Gambar : Para mahasiswa sedang membacakan puisi secara bergantian Antologi Puisi Cinta untuk Baginda Nabi Besar Muhammad Saw. karya Mustopa
ketakketikmustopa.com, 21/12/2023. Di penghujung tahun 2023 ini Dewan Ekskutif Mahasiswa (DEMA) STID Al-Biruni Cirebon menggelar acara Parade Puisi Mahasiswa dan Bedah Buku Antologi Puisi Cinta Untuk Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. acara ini dihadiri oleh para mahasiswa dan perwakilan dari masing-masing organisasi intra kampus yaitu, Pengurus Dema STID Al-Biruni Cirebon, Mahasiswa Pencinta Alam Langit Biru (Mapalangit Biru) STID Al-Biruni, Paduan Suara Mahasiswa (PSM) STID Al-Biruni dan organisasi ekstra kampus yaitu, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat STID Al-Biruni Cirebon.
Kegiatan parade puisi dan bedah buku ini juga sekaligus dalam rangka memperingati "Hari Teh Internasional" . Acara ini digelar agar mahasiswa dan masyarakat kampus mengenal dunia sastera dan dunia literasi sambil menikmati hidangan minuman teh.
"Kami atas nama Dema STID Al-Biruni ingin memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Mustopa selaku dosen pengajar di kampus yang kita cintai ini atas karya-karyanya di bidang literasi menulis buku dan menulis karya sastera, juga kami ingin mendorong para mahasiswa untuk giat dalam menulis karya-karya sastera yang sudah mulai ditinggalkan" kata Fathurrohman selaku Ketua Dema STID Al-Biruni.
Para mahasiswa yang membaca puisi secara bergantian yang jumlahnya 26 judul puisi yang terhimpun dalam buku Antologi Puisi Cinta Untuk Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Sekalipun dibacanya tidak seperti para penyair hebat sekelas Gus Mus, W.S. Rendra, Taufik Ismail, Hamka, nampak para mahasiswa antusias dan semangat dalam membacakannya.
Bapak Mustopa dalam pemaparannya setelah acara selesai mengungkapkan, "Hari ini di kalangan dunia akademik sangat kering akan hasil-hasil karya sastera, kurang minat menulis puisi, sungkan menulis novel, cerpen dan lain sebagainya. Kami yang sudah berpuluh-puluh tahun sedang terjebak dalam pemikiran praktis pragmatis, sebaliknya di luar kalangan akademik begitu derasnya karya-karya sastera novel atau puisi yang terlahir bukan dari kalangan akademik, Justeru terlahir dari kalangan masyarakat umum yang notabene bukan dari kalangan kampus" Kata Pak Mustopa yang lebih senang dipanggil Mang Mus.
Pada era1980 atau 1990an para siswa di sekolah SMP atau MTs sudah berapa kali khatam membaca novel Siti Nurbaya: Kasih Tak Sampai Karya Marah Rusli, Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Hamka, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka dan lain-lain. Di Bidang karya puisi kita banyak mengenal karya puisi dari para penyair : Aku karya Chairil Anwar, Hujan Bulan Juni karya Supardi Djoko Darmono, Sajak Widuri Untuk Joko Tobing karya W.S. Rendra, Dalam Kemah karya Mohamad Gunawan dan lain-lain.
Di kalangan pesantren kita mengenal sang maestro sosok KH. Mustopa Bisri yang lebih dikenal dengan Gus Mus, beliau sampai sekarang tidak hanya kyai yang mengelola santri di pesantrennya atau memikirkan umat di seantero Indonesia tapi juga beliau seorang penyair yang sudah menghasilkan ratusan puisi diantaranya, Surabaya, Putera-Puteri Pertiwi, Soal, Negeriku, Di Taman Pahlawan, Keluhan, Kita Semua Asmuni atau Asmuni Cuma Stu, Kalau Kau Sibuk Kapan Engkau Sempat, Mula-Mula, Identitas Atawa Aku Dalam Angka, Guruku, Orang Penting, Puisi Balsem dari Tunisia, Nyanyian Kebebasan atawa Boleh Apa Saja, Pilihan, Suwuk Kulhu Sungsang, Suwuk Solibin, Suwuk ManiCemar, Kepada Penyair, Orang-Orang Besar, Andai Kata, Ibu, Nasihat Ramadhan Buat A Mustofa Bisri, Ya Rasulullah, Sajak Cinta, Negeriku, Dalam Tahiat, Doa Rasulullah SAW, Rasanya Baru Kemarin.
Menjawab beberapa pertanyaan yang di lontarkan mahasiswa terkait dengan sejarah sastera di Indonesia, Mustopa menjelaskan apa itu sastera, "Jadi, apakah yang dimaksud dengan sejarah sastra Indonesia itu? Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) bahwasannya sejarah ialah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Artinya sejarah sebagai upaya penyampaian yang terjadi pada masa lampau. Dengan demikian, sejarah memiliki sifat keaslian yaitu fleksibel atau menyesuaikan dalam hal penting. Hal ini menunjukkan bahwa sejarah mempunyai satu versi tunggal yang hadir dalam permukaan pembaca dan pendengar dalam versi pemilik peristiwa tersebut. Peristiwa bersejarah dalam sastra Indonesia salah satunya yaitu polemik antara golongan Manifes Kebudayaan dengan kelompok Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) pada waktu 1960-an. Dalam peristiwa tersebut dapat dipahami sifat asli sejarah, yaitu fleksibel mengikuti kemauan para pemiliknya, dan diyakini dari peristiwa tersebut bahwa sejarah tak mungkin langsung dipahami oleh satu versi realitas. Hal ini berarti menunjukkan semakin banyak pelaku sejarah, semakin pula bervariasi versi yang muncul. Artinya dalam versi pemilik peristiwa tersebut tidak ada satu versi tunggal terhadap sejarah yang menerima kehadiran ke permukaan pembaca dan pendengar." paparnya.
Di saat sekarang ini, kampus harus menjadi garda terdepan dalam membangkitkan karya-karya sastera yang terlelap tidur panjang, karena itu atas dasar pemikiran ini Dema STID Al-Biruni Cirebon menggelar parade puisi dan bedah buku.
3 Jam Pembacaan Parade Puisi
Diskusi
semakin asyik sambil menikmati hidangan "Baso
Mertua" dibarengi dengan "Es Teh, "Mertua", "Tembe Mendoan Mertua"
hingga tidak terasa waktu hampir maghrib. Sebelum diskusi ngobrol santai
tentang sastera, tentang bagaimana bisa menulis, terlebih dahulu pembacaan
Parade Puisi Cinta Untuk Baginda Nabi Besar Muhammad Saw Karya Mustopa dibacakan selama 3 jam, mulai jam 14.00 WIB - 17.00 WIB, Berikut judul-jidul puisi tersebut :
2. Terbitnya Cahaya
3. Cahaya Seluruh Alam
4. Halimah Assa’diyah
5. Antara Ibunda dan Kakek
6. Ketegaran Sang Paman
7. Bahira Sang Rahib
8. Sang Pengembala Kambing
9. Al-Amin
10. Gua Hiro
11. Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi
12. Di Atas Bukit Shafa
13. Tekanan
14. Hijrah
15. Tahun Kesedihan
16. Thaif
17. Isra dan Mi’raz
18. Baiat Aqabah
20. Perang Badar
21. Perang Uhud
22. Fathu Makah
22. Bebondong-bondong Masuk Islam
23. Haji Wada’
24. Tanda Perpisahan
25. Peristiwa Sebelum Wafat
26. Berita Meninggalnya Nabi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar