Hari ini hari Minggu bertepatan dengan Tanggal 10 Muharram atau yang dikenal sebagai Hari Asyura. Ini adalah momen penting dalam kalender Islam yang tidak hanya menyimpan satu peristiwa, tetapi menghimpun berbagai sejarah besar umat manusia. Asyura menjadi saksi pertolongan Allah kepada nabi-nabi-Nya, dan juga menjadi titik tolak perubahan besar dalam perjalanan keimanan dan moralitas umat manusia. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri berbagai peristiwa yang terjadi pada hari ini dan hikmah di baliknya.
Nabi Musa Diselamatkan dari Fir‘aun
Peristiwa paling populer terkait Asyura adalah terbelahnya Laut Merah ketika Nabi Musa dan Bani Israil dikejar oleh Fir‘aun dan bala tentaranya. Allah memerintahkan Musa untuk memukul laut dengan tongkatnya, lalu laut pun terbelah dan menjadi jalan keselamatan:
“Maka Kami wahyukan kepada Musa, 'Pukullah laut itu dengan tongkatmu.' Maka terbelahlah laut itu, dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar.” (QS. Asy-Syu‘ara: 63)¹
Rasulullah ﷺ mencontohkan puasa Asyura sebagai bentuk syukur atas keselamatan Musa. Ketika ditanya tentang puasa Asyura, beliau bersabda:
“Puasa pada hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa tahun yang lalu.” (HR. Muslim No. 1162)²
Nabi Ibrahim Selamat dari Api Raja Namrud
Menurut sebagian riwayat, pada hari Asyura pula, Nabi Ibrahim a.s. selamat dari api yang dinyalakan oleh Raja Namrud. Allah berfirman:
“Wahai api, jadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya’: 69)³
Peristiwa ini menjadi simbol bahwa orang yang berjuang untuk tauhid akan dijaga oleh Allah, bahkan dari bahaya yang tampak mustahil untuk diselamatkan.
Nabi Yunus Dikeluarkan dari Perut Ikan
Dikisahkan pula bahwa Nabi Yunus a.s. dikeluarkan dari perut ikan pada hari Asyura, setelah sebelumnya memohon ampun kepada Allah dalam kesendiriannya:
“Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Anbiya’: 87)⁴
Doa ini dikenal sebagai dzikir penyelamat, dan Asyura menjadi pengingat bahwa taubat yang tulus adalah pintu pertolongan dari segala kesulitan.
Nabi Nuh dan Mendaratnya Kapal di Bukit Judi
Menurut beberapa riwayat Israiliyat, kapal Nabi Nuh a.s. mendarat dengan selamat di Bukit Judi pada tanggal 10 Muharram, setelah berbulan-bulan terombang-ambing oleh banjir besar.⁵
Kisah ini menyimbolkan pemulihan peradaban manusia setelah azab besar, dan menjadi pengingat bahwa rahmat Allah selalu mengikuti orang-orang yang sabar dan beriman.
Sayyidina Husain Gugur di Karbala
Yang tak kalah penting adalah peristiwa syahidnya Sayyidina Husain bin Ali r.a. di Padang Karbala. Ia bersama keluarganya dibantai oleh pasukan Yazid bin Mu‘awiyah pada 10 Muharram 61 H. Dalam perjalanan menuju Irak, Husain berkata:
“Aku tidak keluar untuk membuat kerusakan atau kesombongan. Aku keluar untuk mengajak kepada kebaikan dan menolak kebatilan.”⁶
Tragedi Karbala bukan hanya luka sejarah, tapi juga menjadi api semangat keberanian melawan kezaliman, bahkan ketika jalan itu berujung pada kematian.
Hikmah dan Pesan dari 10 Asyura
Asyura bukan sekadar tanggal dalam kalender hijriah. Ia adalah titik perenungan umat untuk:
Belajar dari kesabaran dan keimanan para nabi.
Meneladani keteguhan moral Sayyidina Husain.
Menyadari bahwa pertolongan Allah datang setelah ujian yang panjang.
Menumbuhkan semangat tobat dan pemurnian hati.
Membangun kesatuan umat dengan nilai kemanusiaan, bukan kebencian.
Hari ini, saat dunia dipenuhi konflik dan perpecahan, Asyura menjadi seruan universal akan pentingnya keadilan, kasih sayang, dan perjuangan tanpa kekerasan.
Wallahu a'lam
Footnote
1. Al-Qur’an, Surah Asy-Syu‘ara: 63.
2. HR. Muslim, Shahih Muslim, No. 1162, Kitab Ash-Shiyam.
3. Al-Qur’an, Surah Al-Anbiya’: 69.
4. Al-Qur’an, Surah Al-Anbiya’: 87.
5. Lihat: Ibn Katsir, Al-Bidayah wa al-Nihayah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1985), Jilid 1, hlm. 119–121. Juga diriwayatkan secara populer dalam kisah-kisah Israiliyat.
6. Al-Tabari, Tarikh al-Rusul wa al-Muluk, ed. Muhammad Abu al-Fadl Ibrahim, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah), vol. 4.
7. M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 203–207.
8. Sayyid Qutb, Fi Zhilal al-Qur’an, tafsir Surah Al-Baqarah: 177–179.
9. Ali Shariati, Husain: The Martyr of the Path of Truth, Islamic Seminary Publications.
10. KH. Hasyim Asy’ari, Adabul ‘Alim wal Muta’allim, tentang pentingnya mengambil pelajaran dari sejarah Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar