Beberapa hari yang lalu telah dilaksanakan Muktamar Pemikiran NU ke-2 pada hari Jumat (1/12/2023) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur. Kegiatan Muktamar Pemikiran NU yang pertama kali telah dilaksanakan di Situbondo tahun 2021.
Dalam sambutan pembukaan Ulil Abshar Abdala menyampaikan dalam sambutan pembukaan Muktamar Pemikiran ke-2 di Jakarta bahwa, Pada tahun 1937 Ketua Umum PBNU KH. Mahfudz Shiddiq sudah merumuskan konsep Mabadi Khoero Ummah. Konsep ini menjadi titik awal bagi kader NU dan intelektual NU untuk mengimbangi gambaran masyarakat ideal seperti apa.
Muktamar Pemikiran NU ke-2 Tahun 2023 mengambil tema "Imagining
The Future Society". Adapun hasil-hasil dari muktamar ini adalah:
1. Menegaskan untuk menjauhi pretensi politik atau menjauhi dukung mendukung dalam politielektoral.
2. Menandai karakter "Muktamar Pemikiran", menyoroti instan, emosional, dan dangkalnya ruang publik saat ini.
3. Menekankan perlunya ruang percakapan mendalam di tengah pendangkalan komunikasi dan pemikiran ide.
4. Mengajak kembali tema masyarakat ke percakapan publik, menghadapi tantangan dan ancaman terhadap lembaga masyarakat.
5. Merinci bahwa bentuk masyarakat harus menjadi tema terbuka yang diperbincangkan oleh semua pihak, bukan yang tertutup yang ekslusif.
6. Menekankan nilai-nilaifundamental bagi bentuk masyarakat di masa depan, termasuk kejujuran, amanah, keadilan, kerja sama, dan konsistensi.
7. Menegaskan bahwa dalam rumusan masyarakat di masa depan, manusia harus mendapatkan kedudukan utama dan menjadi pusat perhatian.
8. Mengingatkan bahwa meskipun manusia mendominasi gambaran masyarakat masa depan , aspek-aspek ekologis tidak boleh diabaikan. Keseimbangan dengan lingkungan perlu diperhatikan.
9. Menyoroti perkembangan cepat dalam kecerdasan buatan dengan pesan bahwa tidak perlu mencurigai atau takut. Percaya pada eksistensi manusia, karena unsur ilahiyah dalam dirinya dapat mengarahkan perkembangan kecerdasan buatan.
10. Merinci bahwa masyarakat di masa depan harus didasarkan pada visi keterbukaan, keadilan, penghormatan pada keragaman, akhlak mulia, keluarga, pengasuhan anak, pendidikan anak, dan kesetaraan.
11. Menegaskan bahwa Muktamar Pemikiran tidak menolaj modernitas, modernisasi dan perkembangan sosial, tetapi juga turut merumuskan sikap terhadap perkembangan tersebut.
Wallohu a’lam
Diambil dari
berbagai sumber dan wawancara dengan Miftahul Hadi pada tanggal 01 Desember 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar