menikmati
pemangunan, dengan penguatan ekonomi kerakyatan..
e. Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat banyak guna terwujudnya khaira umma.
Struktur keorganisasian Nahdlatul ‘Ulama
Struktur organisasi Nahdlatul Ulama terdiri dari :
a. Pengurus Besar, Berkedudukan di
ibukota Negara
b. Pengurus Wilayah, berkdudukan di
ibukota propinsi
c. Pengurus Cabang, berkdudukan di
ibukota kabupaten/kota
d. Pengurus cabang istimewa,
berkedudukan di luar negeri
e. Pengurus Majlis Wakil cabang,
berkedudukan di ibukota kecamatan
f. Pengurus Ranting, berkedudukan di ibukota kelurahan
Adapun, kepengurusan Nahdlatul ulama terdiri dari :
1. Mustasyar; penasehat yang terdapat
di tiap tingkat kepengurusan (kecuali tingkat ranting)
2. Syuriyah; adalah pimpinan tertinggi
nahdlatul Ulama
3. Tanfidziah; adalah pelaksana kebijakan organisasi
Lembaga yang ada di NU
Adalah perangkat departemen organisasi Nahdlotul
Ulama’ yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan Nahdlotul Ulama’, khususnya
yang berkaitan dengan bidang tertentu. Lembaga-lembaga tersebut adalah :
a. Lembaga Dakwah Nahdlotul
Ulama’(LDNU) bertuigas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ dibidang
penyiaran agama islam Ahlussunah Wal Jama’ah.
b. Lembaga pendidikan Ma’arif Nahdlotul
Ulama’ (LP. MA”ARIF. NU) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ dibidang
pendidikan dan pengajaran, baik formal maupun non formal selain pondok
pesantren.
c. Lembaga Sosial Mabarot Nahdlotul
Ulama’ (LS MABAROT NU) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di
bidang sosial dan kesehatan.
d. Lembaga Perekonomian Nahdlotul
Ulama’ (LP. NU) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang
pengembangan ekonomi warga Nahdlotul Ulama’.
e. Robithoh Ma’had (RMI) bertugas
melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang pengembangan pondok
pesantren.
f. Lembaga Kemasyarakatan Keluarga
Nahdlotul Ulama’ (LKKNU) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di
bidang kemaslahatan keluarga, kependidikan dan lingkungan hidup.
g. Lembaga Tamir Masjid Indonesia
(LTMI) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang pengembangan
dan kemakmuran masjid.
h. Lembaga kajian dan pengembangan
sumber daya manusia (LAKPESDAM) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul
Ulama’ dalam bidang kajian dan pengembangan sumber daya manusia.
i. Lembaga Seni Budaya Nahdlotul Ulama’
(LESBUMI NU) bertugas melajsanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang seni
dan budaya.
j. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum
Nahdlotul Ulama’ (LPBH NU) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di
bidang Penyuluhan dan bantuan hokum.
k Jamiatul Quro’wal hiuffad bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang pengembangan seni baca dan metode pengajaran dan hafalan Al Qur’an.
Laznah yang ada di NU
Adalah perangkat organisasi Nahdlotul Ulama’ untuk
melaksanakan program Nahdlotul Ulama’ yang memerlukan penanganan khusus.
a. Lajnah Falaqiyah bertugas mengurus
masalah hisab dan ru’yah.
b. Lajnah Ta’lif Wanafsir bertugas di
bidang penerjemahan, penyusunan dan penyebaran kitab-kitab menurut faham
Ahlussunah Wal Jama’ah.
c. Lajnah Auqof bertugas menghimpun dan
mengelola tanah serta bangunan yang diwakafkan kepada Nahdlotul Ulama’.
d. Lajnah Waqof Infaq dan Shodaqoh
bertugas menghimpun, mengelola dan mentasarufkan zakat, infaq, dan shodaqoh.
e. Lajnah Bahtsul Masail Diniyah, bertugas menghimpun, membahas dan memecahkan masalah maudzuiyah dan waqiiyah yang harus segera mendapat kepastian hokum.
Badan Otonom yang ada di NU
Adalah perangkat organisasi Nahdlotul Ulama’ yang
berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlotul ULlama’, khususnya yang
berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu yang beranggotakan perseorangan.
1. Jam’iyah ahli thoriqoh mu’tabaroh
annahdiyah, badan otonom yang menghimpun pengikut aliran thoriqoh yang
Mukhtabar di lingkungan Nahdlotul Ulama’.
2. Muslimat Nahdlotul Ulama’ (Mulimat
NU) menghimpun anggota perenpuan Nahdlotul Ulama’.
3. Fatayat Nahdlotul Ulama’ (Fatayat
NU) menghimpun anggota perempuan muda Nahdlotul Ulama’.
4. Gerakan Pemuda Ansor (GP ANSOR)
menghimpun anggota pemuda Nahdlotul Ulama’
5. Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama’
(IPNU) menghimpun pelajar, santri, dan mahasiswa laki-laki.
6. Ikatan Pelajar Putri Nahdlotul
Ulama’ (IPPNU) menghimpun pelajar, santri dan mahasiswa perempuan.
7. Ikatan Sarjana Nahdlotul Ulama’
(ISNU) menghimpun para sarjana dan kaum intelektual di kalangan Nahdlotul
Ulama’.
8. Pagar Nusa menghimpun para anggota Nahdlotul Ulama’dalam bidang bela diri pencak silat.
Bincang-bincang ringan dengan ketua PAC IPNU Kecamatan Waled Achmad Abdurrouf di sela-sela kegiatan Makesta
“Makesta kemarin digelar untuk memperkuat ideologi ke-NU-an para pelajar setempat, dan untuk menjadi wahana pembelajaran yang berharga bagi pelajar atau peserta,” ujar Achmad Abdurrouf.
Dia menyatakan, dirinya sangat senang dengen keberhasilan menyelenggarakan Makesta itu. Dia berharap, keberhasilannya bukan hanya bisa memperkuat karakter atau ideologi peserta tadi, melainkan juga bisa memperkuat dan menjadi pijakan pembangunan organisasi IPNU IPPNU di Kecamatan Waled menjadi lebih baik dan mampu meraih pencapaian yang lebih besar di masa depan.
“Saya sampaikan terima kasih kepada seluruh panitia dan selamat kepada para peserta, mari kita bersama-sama perkuat semangat kebersamaan dan mendedikasikan diri untuk kebaikan organisasi IPNU IPPNU di Kecamatan Waled dan Kabupaten Cirebon,” lanjutnya.
Tema yang diusung dalam Makesta itu adalah “Ngawangun Pangalusna Samoeah Hade ka Semah”. Tema tersebut diusung sesuai dengan harapan para pengurus yang menginginkan para peserta Makesta dapat memiliki sikap atau karakter yang mencerminkan akhlak pelajar NU setelah dilantik dan resmi menjadi anggota IPNU IPPNU, yang ramah terhadap tamu dan berusaha memuliakan siapa saja sekalipun belum kenal.
Dalam rangka merawat dan menguji keseriusan alumni Makesta, PAC IPNU IPPNU Kecamatan Waled juga memberikan beberapa tugas Rencana Tindak Lanjut (RTL) kepada mereka. Diantaranya tugas membuat konten yang berisi pembahasan materi Makesta, wajib mengikuti beberapa kali diskusi yang diadakan oleh PAC, dan memfollow akun Instagram PAC IPNU IPPNU Kecamatan Waled dan PC IPNU IPPNU Kabupaten Cirebon, yakni @pelajar_adaptif, @pelajar NU Cirebon dan @ippnukabcirebon.
Makesta ke-IV digelar bersamaan dengan Pelantikan Raya Pimpinan Ranting (PR) dan Pimpinan Komisariat (PK) IPNU IPPNU di beberapa desa dan sekolah di Kecamatan Waled. Oleh karenanya, setelah pembaiatan anggota, agenda acara dilanjutkan dengan pelantikan pengurus di tingkat PR dan PK.
Dalam kesempatan Makesta dan Pelantikan Raya itu, Ketua PAC IPPNU Kecamatan Waled, Ana Maulina berhalangan hadir. Sehingga wawancara hanya bisa dilakukan kepada Ketua PAC IPNU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar