Dakwah Humanis untuk Masyarakat Minus: Kajian Multidisipliner


Abstrak

Tulisan ini membahas pendekatan dakwah humanis sebagai respons terhadap tantangan sosial dalam masyarakat marginal atau “minus”. Melalui pendekatan multidisipliner yang melibatkan perspektif teologi Islam, sosiologi, psikologi sosial, dan komunikasi dakwah, tulisan ini menyoroti pentingnya kehadiran dakwah yang solutif, empatik, dan kontekstual. Penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif dengan telaah pustaka dan studi kasus dari beberapa praktik dakwah berbasis pemberdayaan. Hasilnya menunjukkan bahwa pendekatan dakwah humanis meningkatkan efektivitas pesan keagamaan sekaligus memperkuat modal sosial umat. Dakwah tidak hanya menjadi media penyampaian ajaran, tetapi juga sarana transformasi sosial bagi masyarakat rentan.

Kata Kunci: dakwah humanis, masyarakat minus, multidisiplin, transformasi sosial, keadilan sosial

Pendahuluan

Dakwah dalam Islam memiliki dimensi yang sangat luas, tidak hanya bersifat verbal dan simbolik, tetapi juga praksis dan sosial. Dalam konteks masyarakat yang mengalami keterbatasan akses pendidikan, ekonomi, dan layanan publik—yang dalam tulisan ini disebut sebagai “masyarakat minus”—dakwah seharusnya tidak datang dalam bentuk ceramah normatif semata, tetapi melalui pendekatan yang empatik, solutif, dan humanis¹. Dakwah yang humanis menuntut pendakwah untuk memahami realitas sosial masyarakat secara lebih mendalam dan menyampaikan Islam sebagai rahmat, bukan beban.

Pendekatan Multidisipliner

1. Perspektif Teologi Islam

Dakwah dalam Islam memiliki akar yang kuat dalam misi kenabian sebagai pembawa rahmat. Allah SWT berfirman: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam” (QS. Al-Anbiya: 107). Ini menunjukkan bahwa dakwah bukan sekadar seruan verbal, tetapi juga aksi nyata yang membela dan mengangkat martabat kelompok yang terpinggirkan².

2. Perspektif Sosiologis

Sosiologi dakwah menyoroti struktur sosial yang timpang dan bagaimana dakwah dapat menjadi kekuatan transformasi sosial. Dakwah yang ramah pada masyarakat miskin misalnya, tidak hanya menyampaikan norma, tetapi juga memperjuangkan akses terhadap pendidikan, ekonomi, dan hak sosial³.

3. Perspektif Psikologi Sosial

Pendekatan psikologi sosial menekankan pentingnya mengenali emosi, pengalaman traumatis, dan hambatan psikologis masyarakat. Sebuah pesan dakwah hanya akan efektif jika ia menyentuh dimensi afektif dan mengandung empati terhadap kondisi hidup mustadh’afin⁴.

4. Perspektif Komunikasi Dakwah

Komunikasi dakwah dalam masyarakat minus perlu menggunakan bahasa yang membumi, pendekatan persuasif, serta metode partisipatif. Komunikasi ini harus mampu membangun kepercayaan, menghindari bahasa diskriminatif, dan bersifat membangun⁵.

Studi Kasus: Dakwah dan Aksi Sosial

Banyak lembaga dan tokoh dakwah telah mengimplementasikan dakwah humanis secara nyata. Misalnya, program “Dakwah Kemanusiaan” Dompet Dhuafa yang memberikan layanan kesehatan gratis ke pelosok, atau “Pesantren Yatim Mandiri” yang mengintegrasikan pembinaan spiritual dan keterampilan hidup⁶. Pendekatan ini secara tidak langsung membentuk kesadaran beragama yang positif, bukan karena takut dosa, tapi karena merasa dicintai dan dihargai.

Kesimpulan

Dakwah humanis adalah kebutuhan mendesak dalam lanskap sosial masyarakat Indonesia yang masih diwarnai ketimpangan. Pendekatan ini harus didukung dengan integrasi keilmuan dari berbagai disiplin untuk menyusun strategi dakwah yang kontekstual. Melalui dakwah humanis, Islam bisa tampil sebagai kekuatan pembebasan dan pemberdayaan, bukan hanya ritualitas normatif.

Wallohu a'lam 

Footnote

1. Jalaluddin, Psikologi Dakwah (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), 44.

2. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 1997), 263.

3. Sri Wahyuni, “Dakwah dan Perubahan Sosial,” Jurnal Sosiologi Dakwah 5, no. 1 (2020): 16–17.

4. Abraham H. Maslow, Motivation and Personality (New York: Harper & Row, 1987), 89.

5. Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), 112.

6. Nurul Huda, “Implementasi Dakwah Sosial di Lembaga Filantropi Islam,” Jurnal Komunikasi Islam 8, no. 2 (2021): 47–49.

Daftar Pustaka

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Huda, Nurul. “Implementasi Dakwah Sosial di Lembaga Filantropi Islam.” Jurnal Komunikasi Islam 8, no. 2 (2021): 44–53.

Jalaluddin. Psikologi Dakwah. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002.

Maslow, Abraham H. Motivation and Personality. New York: Harper & Row, 1987.

Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 1997.

Wahyuni, Sri. “Dakwah dan Perubahan Sosial.” Jurnal Sosiologi Dakwah 5, no. 1 (2020): 10–20.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar