Gambar flayer kegiatan seminar jurnalistik yang diadakan oleh IPNU/IPPNU PAC Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon
ketakketikmustopa.com, Hari ini, Sabtu 10 Agustus 2024. Kami diminta untuk mengisi acara kegiatan seminar jurnalistik untuk para pelajar se-Kecamatan Waled yang diselenggarakan oleh IPNU/IPPNU PAC Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon. Berikut kami akan sampaikan materi singkat dengan judul Jurnalistik Untuk Pelajar.
Perkembangan teknologi dan informasi pada saat ini telah banyak mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Perkembangan teknologi di era digitalterlihatdengan munculnya berbagai informasi yang dikolaborasikan dengan perkembangan teknologi. Perpaduan dua hal tersebut salah satunya tercipta berbagai media massa online, blog, web, dan sebagainya.
Perangkat komunikasi yang semakin canggih mempunyai pengaruh yang besar dalam perubahan tatanan distribusi informasi saat ini. Salah satu teknologi yang terus berkembang misalnya kamera yang terintegrasi dalam perangkat komunikasi nirkabel dapat membuat informasi yang dihimpun menjadi lebih lengkap karenadidukung visualisasi atau gambartempat peristiwaterjadi (Brown, 2012). Akibatnya, setiap orang terkadang dapat mendistribusikan informasi yang memiliki nilai berita. Penyampaian berita bahkan lebih cepat daripada seorang jurnalis. Jika ini terjadi, para pelaku industri media pemberitaan harus berpikir bagaimana menjaga eksistensi mereka sebagai penyaji informasi faktual mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan gaya hidup masyarakat yang semakin maju.
Media harus mengakomodasi munculnya Citizen Journalism atau pewarta warga yang dapat berperan aktif dalam mengumpulkan, memilih, dan melaporkan informasi yang memiliki nilai berita(Flew,2008). Munculnya Citizen Journalism atau pewarta warga berkaitan dengan semakin berkembangnya jaringan sosial media yang mengiringi perkembangan Information Communication Technology (ICT). Kehadiran media sosial menunjukkan teknologi informasi dan komunikasi telah masuk ke dalam lini kehidupan manusia dalam konteks membangun hubungan sosial (Flew, 2008).
Citizen Journalism muncul karena masyarakat sudah mampu beradaptasi dengan literasi media. Literasi media yang banyak dilakukan lebih mengarah pada dua bentuk pendekatan, yaitu kritis dan praktis. Pendekatan kritis mengarah pada bentuk apresiasi media. Sementara itu, pendekatan praktis mengarahkan pada produksi media. Berbagai pendekatan praktis yang bersifat produktif ini jarang dilakukan oleh para pelajar. Di masa pandemi seperti saat ini tentunya banyak sekali informasi yang bisa ditulis atau disampaikan. Oleh karena itu, salah satu yang hal yang penting dalam kegiatan literasime dia adalah dengan melakukan pelatihan jurnalistik dalam rangka membuat dan mengelola media di sekolah dengan memberikan pengetahuan dasar-dasar jurnalistik, wawancara, peliputan, foto jurnalistik, bahkan mendesain media sekolah. Selain itu, kegiatan ini menjadi penting dalam hal mendidik anak sejak kecil untuk membuat, menyalurkan berita dengan benar. Oleh karena itu, belajar jurnalistik itu perlu diperkenalkan sejak dini karena nilai-nilai yang terdapat dalam jurnalistik sudah langka di era revolusi industri. Jika masih banyak ditemukan berita fitnah, hoaks, hasutan, provokasi, apa lagi atau menebar kebencian itu sama sekali bukan produk jurnalistik. Jurnalistik tidak hanya berkaitan dengan koran, majalah, radio, televisi atau media online, jurnalistik pada hakikatnya sebuah cara berpikir kebenaran dan objektivitas. Jurnalistik sejatinya hadir bukan untuk menyesatkan, melainkan untuk memperlihatkan kebenaran. Ketika siswa belajar tentang jurnalistik, secara tidak langsung ia akan mendapatakan pentingnya nilai-nilai kehidupan. Siswa akan belajar tentang independen, netral, akurat, jujur, dan benar :
Berikut ini cara yang digunakan sekolah untuk melatih para siswa agar suka terhadap kegiatan jurnalistik
1. Pelatihan dan atau pembelajaran menulis jurnalistik mampu menumbuhkan dan meningkatkan efikasi diri (selfefficacy) disamping upaya untuk meningkatkan kompetensi menulis.
2. Pelatihan dan atau pembelajaran jurnalistik dipandang sebagai sebuah proses dan tidak hanya mempertimbangkan produk. Sebagai sebuah proses, sesungguhnya menulis tidaklah berlangsung linear, kadangkala ia merupakan sebuah siklus. Penamaan masing-masing tahap lebih ditujukan untuk mengidentifikasi aktivitas proses penulisan sehingga lebih memudahkan dalam proses pembelajaran.
3. Pelatihan dan atau pembelajaran jurnalistik semestinya berpusat pada peserta didik dengan mengeksplorasi pengalaman personal dan kolektif yang dimilikinya. Para peserta didorong untuk menemukan gaya kepenulisannya sendiri, tanpa harus diseragamkan. Keberagaman harus diapresiasi sebagai potensi yang harus dikembangkan. Pelatihan dan pembelajaran jurnalistik harus diselenggarakan dengan pendampingan yang intensif. Proses pendampingan perlu dilakukan karena peningkatan kompetensi penulisan jurnalistik tidak dapat dilakukan secarainstan, tetapi perlu proses intensif dan terpogram secara sistematis.
Peserta pelatihan dalam membuat berita sudah memperhatikan memperhatikan unsur 5W+1H. Para peserta mecoba untuk mengaplikasikan materi yang didapatkan dengan memasukkan unsur-unsur berikut ini.
1. What (Apa) : peristiwa apa yang sedang terjadi
2. Who (Siapa) : siapa saja yang terlibat dalam peristiwa
3. Where (Dimana) : dimana peristiwa itu terjadi
4. When (Kapan) : kapan peristiwa itu terjadi
5. Why (Mengapa) : mengapa peristiwa itu dapat terjadi
6. How (Bagaimana/Berapa) : bagaimana proses terjadinya peristiwa tersebut.
Mencari Sumber Informasi
Setelah para peserta pelatihan mendapatkan peristiwa viral atau unik yang layak untuk diberitakan, selanjutnya mereka dapat melakukan pencarian sumber. Pencarian sumber ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang tepat dan juga benar untuk diteruskan kepada masyarakat luas
Pencarian sumber ini juga bertujuan agar informasi yang disampaikan menjadi akurat. Pencarian sumber ini dapat dilakukan dengan cara menemui panitia, saksi mata, pejabat yang terlibat dalam peristiwa yang akan diliput.
Memperhatikan Headline (JudulBerita)
Dalam menulis berita, para peserta pelatihan membuat salah satu yang sangat penting untuk menjadi perhatian adalah judul atau headline berita. Judul berita menjadi kata kunci dariisi berita yang akan disampaikan.
Dalam menulis berita, para peserta memperhatikan materi yang sudah disampaikan sebelmunya, yaitu tidak terlalu panjang dan sesingkat mungkin namun dengan tetap memperhatikan seluruh isi berita. Peserta pelatihan juga dibuat semenarik mungkin agar mendapat perhatian para pemabaca.
MenulisTerasBerita (Lead)
Setelah menulis judul, para peserta melengkapi naskah berita teras berita atau lead. Bagian initerdapat pada alinea pertama dalam naskah berita.Biasanya teras berita ini ditulis dengan cukup singkat sebanyak 35 kata dan diawali dengan unsur Who (siapa) dan What (Apa).
Menulis Isi Berita (Body)
Penulisan isi berita merupakan informasi detail terhadap suatu peristiwa yang akan disampaikan kepada pembaca. Para peserta pelatihan ketika menulis bagian ini dilakukan dengan membuatnya menjadi paragraf yang terdiri dari 3 hingga 4 kalimat saja. Hal ini bertujuan agar pembaca mudah dalam informasiyang disampaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar