Tantangan Sistem Pendidikan Abad 21
-Mustopa-
Penulis merasa perlu mengartikulasikan kata Kampus karena masih ada di kalangan masyarakat yang belum mengerti. Ada yang mengartikan kata kampus berarti tempat yang luas, ada juga yang mengartikan sebuah komplek atau daerah tertutup yang merupakan kumpulan gedung-gedung universitas.
Lewat tulisan ini, penulis ingin menccurahkan gagasan tentang kampus merdeka . Kampus itu tempat di mana segala pranata sosial, budaya, karakter itu muncul ke permukaan lalu dirawat dan dikembangkan untuk keberlanjutan.
Ada amanah yang agung dan berat yang harus dilaksanakan oleh kampus yang dari dahulu sampai sekarang tetap utuh dan belum berubah yaitu tiga pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tiga pilar inilah yang kemudian dijadikan parameter dalam menjalankan kampus ini. Dari sinilah muncul dengan ciri khasnya masing-masing, ada kampus yang terlihat hanya memberikan pengajaran saja yang disebut Teaching University, ada kampus yang dominannya banyak melakukan penelitian istilah ini bisa disebut kampus riset atau Research University, ada juga kampus yang hobinya mengembangkan Dudi dunia usaha dunia industri biasanya kampus dengan model ini disebut Enterpreneur University dan lain sebagainya.
Kembali kepada istilah Kampus Merdeka. Apa yang dimaksud kampus merdeka? Istilah kampus merdeka pertama kali dimunculkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja.
Kampus
merdeka menekankan kebijakan tata kelola kampus yang memperkenankan kepada
mahasiswa untuk mengasah skill keilmuan tidak hanya pada perguruan tinggi
lainnya saja, namun juga di perguruan lain. Dalam kampus merdeka mahasiswa
diberikan kebebasan untuk merumuskan strategi peningkatan kapasitas dengan
melekatkan diri pada instansi lain.
Kampus Merdeka Istilah Kampungan
Kalau kita telisik lebih dalam, penggunaan istilah kampus merdeka sangat kampungan, terlalu ndeso, membumi tidak melangit, tidak seperti kampus-kampus yang ada menggunakan istilah yang hebat-hebat, seperti kampus dikital, kampus riset, kampus enterpreneur dan lain sebagainya.
Rupanya Nadiem Makarim sedang menggagas istilah kampus merdeka dengan menggunakan kaidah “Mafhum mukholafah”, atau mengambil pemahaman makna dengan cara kebalikannya. Sebab istilah kampus merdeka justeru menunjukan aspek jati diri bangsa, kekuatan lokal atau lebih tepatnya disebut kearifan lokal. Sebab, sekalipun lulusan lokal harapannya lulusan lokal sama dengan lulusan interlokal atau luar negeri.
Kebijakan kampus merdeka, mewujudkan proses pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga perguruan tinggi dapat merancang proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal. Kebijakan ini juga bertujuan untuk meningkatkan link and match dengan dunia usaha dan dunia industri.
Agar bisa menjalankan kampus merdeka maka harus ada kepemimpinan yang kuat. Kepemimpinan yang kuat dalam pandangan sosiologi harus ditopang oleh model kepemimpinan yang representatif, yang mampu menjadi tempat penyambung lidah bagi beragam kelompok kampus itu sendiri. Lahirnya para pemimpin kampus di masa kampus merdeka saya berkeyakinan akan menjadi babak baru dalam keberlangsungan perubahan sosial dengan lebih cepat, terarah dan sistematis.
Kampus merdeka hanya akan melahirkan manusia-manusia
merdeka yang terbebaskan dari belenggu kebekuan. Kampus merdeka mengingatkan
kita bahwa dalam diri kampus kita memiliki human being yakni kemerdekaan dan
kebebasan. Maka kita bisa memberikan makna lebih luas lagi bahwa kampus merdeka
merupakan kampus yang harus memiliki
kapasitas untuk menjadi tempat yang bisa mengeluarkan ide dan gagasan
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
04 Maret 2021
Pendopo Kampus STID Al-Biruni Cirebon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar