Dalam buku Merdeka Untuk Palestina berisi kumpulan puisi yang ditulis oleh para penyair
Penulis menyumbangkan puisi dengan judul :
“Deru-Debu dan Darah Perdamaian Palestina“
-Mustopa-
Di saat umat Islam lain
sedang mengakhiri ibadah ramadhan
Di saat umat Islam sedang
merayakan kegembiraan hari firinya
Engkau diuji lagi setelah
berpuluh-puluh tahun dalam keterpurukan
Engkau dilanda dalam
bencana peperangan
Terusik lagi banyak nyawa
melayang tak terhitung
Terusik lagi dunia merasa
iba nesatapa padamu
Ketika gedung, bangunan,
rumah, pasar, juga sudut kota diruntuhkan
Suara gemuruh menderu
setiap saat disetiap sudut kota
Disaksikan seluruh jagat
raya meneteskan peluh, air mata dan darah
Laras panjang, tank baja,
bom rocket berdentuman memporak-porandakan
Sekelompok remaja bahkan
anak kecil menghadapi para penjajah tanah
Para penjarah dan para
penjajah menghendaki Al-Quds
Ketika kiblat pertama
Al-Aqsha engkau rebut
Dan ketika sepatu-sepatu
tentara menginjakinya, kita hanya berkerut kening
Sambil mata melotot,
tangan terkepal geram seraya berhujat, marah
Wahai pecundang-pecundang
telaviv enyahlah dari Al-Quds
Engkau sayat-sayat
Palestin sama saja engkau sayat-sayat kami
Engkau tembaki anak-anak
kecil sama saja engkau tembaki anak-anak kami
Di sini kita
hanya menghujat, di sini kita hanya mengecam
Tidak berdaya melihat kakek-kakek dipopor senjata
Biadab para nenek ditembaki dari belakang
Hanya anak-anak bersenjatakan ketapel dikepala terikat bendera Palestina
Satu kelompok anak lagi hanya dengan timpukan dan lemparan batu
Siapakah yang tidak menjerit jikalau ini terjadi pada anak-anak kita
Tulang anak-anak remaja Gaza masih muda tapi darahnya begitu deras
Mengalir dan mendidih seolah siap berjibaku melawan senjata
Di lehernya beruntai rantai bukan peluru
Mulutnya dengan lantang keras enyahlah kau dari Palestin
Enyahlah engkau dari Al-Quds, Enyahlah kau dari Gaza
Ini tanah kami sejak ribuan tahun lalu, ini bumi kami sejak Nabi Ibrahim
Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar..
Di padang
pasir itu terlihat tenda-tenda pengungsi terkoyak-koyak
Di padang
pasir itu terdengar deru-debu dan
dentuman membahana
Memanggil
resolusi-resolusi perdamaian dari seluruh dunia untukmu
Doa dan iba dari kami untukmu wahai para mujahid Allah
Palestin engkau kumandangkan persatuan umat Islam
Palestin engkau serukan perdamaian dunia
jinkan dari kami yang jauh, padang pasir itu adalah
kebun-kebun anggur dalam hatiku dan doaku
Padang pasir itu penuh makna sejarah tercipta
Dan terlahir para Nabi dan para Rasul
Palestin menangislah karena kami juga menangis
Menangislah dengan raungan yang baka
Sebab dari tangismu jua kebun-kebun surga tercipta
Al-Quds dalam damai abadi, Palestin Dalam Perdamaian Dunia
Cirebon, 20 Mei 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar