ketakketikmustopa.com, Ayahku adalah sosok pekerja keras, setiap hari pergi ke ladang dan kebun kadang-kadang ke hutan menggembalakan kerbau. Hidup di sebuah perkampungan yang jauh dari peradaban dan kemajuan seperti sekarang ini. Memiliki anak 10, yang meninggal 3 anak. Membuat ayah harus bekerja keras dan membanting tulang.
Di samping bekerja keras tidak lupa ayah sangat mencintai keluarga, yaitu kepada ibu dan anak-anaknya. Begitu banyak ayah mengorbankan kebahagiaan dirinya demi membahagiakan isteri dan anak-anaknya.
Kecintaan ayah kepada keluarga laksana air yang mengalir tanpa henti dan tidak kering ditimpa musim, semangat empat lima. Semangat ayah seperti ini sesuatu yang susah untuk dibalas oleh seorang anak, meskipun ia berusaha membalas kasih sayang seorang ayah tetapi tetap saja tidak sebanding dengan apa yang telah diberikan seorang ayah pada anak-anaknya.
Ayah mengajarkan pentingnya menghargai waktu dan kesederhanaan. Bekerja tepat waktu dan disiplin adalah kunci keberhasilan dalam hidup, kata ayah. Sekalipun hanya seorang petani ayah tidak mengajarkan bermalas-malasan dan selalu bangun pagi dini hari jam 02.00 WIB untuk sholat taubat, sholat hajat, dan sholat tahajud. Jam 03.00 WIB ibuku sudah bangun dan mulai memasak untuk persiapan orang kerja di sawah sekitar untuk 10-15 orang setiap harinya. Dan setelah sholat subuh nasi dan masakan sudah bisa dibawa oleh orang yang ditugasi bawa nasi dan makanan untuk orang-orang yang bekerja di sawah.
Banyak hal yang sudah diberikan oleh seorang ayah pada anaknya. Inspirasi mengenai apa yang harus dilakukan ataupun hal lainnya menjadi pemandangan yang begitu umum. Tidak jarang seorang anak tumbuh dengan meniru apa yang ayah mereka lakukan karena ayah adalah panutan. Seorang ayah memang memiliki cara tersendiri bagaimana ia akan mencintai anaknya. Cinta yang diberikan oleh seorang ayah memang berbeda dengan cinta dari seorang ibu. Hanya saja, cinta ayah mampu menguatkan anaknya dimana pun ia berada.
Kata bijak dari seorang ayah, menggambarkan betapa nasihat seorang ayah terlihat begitu penting bagi anaknya dan nasihat seorang ayah juga merupakan contoh dari bentuk kepedulian pada anaknya,
Walau tidak terlalu sering berbicara, sosok ayah memiliki isi hati yang lemah lembut pada sang anak. Seorang ayah tentu tetap memiliki hati dan bisa merasa sedih. Namun, demi anaknya, ia rela menahan kesedihan dan memberikan banyak alasan kenapa ia harus berusaha kuat dan tetap membuat anak-anaknya merasa tenang dan gembira.
Ayah adalah sosok pelindung utama di dalam keluarga. Ia tidak segan berkorban demi anaknya agar anak-anaknya senantiasa baik dan selamat. Bahkan, ketika ia harus terluka, ia pun rela melakukannya. Ini adalah salah satu pengorbanan terbesar dari seorang ayah yang membuat kita harus senantiasa menghormati dan menghargainya.
Seorang ayah senantiasa mengetahui di mana ia berdiri. Ia mengetahui bahwa perannya adalah sebagai kepala keluarga, hal ini menggambarkan besarnya tanggung jawab seorang ayah kepada pihak keluarga yang ia sangat cintai.
Terkadang, apa yang dilakukan oleh seorang ayah sering tidak terbaca sebagai bentuk perhatian. Larangan yang ia lakukan tidak dilandasi dengan kebencian, sebenarnya saat ia melarang memiliki alasan yang lebih baik untuk dipilih yang tepat.
Selanjutnya tugas seorang anak adalah senantiasa berusaha dan berdoa, ketika tidak bisa memberikan hal terbaik untuk seorang ayah, maka jangan membebani ayah dengan beban yang terlampau berat, terutama di hari tuanya. Sosok ayah yang begitu bertanggung jawab dan menjadi inspirasi bagi anaknya, harus dijaga sedemikian rupa, terutama ketika ia perlahan sudah mulai melemah dan menua.
Suatu hari waktu aku kecil, aku nangis minta dibelikan mobil-mobilan. Dengan penuh kesabaran ayahku menasihati, “Ya sudah nak, jangan nangis nanti ayah buatkan yang lebih bagus dari yang dijual pedagang”. Dan setelah 3 hari dengan ketekunan ayah, jadilah mobil-mobilan truk dari kayu dikasih lampu kalau malam lampunya menyala kelap-kelip. Semua mainan yang aku miliki mulai dari tembak-tembakan, gasing, celengan dari tanah liat dan lain-lain semua yang buat ayah.
Sekalipun dia seorang tani, dalam kehidupannya sangat agamis dan sangat ketat mengajarkan agama kepada anak-anaknya. Karena pada masa anak-anaknya ayah pernah mondok di beberapa pesantren:
1. Pesantren Cadasgantung Waled tahun 1957
2. Pesantren Karangmalang Ketanggungan Brebes Jawa Tengah tahun 1959
3. Pesantren Babakan Ciwaringin tahun 1960
4. Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur tahun 19601
Seorang Petani dan Pedagang Kerbau
Sebelum menjadi terjun menjadi seorang petani, Ayah seperti menggantungkan hidup pada gumpalan awan yang menyeretnya entah ke mana. Ia tidak memiliki penghasilan tetap karena ia telah mencoba berbagai usaha wiraswasta dagang. Ayah juga pernah kerja membantu usaha dagang di toko kakaknya, pernah juga dagang gula, dagang beras, dagang ayam, dagang telur bebek, dan lain-lain. Setelahberumah tangga , ia memutuskan untuk kembali mengolah tanah milik orang tuanya.
Ayah itu memutuskan untuk berjibaku dengan tanah dan matahari sebagai seorang petani. Saat itu Pria itu memutuskan untuk berjibaku dengan tanah dan matahari sebagai seorang petani. Saat itu Raga tidak memiliki modal sama sekali, hanya saja orang tuanya yang saat itu memiliki tanah berbaik hati untuk mengizinkan juga mengajari ia bercocok tanam. Pandangan yang cenderung mengkerdilkan profesi petani masih melekat pada mata Ayah saat itu. Sebelum memulai Bertani, ia berpikir bahwa petani adalah pekerjaan yang melelahkan serta mengharuskannya untuk berkawan dengan panas dan kotor.
Meski direndahkan, Ayah tidak memandang tersebut sebagai perundungan atau semacam kalimat yang membuat hatinya lebam. Ia menjadikan anggapan-anggapan tersebut sebagai bahan bakar untuk tetap bisa bergerak maju. Ayah tetap terus berproses sejak memutuskan untuk menjadi petani bawang merah pada tahun 1966. Proses tersebut ternyata menjadi bisnis yang menghasilkan dan bisa membawanya kepada kehidupan yang lebih baik.
Ia bukan lagi seorang pekerja serabutan yang diombang-ambing oleh nasib. Semua itu karena sebuah bibit kecil yang ia tanam di dalam dirinya: Kemauan untuk terus berusaha, meskipun direndahkan. sudah tidak memiliki pandangan negatif tentang petani.
Selain berkebun bawang merah sumenep, Ayah menanam padi di sawah ketika musim hujan tiba hasilnya untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan sisanya bisa dijual untuk modal berkebun bawang.
Dalam perjalanan episode selanjutnya setelah bertani sawah dan berkebun bawang merah sumenep lancar yaitu bisnis jualan kerbau. Berawal dari modal berdagang beberapa tahun sebelumnya yaitu dagang gula dan dagang beras memicu bagaimana jualan kerbau. Di kampung pada saat itu hewan peliharaan kerbau hampir dimiliki oleh setiap petani sebagai penghasilan tambahan dan tenaganya bisa diperbantukan untuk membajak sawah.
Awal pertama Ayah membeli kerbau anak Rp. 12.000 itu tahun 1970, setelah agak gemuk sekiranya ada untungnya djual lagi hingga harga Rp. 15.000,- . Beli lagi kerbau 12.000 per ekornya hingga kerbau itu besar bisa dijual mencapai Rp.30.000,- Pernah beli kerbau bibit induk dan anak dengan harga Rp. 110.000 dipandang sudah ada untungnya, kerbau itu dijual dengan harga Rp.130.000 pada saat itu.
Setelah bisa jual beli kerbau di kampung lama-lama merambah ke daerah Kabupaten Kuningan, beli kerbau 7 ekor tapi bisa ngutang 7 bulan, karena uangnya tidak digunakan semua untuk membeli 7 ekor kerbau maka uang setengahnya dibelikan gabah padi 110 kwintal atau 11 ton.
Waktu suharto turun, beli gabah yang tadinya 70.000 perkwintal naik jadi 100.000 sampai 150.000 –n- 200.000. Dari hasil beli kerbau 7 ekor mendadak banyak untungnya, Saat itu yang menjadi calo kerbau Bapak Jumad beli kerbau dari Kalimanggis.
Gabah yang tadinya modal 70.000 bisa dijual 180.000, saat itu punya gabah dari panin sawah sendiri 8 ton ditambah dapat beli 12 ton hingga akhirnya punya gabah 20 ton. gabah 20 ton dijual dengan harga 18.000 per kwintal maka punya uang banyak hingga bisa berangkat haji. Setelah menunaikan haji bersama ibuku, Ayah tetap memutuskan untuk berdagang jual beli kerbau.
Munajat Cinta Di Tanah Suci
Makkah dan Madinah merupakan kota suci umat Islam yang terletak di Arab Saudi. Menjadi impian bagi semua manusia bisa melaksanakan ibadah haji ke Baitullah. Meski Makkah dan Madinah sama-sama menyandang sebagai kota suci, ada tempat-tempat yang dianggap mustajabah dalam berdoa. Karena itu saat di Makkah dan Madinah alangkah baiknya untuk bermunajat.
"Musim haji tahun 2000 merupakan tahun yang paling bersejarah dalam hidup karena pertama kalinya bisa menginjakkan kaki di tanah haram, tanah yang Allah berkahi. Saat memasuki gerbang kota Madinah air mataku tidak terasa menetes di pipi tidak henti-hentinya. Terbayangkan saat Rasulullah Muhammad Saw. berjuang menegakkan Islam di sini, terlihat betapa terang cahaya Madinah dan semakin erat aku mendekap istriku". sambil peluh terus bercucuran di seluruh tubuh.
"Ya Allah.. Ya Rasulullah.. Engkau berikan aku dan istriku kesempatan untuk menginjakkan kaki di tanah suci ini sebagaimana kami impikan di setiap malam. dalam hati Kurdi dan Maslikah terus memanjatkan doa-doa.
"Tiba-tiba di tengah himiptan lautan manusia kami juga diberikan ruang bisa mendekat dan masuk Raudloh. Masya Allah.. kami bisa melaksanakan sholat 2 rokaat dan bermunajat memanjatkan doa-doa. Tidak terasa air mata berjatuhan menetes di pipi dan kupanjatkan sholawat kepada Rasulullah Saw. yang makbaroknya hanya beberapa meter saja dari tempat kami berada, Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad wa’ala ali Sayyidina Muhammad" Kurdi semakin erat menggenggam tangan istrinya sambil mengangkat tangan melambaikan tangan ke makbarok Rasulullah.
Di dalam Masjidil Haram Makkah terdapat tempat-tempat tertentu yang sangat istimewa. Saat berada di tempat tersebut, para ulama menganjurkan umat Islam untuk berdoa.
Selain Hijir Ismail, tempat istimewa lainnya di Kabah yaitu Multazam. Ini merupakan dinding yang terletak antara Hajar Aswad dengan pintu Kabah. Multazam adalah tempat yang dipercaya mustajab. Artinya, ketika berada di tempat ini, doa yang dipanjatkan diyakini akan terkabul.
Wajar jika banyak Muslim yang menunaikan ibadah haji dan umroh rela berdesak-desakan. Mereka ingin menyentuh Multazam agar keinginannya terkabul. Ketika berada di Multazam, Bapak Kurdi dan Ibu Maslikah teringat pesan dari Kyai di kampung dianjurkan untuk membaca doa ini.
"Allahumma lakal hamdu hamday yuwafu ni’amaka wayukaafi’u mazidaka ahmadu bijami’i mahamidaka ma ‘alimtu minha wama la a’lamu ‘ala jami’i ni’amika ma ‘alimtu minha wama la ‘alamu wa ‘ala kulli halin allahumma shallii wa sallim ‘ala muhammadin wa ‘ala ali muhammadin, allahumma a’izdni minasy syaithanir rajimi wa a’idzni min kulli su’in wa qanni’ni bima razaqtani wabarik li fihi allahummaj’alni min akrami wafdika ‘alaika wa alzamni sabilal istiqamati hatta alqaka ya rabbal ‘alamin"
"Ya Allah, segala puji bagi-Mu, dengan pujian yang menyampaikan pada kenikmatan-Mu dan menepati tambahan kenikmatan itu. Aku memuji-Mu dengan semua pujian baik yang aku ketahui maupun yang tidak aku ketahui atas segala keadaan. Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam atas Nabi Muhammad Saw dan keluargaa Nabi Muhammad Saw. Ya Allah, lindungilah aku dari segala keburukan dan jadikanlah aku qana’ah menerima apa yang Engkau berikan dan berkahilah di dalamnya untukku. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang yang mulia yang Engkau utus, dan tetapkanlah istikamah sampai aku bertemu kepada-Mu, Wahai Tuhan pemilik seluruh alam.”
Selanjutnya Ayah dan Ibu menengadahkan tangan minta ampun dari dosa-dosa yang sudah dikerjakan,
"Allahumma inni astaghfiruka mimma tubtu ilaika minhu summa udtu fih wa astaghfiruka mimma ja’altahu ala nafsi summa la uffi bihi laka wa astaghfiruka mima za’amta anni aradtu bihi wajhaka fakhalata qalbi minhu ma qad amiltu".
"Ya Tuhan, aku memohon ampun kepadamu dari apa-apa yang telah aku sesali lalu aku mengulanginya, dan aku memohon ampun atas apa yang telah Engkau tetapkan namun aku tak melakukannnya, dan aku memohon ampun atas dugaanku terhadap-Mu yang membuat hatiku resah"
Tidak lupa Ayah dan Ibu Berdoa Mohon Perlindungan dari Keburukan Perilaku
"Allahumma
inni a'uzubika min syarri ma amiltu wa min syarri ma lam a'mal"
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan sesuatu yang telah aku perbuat dan dari keburukan yang belum aku perbuat."
Demikian
kisah ayahku, hidup dari latar belakang seorang petani dan pedagang kerbau
hingga kini masih hidup dan usianya sudah 80 tahun. Memiliki anak 7, cucu 16
dan cicit 7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar