Tulisan ini merupakan simpulan dari berbagai sumber yang tersebar di media sosial, YouTube, TikTok, Facebook, Twitter dan kanal-kanal informasi lainnya yang kini ramai membahas isu paling hangat di dunia internasional: Iran, Israel, dan bayangan perang global.
Beberapa pekan terakhir, dunia dibuat tegang. Kabar tentang Perang Dunia ke-3 terus menggema, apalagi ketika masing-masing negara adidaya mulai saling mengancam dengan senjata nuklir.
Titik panas dimulai dari satu malam yang mencekam—langit Israel diterangi oleh kilatan rudal dan drone balistik yang diluncurkan Iran. Bukan gertakan, bukan simulasi. Ini serangan nyata. Namun lebih dari itu: ini adalah pesan keras dari sebuah negara yang selama ini ditekan dari segala arah.
"Kami Tidak Tinggal Diam"
Serangan ini bukan tanpa alasan. Ini adalah balasan atas serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah. Secara hukum internasional, menyerang perwakilan diplomatik adalah pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara.
Iran membalas bukan sekadar dengan retorika. Ia membalas dengan aksi terukur, strategis, dan terbuka.
Pesan dari Iran jelas:
“Kami bukan bangsa yang akan terus dibungkam. Kami akan membalas.”
Di dunia tempat Israel bisa membombardir Gaza hampir setiap minggu tanpa konsekuensi, Iran kini berdiri sebagai satu-satunya negara Muslim yang tak hanya mengecam, tetapi juga bertindak.
Demokrasi yang Dibalas Fitnah dan Sanksi
Ironis, negara yang sering dicap "anti-demokrasi" oleh Barat justru secara rutin menggelar pemilu—presiden, parlemen, hingga Majelis Ahli.
Namun, karena Iran tidak tunduk pada dominasi Barat, ia dianggap ancaman.
Balasan dari dunia Barat: Ilmuwan nuklir dibunuh, Fasilitas nuklir disabotase, Ekonomi dijatuhkan lewat sanksi menyeluruh, bahkan menyasar barang-barang medis dan kebutuhan pokok rakyat.
Amerika tidak berhenti di sanksi ekonomi. Mereka mencoba mengguncang Iran dari dalam melalui dua alat utama:
1. MEK (Mujahidin Khalq): kelompok oposisi radikal yang tak punya legitimasi di dalam negeri, tapi didanai dan dijual sebagai "pembawa harapan."
2. Reza Pahlavi: putra Shah Iran yang digulingkan pada 1979, kini ditampilkan dalam forum-forum sebagai "pemimpin alternatif".
Tujuannya jelas: mengembalikan Iran ke masa monarki, tunduk, dan pro-Barat.
Senjata Lama: Fitnah Mazhab
Ketika sanksi dan sabotase gagal, mereka mainkan kartu sektarian. Narasi lama dikumandangkan ulang:
“Syiah Iran bukan bagian dari Islam.”
Narasi ini menyebar luas di media sosial, disuarakan oleh influencer dan akun anonim, memperkeruh suasana dan memecah persatuan umat.
Padahal, Iran mendukung Hamas dan Jihad Islami—dua kelompok perlawanan Palestina yang notabene Sunni. Sementara banyak negara Sunni justru menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Rudal-Rudal Iran: Simbol Kedaulatan
Serangan rudal Iran bukan untuk memicu perang, tapi menunjukkan bahwa dunia Islam masih punya harga diri.
Rudal itu bukan sekadar senjata. Itu adalah simbol kedaulatan.
Itu adalah pesan bahwa muslim pun bisa bicara dalam bahasa yang dimengerti para penjajah: kekuatan.
Saatnya Umat Islam Melek dan Merdeka
Iran bukan negara yang sempurna. Namun yang ditakutkan Barat bukan ajaran Syiah-nya, tapi keberaniannya untuk merdeka.
Iran adalah simbol bahwa negara Islam bisa berdiri tanpa harus sujud kepada Washington maupun Tel Aviv.
Kita sebagai umat harus sadar: Jangan mudah terhasut narasi mazhab, Jangan ikut-ikutan menyebar kebencian sektarian, Jangan jadi pion dalam permainan musuh.
Solidaritas Tanpa Syarat
Jika kita benar-benar peduli terhadap nasib rakyat Palestina, masa depan dunia Islam, dan kehormatan umat di hadapan kekuatan global, maka kita harus berdiri bersama kebenaran, bukan bersama propaganda.
Karena musuh sejati kita bukanlah beda mazhab,
melainkan mereka yang ingin kita terus bertengkar agar mereka terus berkuasa.
"Siapa yang mencintai keadilan, akan mencintai keteguhan Iran. Siapa yang mencintai Palestina, akan mengerti kenapa rudal itu diluncurkan."
Wallohu a'lam
Alhamdulillah.., pemikiran cerdas. Bersatulah umat yang merasa muslim untuk membentengi dari hegemoni kapitalisme dan zionisme. Mereka takut kalau muslim bersatu. Makanya terus diadu domba. Sadarlah wahai muslimin sedunia. Bersatulah Allahu akbar!
BalasHapus