Perempuan, Pena, dan Peradaban: Kartini di Tengah Mahasiswi STID Al-Biruni Cirebon



Abstrak

Tulisan ini bertujuan mengeksplorasi semangat emansipasi, pendidikan, dan literasi R.A. Kartini dalam konteks kekinian, khususnya di lingkungan STID Al-Biruni Cirebon yang mayoritas mahasiswinya adalah calon dai’ah dan cendekiawan Muslimah. Melalui pendekatan kualitatif-deskriptif, tulisan ini menyoroti bagaimana Kartini menjadi simbol perjuangan literasi dan kesetaraan gender dalam Islam, serta bagaimana semangat itu diinternalisasi oleh mahasiswi dalam kegiatan akademik, kepenulisan, dan dakwah kampus. Kajian ini menunjukkan bahwa integrasi nilai-nilai Kartini dengan nilai Islam memperkuat posisi perempuan dalam kontribusi terhadap pembangunan peradaban.

Kata Kunci: Kartini, perempuan, literasi Islam, dakwah kampus, STID Al-Biruni

1. Pendahuluan

Raden Ajeng Kartini merupakan sosok pelopor kebangkitan perempuan Nusantara. Gagasan-gagasannya tentang pentingnya pendidikan, kesetaraan, dan emansipasi dituangkan melalui surat-surat kepada sahabat-sahabatnya di Eropa, yang kemudian dibukukan dalam Habis Gelap Terbitlah Terang.¹ Kartini menjadikan pena sebagai senjata untuk mengubah realitas sosial dan membuka jalan bagi kaum perempuan.

Dalam konteks kekinian, perjuangan Kartini menemukan relevansinya di lembaga pendidikan tinggi, khususnya yang berbasis keislaman. STID Al-Biruni Cirebon, sebagai kampus yang menyiapkan kader-kader dai dan intelektual Muslimah, menjadi ruang strategis bagi perempuan untuk terus melanjutkan perjuangan literasi dan keilmuan. Tulisan ini hendak menelaah bagaimana semangat Kartini hidup di tengah komunitas akademik mahasiswi STID Al-Biruni.

2. Tinjauan Pustaka

Pemikiran Kartini tidak dapat dilepaskan dari diskursus emansipasi perempuan.² Kartini percaya bahwa pendidikan adalah kunci pembebasan, dan perempuan memiliki hak setara dalam mengakses ilmu.³ Dalam konteks Islam, sejumlah pemikir seperti Amina Wadud, Asma Barlas, dan Luluk Sururin telah membuktikan bahwa ajaran Islam sejatinya mendukung penguatan peran perempuan melalui ilmu dan dakwah.⁴⁻⁵

STID Al-Biruni sebagai kampus Islam menawarkan pendekatan literasi berbasis nilai dakwah. Mahasiswinya tidak hanya didorong untuk memahami teks-teks klasik, tetapi juga dibekali keterampilan menulis, berbicara, dan berorganisasi sebagai modal untuk menjadi agen perubahan.

3. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan metode studi pustaka (library research) dan observasi partisipatif di lingkungan kampus STID Al-Biruni. Sumber data berasal dari buku, jurnal, catatan kegiatan kampus, serta dokumentasi karya tulis mahasiswa dan wawancara informal dengan beberapa mahasiswi dan dosen pembimbing.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Pena dan Literasi sebagai Alat Dakwah

Mahasiswi STID Al-Biruni aktif dalam berbagai kegiatan literasi: menulis artikel di buletin kampus, mengikuti lomba karya tulis ilmiah, serta menyusun skripsi bertema sosial-keagamaan. Aktivitas ini menjadi bentuk nyata dari semangat Kartini, di mana pena digunakan untuk menyampaikan gagasan dan menyuarakan nilai-nilai Islam.⁶

4.2. Kartini dalam Bingkai Islam

Kartini sering dianggap mendobrak tatanan patriarki Jawa dan kolonial, namun pemikirannya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam surat-suratnya, Kartini mengungkap ketertarikannya pada ajaran Islam yang rahmatan lil alamin dan memperjuangkan keadilan.⁷ Mahasiswi STID mengadopsi nilai-nilai ini dalam kegiatan dakwah digital, penyuluhan ke masyarakat, dan forum diskusi keislaman.

4.3. Integrasi Nilai: Menulis untuk Peradaban

Perempuan Muslimah dalam sejarah Islam memiliki rekam jejak kontribusi keilmuan yang kuat—seperti Aisyah ra., Fatimah al-Fihri, hingga ulama perempuan kontemporer.⁸ Mahasiswi STID menjadi representasi perjuangan Kartini kontemporer: menulis tidak hanya untuk akademik, tapi sebagai bentuk pengabdian sosial dan dakwah.

5. Kesimpulan

Semangat Kartini dalam membebaskan perempuan melalui pendidikan dan pena tidak luntur oleh zaman. Mahasiswi STID Al-Biruni menjadi bagian dari estafet perjuangan ini dengan menjadikan literasi sebagai jalan dakwah dan pemberdayaan. Integrasi antara nilai-nilai Kartini dan nilai-nilai Islam memperkuat posisi perempuan Muslimah dalam membangun peradaban yang inklusif dan berkeadaban.

Wallahu a'lam

Daftar Pustaka

1. Kartini, R.A. Habis Gelap Terbitlah Terang. Jakarta: Balai Pustaka.

2. Sururin, Luluk. Emansipasi Perempuan dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: LKiS, 2012.

3. Hasanah, Umi. Literasi Digital dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta: Deepublish, 2020.

4. Azra, Azyumardi. Islam Substantif. Bandung: Mizan, 2000.

5. Wadud, Amina. Qur’an and Woman: Rereading the Sacred Text from a Woman’s Perspective. Oxford: Oxford University Press, 1999.

6. Dokumentasi Kampus STID Al-Biruni: Buletin Dakwah Mahasiswa, 2022–2024.

7. Barlas, Asma. Believing Women in Islam: Unreading Patriarchal Interpretations of the Qur'an. Austin: University of Texas Press, 2002.

8. Mernissi, Fatima. The Forgotten Queens of Islam. Minneapolis: University of Minnesota Press, 1993.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar