Merdeka
Belajar Di Tengah Industri Pendidikan
-Mustopa-
Sebelum
kita kaji judul di atas alangkah baiknya kita lihat makna pendidikan dari perspektif agama. Kata pendidikan diambil dari bahasa Arab didapat
ada Tarbiyah dan ada Taklim dengan berbagai derivasinya. Kedua kata tersebut
terdapat di beberapa tempat dalam
Al-Qur’an dengan berbagai konteks yang berbeda-beda. Untuk mengkaji
masalah ini, digunakan pendekatan tematik (maudlu’i) dengan meneliti ayat-ayat
yang berhubungan dengan pendidikan. Dan dapat
disimpulkan bahwa konsep tarbiyah dan
ta’lim adalah proses pembinaan, pengembangan, dan pemeliharaan serta pemberian
bekal berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik agar mereka
memiliki kepribadian dan sikap mental yang luhur, sehingga mampu melaksanakan
tugasnya sebagai khalifah Allah di muka
bumi dengan daya nalar masing-masing.
Ada juga yang berpendapat bahwa pendidikan merupakan alat untuk mencapai kebahagiaan bagi seluruh umat manusia, dan pendidikan yang berkualitas akan mencerminkan masyarakat yang maju damai dan mengarah pada sifat-sifat yang konstruktif, pendidikan juga menjadi roda penggerak sehingga kebudayaan dan kebiasaan dari tiap-tiap zaman menjadi berubah mengikuti perubahan pendidikan. Maka ketika ingin mencapai kehidupan yang lebih baik tentunya pendidikan lah jawabannya.
Kalau kita lihat pada Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 secara eksplisit menyatakan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi beban untuk kebaikan pemerintah. Dalam sejarah perkembangan pendidikan di tanah air memang sejak zaman kolonial dulu Indonesia jauh tertinggal dengan negara-negara Eropa makanya banyak pelajar pada saat itu belajar ke luar negeri dan kalaupun ada di bumi pertiwi sekolah-sekolah itu dikhususkan untuk orang-orang Belanda dan pribumi dari kalangan ningrat.
Baru setelah zaman kemerdekaan mulai berfikir bagaimana pendidikan untuk rakyat dan masyarakat luas. Dibangunlah sistem pendidikan sejak zaman Orde Lama, Orde Baru, Masa Reformasi hingga sekarang sudah mengarah ke arah yang lebih baik. Namun tetap saja masih kurang maksimal masih tertinggal jauh dengan negara-negara maju.
Di setiap zamannya, pendidikan di Indonesia sedang menuju ke arah kemajuan. Bisa kita lihat dari beberapa kebijakan pemerintah mulai dari program wajib belajar, beasiswa kepada masyarakat kurang mampu dan program-program yang mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan.
Setiap kita menyaksikan pergantian pemimpin pemerintah selalu ada perubahan kebijakan terutama dalam dunia pendidikan, ganti menteri ganti kebijakan. Mungkin tujuannya merubah kebijakan ke arah ekonomi, ke arah politik, ke arah semua sektor dan lain sebagainya. Namun semua disiplin ilmu tidak bisa teraktualisasikan secara maksimal dalam mewujudkannya apalagi pendidikan di setiap wilayah belum merata.
Pendidikan di masa sekarang dibawah kekuasaan Presiden Joko Widodo, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengeluarkan kebijakan yang sangat spektakuler sangat revolsioner hingga kebijakan ini menjadi perbincangan orang banyak, program “Merdeka Belajar” program ini mengimplementasikan dengan menghapuskan Ujian Nasional mulai tahun 2021 diganti dengan sistem penilaian Asesment Kompetensi Minimum dan survey karakter.
Asesment Kompetensi Minimum adlah kompetensi yang benar-benar minimum dimana kita bisa memetakansekolah-sekolah dan daerah-daerah berdasarkan kompetensi minimum. Kata Nadiem, kebijakan Merdeka Belajar yang akan diterapkan karena melihat nilai bukanlah penentu kompetensi seseorang, termasuk juga akreditasi sekolah bukan tolak ukur kemampuan lembaga sekolah yang baik.
Kebijakan ini bukan berartin tanpa kritikan. Setelah program Merdeka Belajar kontan saja menuai keritikan dari masyarakat, seperti para siswa, mahasiswa, dan orang tua siswa. Mereka beranggapan nantinya ketika kebijakan ini tidak lagi memikirkan Ujian Nasional yang sebetulnya ia adalah sebagai barometer kemampuan siswa yang soal-soalnya disesuaikan dengan kurikulum pada zamannya.
Yang dipertanyakan lagi oleh masyarakat tentang program Merdeka Belajar karenakonsep ini belum menemukan arah kemana tujuannya apakah untuk peningkatan ekonomi hingga menuntut siswa belajar dengan bebas. Atau mungkin dengan konsep Merdeka Belajar agar siswa kelak setelah dewasa mampu menyelesaikan berbagai masalah. Baik itu masalah sosial, politik, budaya, agama, adat istiadat, berbangsa dan bernegara.
Secara keseluruhan, Merdeka Belajar yang diluncurkan Nadiem terdiri dari empat isu penting yakni: Penggantian format UN, pengembalian kewenangan ujian sekolah bersetandar nasional (USBN)ke sekolah, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang hanya 1 lembar, dan naiknya kuota jalur prestasi pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) dari sebelumnya 15 % menjadi 30 %. Ujian Nasional yang tadinya menjadi pintu gerbang bagi para pelajar untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi akan ditiadakan mulai tahun 2021. Keberadaan UN setelah beberapa tahun berlangsung dianggap lebih mengedepankan capaian nilai akademik sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan yang juga membutuhkan aspek psikologis dan perkembangan kepribadian siswa.
Pada era sekarang ini persaingan hidup manusia semakin terlihat terutama dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup ekonominya. Selain karena kebutuhan hidup manusia semakinmeningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi, terdapat juga budaya populer prestise. Hal ini merupakan langkah awal membawa kita bersaing di masa depan dalam usaha mencapai kecukupan hidup.
Pendidikan yang sesuai bakat dinilai dapat menyukseskan persaingan ekonomi tadi. Wilayah pendidikan formal yang sangat diharapkan menjadi peluang sukses dalam persaingan ekonomi. Pada kenyataannya memang benar, budaya peradaban kita memang menuntut hal itu.
Sistem Pendidikan di Indonesia digunakan sebagai sarana pencerdasan anak bangsa sejak bangsa ini berdiri. Anakyang memiliki kesempatan pendidikan yang baik cenderung akan memiliki kesempatan memperoleh posisi penting di dalam masyarakat. Tidak heran saat ini berjamur lembaga-lembaga pendidikan diiringi dengan banyaknya program-program pemerintah untuk menggalakan pendidikan. Sekolah menjamur di mana-mana dan ini dijadikan persaingan dalam industri pendidikan.
Selain persaingan pendidikan berupa menjamurnya sekolah-sekolah masih ada sejumlah bisnis lain yang memanfaatkan sektor pendidikan.
Dimulai dari yang paling dasar seperti PAUD sampai Perguruan Tinggi, terjadi perputaran uang yang sangat melimpah. Jika dikelola dengan baik lembaga pendidikan ini bisa menghasilkan keuntungan yang sangat luar biasa. Tren bisnis sekolah ini marak tidak hanya di kota-kota besar , terjadi juga di desa-desa.
Bimbingan belajar atau Bimbel adalah bisnis pendidikan yang baik juga banyak diminati oleh masyarakat perkotaan yang sekarang juga sedang tren di pedesaan. Bisnis pendidikan Bimbel ini bisa tidak diminati oleh masyarakat mana kala tidak bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi zaman sekarang. Yaitu harus mampu bertransformasi ke Bombel online.
Lembaga Kursus
Lembaga kursus mulai populer sejak orang-orang mulai sadar bahwa untuk bersaing di industri sekarang membutuhkan skill spesifik. Materinya sangat bervariasi mengikuti perkembangan industri.
Banyak tempat kursus yang menawarkan pembelajaran seputar dunia digital, seperti web, developement, programming, digital arketing, data analysist, dan lain-lain.
Homescholing
Bisnis pendidikan homeschooling berkembang semakin pesat dari tahun ke tahun karena dianggap cukup efektif dalam memberikan pendidikan yang sesuai dengan kepribadian anak
Atas nama pendidikan, industrialisasi pendidikan dapat muncul di mana saja selama manusia membutuhkan uang untuk memenuhi hajat hidupnya. Bahkan jika melihat kondisi sekarang ini, perubahan pencerdasan anak bangsa di dunia pendidikan tidak akan tercapai selama uang dijadikan daya saing. Industri pendidikan dengan menjamurnya sekolah-sekolah contoh nyata persaingan industri pendidikan. Hal ini dikarenakan peradaban kita saat ini menuntut agar perkembangannya didasarkan pada industri pendidikan yang tidak lepas dari materi atau uang.
Barang kali ini yang dimaksud oleh Menteri Pendidikan, Bapak Nadiem Makarim, Merdeka Belajar dalam pendidikan untuk mencapai hak-hak hidup manusia, mampu bersaing dengan dunia luar dengan berbagai skill dan kemampuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar