Kaulah Sosok Inspiratif Di Hatiku
ISBN 978-602-457-830-5
Penerbit Oase Pustaka Juni 2021
ISBN 978-602-457-830-5
Penerbit Oase Pustaka Juni 2021
Dalam buku ini aku menulis Gusdur Inspirsiku
GUSDUR INSPIRASIKU
-Mustopa-
Siapa sih yang tidak kenal sosok Gusdur
atau KH. Abdurrahman Wahid, hampir semua orang mengenal sosok beliau karena
beliau pernah menjadi Presiden yang ke empat dari tahun 1999 hingga tahun 2001
menggantikan Presiden B.J. Habibi setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat hasil pemilu tahun 1999.
Bagi kalangan milenial yang lahir tahun 2000-an mungkin kurang begitu mengenal sosok Gusdur wajar karena lahir di tahun 2000-an. Tapi bagi milenial yang beruntung karena waktunya pernah bertemu atau setidaknya pernah dengar nama Gusdur.
Gusdur bagi saya orang yang menganggap semua persoalan atau masalah baik yang besar maupun yang kecil dengan santai, bahkan beliau sering berseloroh “Gitu Saja Kok Repot” kelihatannya ucapan yang sering dilontarkan Gusdur itu sepele tapi justru mengandung makna agar selalu serius dan optimis.
Beliau sering mengatakan DPR itu laksana anak TK (Taman Kanak-kanak), Departemen Sosial dibubarkan bahkan sesuatu yang tidak lumrah di masyarakat pada saat itu Gusdur melakukannya seperti menjalin komunikasi dengan Israil padahal sebagian umat Islam di Indonesia anti Yahudi.
Surat kabar Haaretz menyatakan julukan pada KH. Abdurrahman atau Gusdur sebagai A Friend of Israil in The Islamic World. Wartawan Israil Micha Odonheimer bertanya: “Anda di Israil dikenal sebagai teman, ini cukup tidak lazim untuk seorang pemimpin Islam”. Gusdur menanggapinya dengan santai, gitu aja kok repot.
Gusdur ternasuk tokoh yang paling unik menurut saya, ia seorang tokoh Islam yang lahir bukan dari kalangan biasa. Beliau cucu dari pendiri Jamiyah Islam Nahdlatul Ulama Khadrorusyaikh KH. Hasim Asy’ari meski demikian ia jauh dari stereotip bahwa pemimpin Islam itu harus memusuhi Yahudi atau Israil, sebaliknya ia dekat dengan Israil.
Kenangan yang tidak bisa dihilangkan dari ingatan adalah ketika bulan ramadlan tiba anak-anak sekolah pasti riang gembira ria dengan waktu yang sangat lama. Tentu saja tidak segampang persoalan liburan sebulan penuh dalam bulan ramadlan beliau dengan santai berujar, Gitu aja Kok Repot.
Seorang Gusdur tidak dimiliki di negara manapun, beliau hanya satu-satunya sosok milik Indonesia yang mendunia bahkan diakui oleh seluruh dunia karena faham pluralismenya diterima oleh semua golongan dan semua agama. Maka menjadi hal yang wajib jika kita belajar dari sejarah dan kiprah Gusdur sebagai salah satu guru bangsa yang pantas diteladani.
Selama hidupnya Gusdur selalu kontroversi atau kalau boleh saya berpendapat Gusdur itu tidak umum bahkan sejak meninggal sampai sekarang kuburannya tidak pernah sepi dari pejiarah.
Nama Gusdur adalah nama yang paling melekat di masyarakat dari pada nama aslinya Abdurrahman Addakhil nama yang diberikan ayahnya KH. Wahid Hasyim, namun belakangan nama itu berubah menjadi Abdurrahman Wahid mengikuti nama belakang orang tuanya. Tradisi di pesantren kalau anak dari seorang Kyai yang mengasuh pesantren dipanggilnya Gus. Karena nama lengkapnya Abdurrahman Wahid maka diambil kata depannya saja Dur, jadilah Gusdur.
Gusdur termasuk orang yang menolak pengkultusan nasab sebenarnya, maka meskipun dia oleh sebagian orang dianggap berdarah biru karena keturunan ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama dan beliau juga keras menolak diperlakukan istimewa oleh orang-orang di sekitarnya.
Waktu masa kecilnya Gusdur seorang pembelajar yang giat dan tekun menjalani hidup untuk perjuangan membutuhkan usaha-usaha dari dalam dirinya bukan dari nasab.
Usia 5 tahun sudah lancar baca Al-Qur’an yang didapatinya dari kakek KH. Hasyim Asy’ari, Gusdur juga pada masa kecilnya mengikuti les bahasa Belanda saat pindah ke Jakarta mengikuti ayahnya KH. Wahid Hasyim saat itu menjadi Menteri Agama.
Gusdur juga pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta sambil sekolah di SMEP atau Sekolah Ekonomi Pertama.
Selepas dari SMEP Yogyakarta, Gusdur melanjutkan menimba ilmu di Pesantren Tegalrejo asuhan KH. Chudlori dengan belajar tasawuf dan ritud-ritus sufi semacam ziarah. Selepas dari Tegalrejo beliau melanjutkan ke Pesantren Tambak Beras Jombang.
Pada saat melanjutkan belajar ke Universitas Al-Azhar Gusdur belajar ketemu Gusmus (KH. Musthofa Bisri). Luar biasa selama Gusdur kuliah di sana beliau tidak pernah masuk kuliah dan menghabiskan semua uangnya untuk membeli buku dan membacanya sampai tuntas, makanya beliau tidak lulus kuliah tetapi beliau mampu memperlihatkan kekayaan intelektualnya bahwa beliau adalah seorang pembelajar yang hebat. Dia menguasai banyak literatur berbahasa asing, literatur berbahasa Inggris, literatur berbahasa Arab, dan literatur bahasa lainnya.
Tidak lulus kuliah di Al-Azhar Gusdur pindah kuliah ke Irak dan berhasil menyelesaikan studinya. Di Irak beliau banyak bertemu dengan literatur Islam karya sarjana barat. Dari sini beliau berpikir bahwa pembaharusn pemikiran Islam sangat penting.
Semakin dalam wawasan keilmuan Gusdur maka beliau melakukan rihlah ke negara-negara Barat seperti ke Jerman, Belanda, dan Amerika unruk mengarungi lautan ilmu.
Gusdur adalah orang pertama intelektual NU yang banyak menimba ragam dinamika pemikiran Islam baik dari kaum tradisional (NU), modernis (Muhammadiyah).
Saat jadi presiden, Gusdur pernah mengusulkan agar pemerintah mencabut Tap MPRS Nomor XXV Tahun 1900 tentang pelarangan PKI dan pelarangan ajaran Marxisme dan Leninisme di Indonesia meskipun usulan Gusdur kandas.
Saat baru menjabat presiden,
Gusdur langsung tancap gas merombak tatanan birokrasi pemerintahan dengan
membubarkan Departemen Sosial, Departemen Penerangan. Di hadapan DPR Gusdur
melontarkan bahwa DPR seperti Taman Kanak-Kanak.
Di balik kontroversi seorang Gusdur selama menjadi presiden, ada kebaikan yang sangat luar biasa yaitu mengubah keangkeran istana presiden dengan cara menerima tamu dari berbagai kalangan. Mulai dari masyarakat umum, pejabat, hingga kyai kampung yang hanya pakai sarung-peci dan sandal. Bahkan suatu saat Gusdur terlihat kerap Cuma pakai kolor, Gusdur juga kerap menerima tamu hingga larut malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar