ketakketikmustopa.com., Nabi Ibrahim AS sebelum mendapat ujian dari Allah terlebih dahulu memantapkan ketauhidan dengan cara mencari Allah. Beliau menyaksikan peredaran, bintang dan bulan kemudian lenyap di siang hari, lalu menyaksikan matahari yang menyinari alam semesta kemudian lenyap di malam hari, berarti ini bukan Tuhan, karena bintang, bulan dan matahari ternyata memiliki keterbatasan
Diantara peristiwa penting Nabi Ibrahim lagi, beliau pernah meminta kepada Allah bagaimana menghidupkan orang yang telah mati, Allah menegur Nabi Ibrahim, apakah kamu belum meyakini dan percaya kepada Tuhanmu? Saya percaya tetapi hanya untuk ketentraman jiwa, lalu Allah memerintahkan Ibrahim menyembelih empat ekor burung dagingnya dicampur dan diletakkan pada empat gunung lalu panggil maka keempat burung tersebut kembali.
Berikutnya adalah pengorbanan Nabi Ibrahim yang patut diteladani adalah, Pertama, dibakar dalam api. Karena tidak mendengar ajakan Nabi Ibrahim dan tetap menyembah patung, akhirnya Nabi Ibrahim menghancurkan patung-patung hanya menyisakan satu patung besar dengan kampak dilehernya. Beliau di sidang.
Ketika hakim bertanya, “Apakah engkau yang menghancurkan patung-patung Tuhan kami“?.
“Patung besar yang memakai kalung kampak besar itulah pelakunya“. Jawab Nabi Ibrahim.
“Coba Tanya saja pada patung yang besar itu siapa yang terlibat dalam penghancuran patung-patung kecil“. jawab Nabi Ibrahim lagi
Hakim tercengang dan berbisik-bisik, lalu berkata, ”Engkau tahu patung tidak dapat bicara kenapa harus saya bertanya padanya.
“Alangkah
bodohnya kalian, telah tahu patung tidak dapat bicara apalagi menolong kalian,
kenapa disembah dijadikan sebagai Tuhan! Kenapa kalian tidak menyembah Allah
yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menguasai hari pembalasan.“
tegas Nabi Ibrahimlagi.
Hakim
memutuskan Ibrahim dibakar hidup-hidup karena telah menghina Tuhan mereka.
Diperintahkan penduduk untuk mengumpulkan kayu sehingga menumpuk seperti gunung
lalu dilemparlah Ibrahim kedalam api yang menyala. Dengan izin Allah api
berubah menjadi dingin dan tidak membakar tubuh Ibrahim. Hal ini diceritakan
dalam Al-Quran surah Al-Anbiya:69)
“Kami
berfirman, hai api menjadi dinginlah, dan selamatlah Ibrahim”. (Al-Quran surah
Al-Anbiya:69)
Penduduk Babylon terkejut ketika melihat Nabi Ibrahim bangun hidup-hidup dari tumpukan bara api. Sebahagian mereka mulai percaya dengan agama yang dibawa Ibrahim bahkan putrid raja Namrud berteriak membenarkan agama yang dibawa Ibrahim. Karena tidak mendengar dakwah Ibrahim Raja Namrud dan penduduk Babylon diberi bencana oleh Allah dengan topan dan nyamuk.
Nabi Ibrahim AS Diuji meninggalkan keluarga di gurun pasir, ketika Ibrahim meninggalkan Ismail yang masih bayi dan Siti Hajar yang masih menyusui, istrinya bertanya,
“Apakah Tuan akan meninggalkan kami ditempat yang gersang dan tandus, tanpa bekal“? Ibrahim terus berjalan.
Siti Hajar bertanya, “Apakah ini perintah Allah“?
“Ya” jawab Nabi Ibrahim.
“Kalau ini memang perintah Allah, maka Allah pasti tidak akan menyia-nyiakan kami”. tanya Siti Hajar
Ibrahim berdoa kepada Allah, “(Rabbij’al hadza baladan aminan warzuqahlahu minatsamarati walardh”.
Ketika
persediaan bekal makanan berkurang, Siti Hajar mulai gundah. Dia melihat padang
pasir yang terik dibakar matahari seperti gelombang air lalu berlari, ternyata
hanya fota morgana. Setelah tujuh kali pulang pergi berlari-lari kecil dari
Bukit Shafa ke Marwah. Sampai akhirnya ia mendengar seperti ada suara air
mengalir di bawah kaki putranya Ismail.
Siti Hajar segera mendekati Ismail dan melihat ada air deras dan jernih yang keluar dari dalam tanah yang tandus. Ia segera membasahi tanah dengan sedikit air untuk dijadikan mangkuk atau wadah air.
Peristiwa berikutnya pada suatu malam Nabi Ibrahim bermimpi agar mengorbankan Ismail. Beliau ragu dengan mimpi tersebut apakah datang dari Allah ataupun bukan, malam berikutnya Beliau bermimpi lagi hingga Beliau yakin dan mantap bahwasanya benar mimpi itu dari Allah.
Di suatu hari Ibrahim mengajak putranya untuk bermain dan menceritakan mimpinya kepada putra tersayang sebagaimana disebut dalam Al-Quran.
“Manakalah usianya telah mampu berusaha dengan ayahnya Ibrahim mengatakan wahai Anakku, tadi malam ayah bermimpi bahwasanya Allah memerintahkan untuk menyembelih dirimu, ayah ingin tahu bagaimana pendapatmu. Ismail menjwab, “Wahai ayahku jika itu memang perintah Allah, maka tunaikanlah, insya Allah engkau akan melihat saya menjadi anak yang sabar”. Nabi Ibrahim sangat terharu dengan jawaban Ismail dan menjalankan perintah Allah dengan penuh kesabaran yang akhirnya Allah menggantikan Ismail dengan seekor kibas. (Al-Qur’an surat al-Shaffat ayat 101)
Momentum
Idul Adha adalah waktu yang tepat untuk merenung sejenak hendaknya kita semakin
mendekatkan diri pada Allah SWT, karena sangat mungkin perjalanan hidup kita
sudah semakin jauh bahkan mungkin berada dalam luuran dosa.
Tidak sedikit orang tua sekarang yang telah menjadikan anaknya sebagai korban ketidak sanggupan mereka dalam mendidik, sehingga anaknya terjerumus dalam Narkoba, pola pikir materialis dan perkembangan media sosial yang merusak
Meneladani
pengorbanan Nabi Ibrah im ASyang telah mampu menjalankan perintah Allah dan
membangun rumah tangga atas dasar ketakwaan kepada Allah SWT
Wallohu
a'lam
Selamat
Hari Raya Idul Adha 10 Zulhijah 1445 Hijriah / 17 Juni 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar