Kampung Halamanku
Kampung Halamanku
Memorabilia tentang Tanah Kelahiran
Editor: Msutopa
Penulis:
Ahmad Soleh, Djuharijah,
Elsa Sepputri, Erdiwar, Erna Kurniawati, Frida Tahu, Mijo, Munawar, Mustopa,
Nanang Sugiharti, Wafi Syukri Baraja
Da;am buku ini sebagai editor dan juga sebagai penulis. Tulisanku yang ada dalam buku ini berjudul Tegalgubug Kampung Pasar Sandang Terbesar Se-Asia Tenggara.
Desa Tegalgubug dibandingkan dengan desa
lain yang ada di Kabupaten Cirebon menurut saya
salah satu desa yang secara ekonomi unggul
dalam bidang ekonomi. Karena penghasilan rata-rata masyarakatnya dari berdagang
di pasar sanfang dan industri
rumahan konveksi.
Banyak orang mengatakan bahwa pasar
Tegalgubug adalah Pasar Sandang terbesar se-Asia Tenggara yang luasnya mencapai
20 hektar lebih, dan kegiatan operasional pasarnya dibuka cuma 2
(dua)hari saja, yaitu hari Selasa dan hari
Sabtu. Para
pedagang yang
datang tidak hanya dari desa Tegalgubug saja tapi dari
berbagai penjuru tanah air seperti:
Tasikmalaya, Bandung, Jakarta, Pekalongan, Tegal, Jawa Timur, Sumatera,
Sulawesi dan lain sebagainya.
Letak Pasar Sandang Tegalgubug
dilalui oleh jalur Pantura apalagi
sekarang lebih mudah lagi karena jaraknya dengan pintu tol Palimanan-Kanci, tpl Cikampek-Palimanan
menjadikan pasar ini lebih mudah dilalui pengunjung dari pulau Jawa maupun luar
Jawa melalui jalan tol yang menghubungkan dari Jakarta ke
arah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pasar ini banyak menjual semua jenis
pakaian sandang seperti baju, tas, kerudung, sarung, dan masih banyak lagi
macam lainnya. Disamping pakaian jadi pasar sandang Tegalgubug menjual berbagai
kain bahan pakaian.
Sejarah Pasar Sandang Tegalgubug
Pasar sandang Tegalgubug dimulai sejak tahun
1914 saat itu penduduk setempat mengandalkan kehidupan dengan membuat dan
menjual kemben. Pada masa itu para pembeli berasal dari luar Tegalgubug dengan
aktifitas dimulai pada malam hari dengan
menggunakan pedati.
Kaum perempuan yang
memproduksi kemben dan kaum laki-laki merantau ke Jakarta dan Bandung yang saat
itu sekitar tahun 1960 di Bandung mulai muncul industri tekstil, sering kali
limbah pabrik seperti potongan-potongan kain dari pabrik tekstil di bawa ke
kampung Tegalgubug dan dijadikan olahan tekstil seperti baju, celana kolor,
sarung dan lain-lain menjadi pakaian murah.
Pada tahun 1996 pasar
sandang Tegalgubug pindah ke tempat yang lebih luas tanpa menyatu dengan dengan
rumah-rumah penduduk dan dibuatlah ribuan kios atau los, dari mulut ke mulut
harga murah menjadi ciri khas pasar sandang Tegalgubug semakin terdengar ke
penjuru nusantara akhirnya sampai sekarang perkembangannya sangat pesat.
Kebanyakan para pedagang pasar sandang
Tegalgubug menjual grosiran karena yang membeli disini kebanyakan untuk dijual
kembali di daerahnya masing-masing dan semua yang menjadi pelanggan adalah ikatan persaudaraan yang membuat para
pedagang dan pembeli saling percaya
tidak berbohong.
Seperti saya sebagai penulis dulunya pernah
berdagang dengan modal kecil-kecilan bahkan tidak pakai modal dahulu bisa
ngambil barang ke pasar Tegalgubug seperti: seperay, sarung, baju koko, baju
anak-anak, baju perempuan, jilbab, bahkan kadang belanja kolor dan didagangkan
di luar Tegalgubug dengan distem pemasaran Yarnen atau bayarnya kalau sudah
panen.
Saya juga pernah dagang bahan kiloan di pasar
sandang Tegalgubug karena kain kiloan yang dimaksud masih bagus-bagus dari segi
kualitas dengan harga yang sangat murah. Kain kiloan ini bisa dijual kembali ke
konveksi di kampung yang jauh dari tegalgubug untuk membuat celana, baju,
bawahan, dan lain-lain. Para pembeli biasanya melihat karena harganya yang
murah.
Seiring dengan perkembangan jaman
berkembangnya pasar sandang Tegalgubug luasnya area pasar kurang lebih 20
hektar tidak menampung para pedagang-pedagang baru berkat kreatifitas mereka
kebanyakan beralih ke sistem perdagangan on-line tidak karena perlu lagi kios
atau lapak pasar.
Saya bersama keluarga disamping menjadi
seorang guru juga mengikuti trend bisnis on-line karena modal yang minim saya
mencoba menjadi reseller karena tuntutan jaman saat ini. Yang dijual baju
muslimah, pakaian alat ibadah. Dari jualan dengan sistem reseller lumayan bisa
menambah pengasilan keluarga.
Jualan seperti ini banyak keuntungan yang
didapat, diantaranya tidak harus bayar lapak atao kios di pasar, tidak perlu
angkat-angkat barang yang berkarung-karung, penjualan dngan sangat cepat
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menggunakan android berpengaruh mendorong orang jualan on-line.
Aktifitas seperti ini bisa kita lihat di setiap pojok kampung di gang-gang, di
blok-blok yang biasanya ramai dengan deru suara mesin jahit untuk di pasarkan
di Hari selasa dan Sabtu sekarang para penjahit di tempat konfeksi harus
superekstra untuk kebutuhan paketan on-line.
Sekalipun banyak jasa pengiriman barang yang
ada di Tegalgubug seperti: Indah Group, JNE, ESL Express, Dunia Logistik,
J&T Ekspress, Ninja Ekspress, HWU Ekspedisi, Dunia Logistik, Dakota Cargo,
Indah Logistik, TIKI. Tetapi saya lebih
memilih jasa pengiriman J&T. Saya melihat juga banyak sekali para pedagang
tradisional secara konvensional pindah ke on-line shop atau toko on-line.
Menjelang Ramadhan tiba biasanya yang saya rasakan adalah meningkat ramai pada penanggalan tahun Islam kita bisa melihat peningkatannya transaksi jual beli jatuh pada bulan Rojab, bulan Sya’ban dan bulan Ramadhan sampai menjelang perayaan hari raya Idul Fitri. Begitu juga pasar online meningkat dan tentunya omsetnya juga melimpah. Di tiga bulan ini omset meningkat.
Jelang Lebaran Omset Melonjat
Di pertengahan bulan Ramadlan biasa saya
menjalankan dua sistem dalam berdagang, yang pertama ikut dagang di pasar dan
yang kedua menjalankan bisnis jual beli dengan sisten on-line. Ketika saya
mberdagang di pasar sandang tegalgubug
suasana tambah padat, macet karena pengunjung dan pembeli sampai ke bahu
jalan berjubelan merepotkan para sekuriti, karyawan dan petugas pasar. Tidak
heran kalau banyak orang jahat seperti copet tidak kuat menahan hasrat jahatnya
mencopet tidak jarang juga banyak yang ketangkap.
Sekalipun demikian kalau sudah mencapai
jelang hari H-7 jelang lebaran biasanya
pengelola pasar minta bantuan aparat keamanan dari kepolisian sektor
Arjawinangun sehubungan jalan yang di depan pasar sandang Tegalgubug adalah
jalan pantura yang dipadati para pemudik dari perantau ibu kota pulang ke arah
Jawa. Kalau sudah demikian maka sya sudah mulai libur dagangnya.
Ketika artikel ini ditulis di kawasan pasar
sandang tradisional tegalgubug sedang dibangun MTC Tegalgubug Mal yang menjual
pakaian jadi dari berbagai merk baik eksport maupun infort dibangun di atas
lahan 8.500 M2 yang pada awalnya pembangunan MTC Tegalgubug ini mendapat
penolakan dari masyarakat.
Sekalipun mendapatkan penolakan masyarakat
Tegalgubug, Pemerintah Kabupaten dan Investor sudah bulat mendirikan MTC
Tegalgubug karena melihat potensi ekonomi pasar Tegalgubug bagaikan gadis
seksi.
Pemerintah Kabupaten Cirebon membuka peluang
besar-besaran untuk memajukan ekonomi
kawasan pasar sandang Tegalgubug yang saat ini sudah menjadi icon
grosiran pakaian jadi di Cirebon. Pemerintah membuktikan keseriusannya dengan
terus mengembangkan kawasan ini agar segera terwujud.
MTC Tegalgubug diperkirakan akan menjadi
pusat grosir terbesar, termegah dan modern di Cirebon lengkap dengan semua
fasilitas pendukung bisnis seperti internet wifi dengan kecepatan tinggi, ATM
Center dan lain sebagainya.
Pemerintah Daerah dan pengembang mengharap
seluruh warga masyarakat mendukung mimpi besar menjadikan Tegalgubug sebagai
pusat grosir pakaian terbesar di Asia Tenggara yang akan berdampak pada
peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Tegalgubug.
Dalam hati kecil saya, apakah nasib saya dan
teman-teman pedagang kecil akan tergusur dengan kehadiran Mal MTC ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar