Gambar KH. Lukman Hakim, MA. sedang mengisi tausiyah ceramah peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, yang diselenggarakan oleh STID Al-Biruni Cirebon
ketakketikmustopa.com, 29/09/2024. Artkel ini ditulis dan dirangkum dari isi ceramah Pengajian Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Yang disampaikan oleh Pembina Yayasan Amal Al-Biruni KH. Lukman Hakim, MA.. Acara Pengajian Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW diselenggarakan oleh DEMA Mahasiswa STID Al-Biruni Babakan Ciwaringin Cirebon. Dalam ceramahnya KH. Lukman Hakim, MA. pentingnya mahasiswa atau generasi sekarang bisa menguasai dua pilar, yaitu ilmu pengetahuan dan harta yang melimpah.
Dalam kehidupan, ada dua elemen utama yang menjadi kunci kesuksesan seseorang: ilmu dan harta. Banyak orang yang belum mendapatkan penghormatan atau pengakuan di masyarakat karena kekurangan salah satu atau kedua hal tersebut. Oleh karena itu, jika kita ingin mencapai keunggulan dalam hidup, penting untuk memahami bahwa ilmu dan harta adalah komponen yang harus kita miliki. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Al-Ilmu wal Mal Yasturoni Kulla Amrin”, yang berarti ilmu dan harta akan menyempurnakan segala urusan.
Pentingnya Ilmu dan Harta dalam Kehidupan
Tidak memiliki ilmu atau harta membuat seseorang rentan. Kondisi ini bisa menjadi penghambat bagi perkembangan individu dan masyarakat. Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya ilmu dan harta dalam menjalani kehidupan. Meski demikian, lebih baik jika seseorang memiliki salah satu dari keduanya, dibandingkan tidak memiliki keduanya sama sekali. Orang yang miskin dan bodoh berada dalam posisi yang paling rentan, karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi tantangan kehidupan.
Dunia saat ini dikuasai oleh dua kelompok besar: mereka yang memiliki pengetahuan luas dan mereka yang memiliki kekayaan berlimpah. Dalam sejarah Islam, tokoh-tokoh hebat selalu diiringi oleh kekuatan ekonomi yang solid. Nabi Muhammad SAW, sejak usia 11 tahun, sudah belajar berdagang dan mendapat predikat Attujarul Amin, pedagang yang paling jujur. Ini menunjukkan bahwa dalam dunia bisnis, kejujuran adalah dasar yang tidak bisa ditawar. Tidak ada kesuksesan yang dapat dicapai tanpa kejujuran.
Rasulullah sebagai Teladan Pengusaha Sukses
Jika kita menganalisis profil bisnis Rasulullah di zaman sekarang, posisinya mungkin dapat disamakan dengan pengusaha besar seperti Mark Zuckerberg, Elon Musk, atau Bob Sadino kalau di Indonesia. Nabi Muhammad SAW tidak hanya berdagang secara lokal, tetapi juga lintas negara, menunjukkan pentingnya memiliki pandangan luas dan kemampuan bersosialisasi dengan dunia luar. Generasi saat ini harus mengikuti jejak beliau, memperluas wawasan dan relasi ke seluruh dunia.
Untuk menjadi yang terbaik dalam ilmu, sudah saatnya kita mengajarkan ilmu dengan bahasa internasional seperti Arab, Inggris, atau China. Hal ini penting agar transformasi pengetahuan dan ilmu tidak terbatasi oleh wilayah atau bahasa lokal saja.
Para Khalifah dan Kekuatan Ekonomi
Para Khulafaurrosyidin juga menjadi teladan penting dalam hal keseimbangan antara ilmu dan harta. Khalifah Abu Bakar adalah seorang saudagar kain, sementara Khalifah Umar bin Khattab dikenal memiliki kekayaan yang, jika dihitung dengan kurs saat ini, bisa mencapai 7 triliun rupiah. Khalifah Utsman bin Affan bahkan lebih kaya lagi, dan Khalifah Ali, yang dikenal sebagai gerbang ilmu, juga memiliki bisnis yang bernilai miliaran. Ini menunjukkan bahwa para sahabat terdekat Rasulullah, yang dijamin masuk surga, bukanlah orang-orang yang hidup dalam kemiskinan.
Jika kita mengamati para ulama terdahulu, seperti Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani, mereka juga terlibat dalam bisnis dan memiliki kekayaan yang signifikan. Al-Jilani, misalnya, adalah seorang pebisnis sutra yang sukses. Hal ini membuktikan bahwa kekayaan tidak bertentangan dengan kesalehan, melainkan bisa menjadi sarana untuk memperkuat posisi umat dalam dunia yang kompetitif.
Kritik terhadap Kondisi Umat Islam Saat Ini
Ada pertanyaan yang sering diajukan: mengapa umat Islam, yang Nabinya seorang pengusaha sukses, banyak yang hidup dalam kemiskinan? Sementara umat Kristen, yang Nabinya hanya seorang penggembala, banyak yang kaya raya. Ini seharusnya menjadi renungan bagi kita semua. Sudah saatnya umat Islam bangkit dari kebodohan dan kemiskinan. Kita harus belajar dari teladan Rasulullah dan para sahabatnya bahwa ilmu dan harta adalah kunci untuk menguasai dunia dan mencapai keberhasilan.
Ilmu dan
harta adalah dua pilar penting dalam strategi hidup yang harus kita kuasai.
Mereka yang memiliki pengetahuan dan kekayaan akan memiliki pengaruh besar
dalam kehidupan. Rasulullah dan para sahabat telah memberikan contoh yang jelas
bahwa Islam tidak hanya mengajarkan tentang keimanan, tetapi juga tentang
pentingnya kesejahteraan ekonomi. Jika kita ingin mengikuti jejak mereka, kita
harus membekali diri dengan ilmu yang luas dan kekayaan yang memadai, sambil
tetap berpegang pada nilai-nilai kejujuran dan integritas.
Dengan menguasai ilmu dan harta, kita tidak hanya akan menjadi lebih dihormati, tetapi juga mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat dan agama.
Acara
ditutup dengan Pembacaan Antologi Puisi Cinta Kepada Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW oleh Bapak Mustopa, beliau adalah dosen STID Al-Biruni, penulis
sekaligus sasterawan yang sedang beranjak naik.
Wallohu
a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar