Menerobos Jeruji Era Digital



Menerobos Jeruji Era Digital
ISBN  978-602-457-923-4
Penerbit Oase Pustaka Juli 2021


Di buku ini aku menulis tema Burung Gagak dan Guru Yang Inspiratif halaman 51


Burung Gagak dan Guru Yang Inspiratif
-Mustopa-



Di tengah pandemi ini semua bidang kehidupan mengalami kendala dan kesulitan termasuk juga dunia pendidikan. Di sebuah sekolah swasta di Cirebon  bagian Barat-Selatan perbatasan dengan Kabupaten Majalengka ada sebuah sekolah swasta yang lumayan bagus bergengsi namanya Madrasah Terpadu Putera Cendekia (bukan nama sekolah yang sebenarnya) dalam kondisi ini sama mengalami hambatan dalam pembelajaran terutama guru-guru dalam menyampaikan pelajaran dengan daring yang tidak efektif. Sebagai guru tugasnya tidak hanya mengajar dan mendidik saja tetapi bagaimana guru bisa menginsfirasi, bagaimana bisa menginisiasi  pada peserta didiknya supaya kreatif dalam belajar, berkarya dan bebas belajar.


 

Sebagai sekretaris yayasan di lembaga sekolah itu, saya mencoba memutar akal pikiran bagaimana cara memberikan semangat kepada guru-guru dalam mengajar. Pandangan saya tertuju pada sesosok guru namanya Budiman Yasin (bukan nama sebenarnya), penampilannya sederhana mengenakan pakaiannya seadanya bertubuh tidak besar juga tidak kecil, tidak tinggi juga tidak pendek tapi kalau berjalan agak cepat. Ada sesuatu hal yang membuat saya unik pada pak Budi, ia selalu ikut lomba-lomba online sains untuk guru tingkat nasional dan sudah banyak prestasi yang dia diraih, sering juga mengikutsertakan siswa dalam lomba online sains tingkat nasional  juga sering dapat juara.


 

Pak Budi, nama  panjangnya Pak Budiman Yasin suatu hari datang ke ruangan saya di ruangan yayasan bermaksud mengajukan program lomba membuat majalah dinding. “Mohon maaf pak Sekyas (panggilan kepada saya karena saya posisinya sebagai sekretaris yayasan), saya bermaksud mau mengadakan lomba pembuatan majalah dinding untuk kelas 10, 11 dan 12” kata pak Budi pada saya. Lalu saya menjawab: “Silahkan pa Budi diatur saja, kapan waktu pelaksanaannya?” kata saya sambil bertanya kapan pelaksanaannya. “Insya Allah pa, kalau diizinkan bersamaan waktunya dengan hari pendidikan yaitu tanggal 02 Mei 2021” jawab pak Budi.


 

Di sela-sela percakapan saya dengan pak Budi, mata saya tertuju pada buku baru yang dibawa pak Budi yang masih disegel. “Buku apa pak Budi yang di bawa itu, kayaknya buku baru ya?” tanyaku penasaran. “Oo ini buku baru saya baru sebulan terbit pak, judulnya Ramadlan Karim Di Tengah Masa Pandemi” jawab pak Budi penuh percaya diri.

 


Sungguh saya sangat terpikat dengan kesungguhan pak Budi dalam mengajar dan membimbing para siswa Madrasah Terpadu Putera Cendekia, dia menunjukan semangat yang sangat luar biasa yang membuatku memberikan perhatian khusus padanya.Pak Budi aktif mengikuti lomba-lomba even nasional di bidang sains, banyak menginisiasi gerakan literasi di sekolah agar guru-guru maupun murid-murid giat dalam membaca dan menulis. Sudah banyak karya ilmiah yang diterbitkan di jurnal-jurnal pendidikan, banyak buku karya pribadi maupun antologi yang sudah diterbitkan.


 

Adapun buku yang pertama kali ditulisnya adalah Ramadlan Karim Di Tengah Masa Pandemi, terinspirasi dari keadaan masa pandemi Covid-19 yang sangat menegangkan yang meluluh-lantakan semua sendi kehidupan manusia yang mengharuskan semuanya diam di rumah atau di lockdown yang terjadi tahun lalu, tahun 2020 kebetulan tidak lama setelah Covid-19 datanglah bulan suci Ramadlan.

 

 


Tiba lah waktunya pelaksanaan lomba membuat majalah dinding tepat tanggal 02 Mei 2021 bersamaan dengan peringatan hari Pendidikan Nasional bertepatan pula dengan ramadlan hari ke-20 tahun ini. Lomba membuat majalah dinding tidak semua siswa ikut hanya siswa-siswi pilihan yang ditunjuk oleh kepala Madrasah saja yang diperbolehkan tentunya juga dengan mengikuti protokol kesehatan. Cuci tangan pakai sabun, memakai masker dan jaga jarak.


 

Dari kejauhan saya sebagai sekretaris yayasan memperhatikan para siswa yang ikut dalam lomba majalah dinding tetap semangat meskipun tidak banyak yang menonton cukup disaksikan oleh wali kelas dan Pak Budi sangat atraktif semangat sebagai ketua panitia lomba yang ditunjuk oleh kepala Madrasah.


 

Saat jelang siang menunjukan jam 12.00 WIB lomba majalah dinding sudah selesai dan anak-anak yang ikut harus kembali ke asrama mengikuti kegiatan Ramadlan. Saya mengajak bincang-bincang sebentar dengan pak Budi. “Pak Budi, mohon maaf nich mau ngobrol dulu sebentar. Tempo hari apak bawa buku baru tulisan bapak ya?, kalau boleh tahu tentang apa isi buku itu?” saya memulai obrolan.

 


“Buku saya yang pertama kali ditulis judulnya Ramadlan Karim Di Tengah Masa Pandemi, isinya dari catatan harian tematik. Tiap hari saya nulis tentang isu-isu yang sedang terjadi pada hari itu kebetulan di bulan ramadlan dan masa covid tidak jauh dari itu” pak Budi menjawab dengan penuh semangat.

 


Saya manggut-manggut sambil menatap wajah pa Budi yang masih muda tapi sudah banyak karya kreatif dan inovatif untuk Madrasah, guru-guru dan murid-murid. Pemikirannya sangat futuristik untuk madrasah yang berkemajuan. “Pak Budi, saya minta tolong ke sampean bagaimana caranya untuk meningkatkan baca dan tulis bagi guru dan siswa?” Pintaku kepada pak Budi penuh harap. “Mohon maaf pak Sekyas, harus pelan-pelan sedikit-sedikit. Saya sudah merencanakan program dan ingin diajukan ke Bapak. Kita buat program gerakan literasi di madrasah di mulai dari guru-guru dulu setelah ini berhasil maka akan kita terapkan pada siswa” jawab pak Budi.

 


Di sekolah atau di madrasah tidak cukup kalau mengejar prestasi saja harus ada gerakan literasi, bahasa dan sastera mencakup banyak bahasa. Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa China, Bahasa Jepang, Bahasa Korea dan lain sebagainya karena bahasa asing itu sangat penting untuk pergaulan di tingkat internasional. Sosok guru seperti Pak Budiman Yasin memang berbeda dengan guru-guru lainnya, guru yang banyak memiliki talenta yang tidak hanya mengedepankan kecerdasan IQ (intellegence quotient) saja, karena pemikirannya ternyata kecerdasan siswa itu macam-macam. Kalau ada siswa IQ-nya rendah bukan berarti siswa itu tidak cerdas tapi kecerdasan siswa itu ada di bidang lain.

 


Bisa jadi kecerdasannya ada pada EQ atau Emotional Quotient. Kecerdasan emosi ini berhubungan dengan kemampuan kita merespon emosi seseorang dan menggunakan emosi sebagai motivasi diri. Ada juga siswa yang memiliki kecerdasan dalam SQ atau spiritual quotient, kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan memahami hidup dan dia selalu  membangun hidupnya dengan kehidupan positif.

 


Sekalipun pak Budiman Yasin hanya guru biasa dan belum mendapatkan tunjangan apa-apa secara materi. Di hadapan saya sebagai sekretaris yayasan dia mampu menjelaskan pentingnya civitas akademik Madrasah dalam memahami kecerdasan siswa. “Ini mungkin yang membuat saya dari hari ke hari tertambat hati ke pak Budi dan ingin memberikan penghargaan yang se tinggi-tingginya  sekaligus untuk dipromosikan sebagai kepala Madrasah yang baru di rapat yayasan akhir tahun nanti” gumam saya dalam hati.

 


Di hadapan pembina, pengawas dan ketua yayasan dalam rapat akhir tahun yayasan, saya sebagai sekretaris yayasan diminta laporan perkembangan madrasah selama setahun. Saya mengawali laporan dengan sebuah hikayat burung gagak yang cerdas, cerdik yang diabadikan dalam al-Qur’an Surah Al-Maidah ayat 31.

 


Fakta membuktikan bahwa burung gagak memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata burung lainnya. Bahkan ada yang mengatakan kalau burung gagak hidup berkelompok secara sosial dan gagak juga memiliki hukum tersendiri dimana burung gagak yang memiliki kesalahan akan dihakimi oleh gagak lainnya dengan cara dipatok dan dicabuti bulu secara bergerombol. Tidak sampai disitu. Walau tubuhnya kecil, gagak juga memiliki kebiasaan memanfaatkan gagak lainnya untuk mencapai tujuan atau memperoleh makanan.

 


Saya melanjutkan lagi cerita burung gagak. Burung gagak selalu berfikir logis dan tepat dalam menyelesaikan masalah berfikir . Mulai sekarang kita jangan pernah berfikir kalau kedatangan burung gagak akan bertanda datangnya bahaya. Berfikirlah bahwa kecerdasan dan kelicikan burung gagak merupakan kebesaran Allah SWT yang tidak terbantahkan dan menjadi pelajaran  bagi kita manusia agar mendekatkan diri kepada Allah SWT.

 


Setelah saya bercerita tentang burung gagak di hadapan pengurus yayasan, saya berujar: “Mohon maaf yang mulia para pengurus yayasan, di Madrasah kita tercinta atau di Yayasan yang kita banggakan. Sesungguhnya kita memiliki burung gagak yang cerdik yang sudah mengharumkan madrasah kita mulai dari lomba sains tingkat nasional hingga menghantarkan para siswa bisa jadi juara, yaitu Bapak Budiman Yasin atau pak Budi, beliau multi talent dalam dunia pendidikan dan merupakan guru masa depan yang kita miliki dan ini bisa menjadikan madrasah kita go internasional”.

 


Para pengurus yayasan mulai dari pembina, pengawas, ketua dan anggota lainnya terkesima dan akhirnya bertepuk tangan mengucapkan selamat kepada saya.

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar